Anies Sebut Pindah Ibu Kota Tak Berefek pada Kemacetan Jakarta, Pengamat: Check Sound Emang Ngefek?
Bahkan menurut Direktur Charta Politika tersebut, hal yang dilakukan Anies juga tidak akan mengatasi kemacetan di DKI Jakarta.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Pengamat Politik Yunarto Wijaya menanggapi pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menyebut pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim), tidak akan memberikan penyelesaian masalah kemacetan di Jakarta.
Yunarto Wijaya justru menyindir Anies yang berulang kali melakukan check sound Jakarta International Stadium.
Bahkan menurut Direktur Charta Politika tersebut, hal yang dilakukan Anies juga tidak akan mengatasi kemacetan di DKI Jakarta.
Hal itu disampaikan Yunarto di akun Twitter-nya @yunartowijaya, Jumat (28/1/2021).
Ia tampak menanggapi artikel berita yang berjudul "Anies: Pindah Ibu Kota Tak Ada Ada Efeknya pada Kemacertan Jakarta".
Dilansir dari Wartakotalive.com, pernyataan itu disampaikan oleh Anies saat menghadiri Talkshow Format dan Tata Kelola Pemerintahan dalam rangka Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2023-2026, secara daring dalam akun Youtube Pemprov DKI, Kamis (27/1/2022).
"Bicara tentang kemacetan kontribusi pemerintah dalam kemacetan di Jakarta itu kurang dari 7 persen jadi tidak akan ada efeknya pada kemacetan di Jakarta. Karena Jakarta itu kegiatan rumah tangga dan kegiatan tempat usaha," ucap Anies.
Bahkan menurut Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini, yang terpenting bukanlah membahas perpindahan Ibu Kota. Tapi rumusan Jakarta menjadi kota global dunia.
"Nah, sekarang kita malah bicaranya tentang bagaimana Jakarta bisa menjadi salah satu kota global dunia yang melayaninya itu melayani kebutuhan global ini tantangan kita sekarang," papar dia.
Selain itu, orang nomor satu di DKI ini juga mengatakan bahwa Jakarta merupakan Kota Megapolitan terbesar di selatan dunia.
Baca juga: Kritik Pemindahan IKN, Anies Baswedan Sebut Lebih Baik Jadikan Jakarta Kota Global Dunia
Baca juga: Anies Baswedan Beri Kode Maju Pilpres 2024, Pengamat Bocorkan Manuver Gubernur DKI
Adapun megapolitan ini memiliki wilayah penyangga yakni Bekasi, Tangerang, dan Depok.
"Jakarta adalah Kota Megapolitan terbesar di belahan selatan dunia. Tapi megapolitan ini terdiri dari Jakarta, Bekasi Raya, Tangerang Raya dan Depok ini sebagai satu kesatuan. Jadi secara administrasi kita adalah variasi tapi secara peran, Jakarta kota megapolitan terbesar di selatan dunia," tutup dia.
Menanggapi hal itu, Yunarto Wijaya pun memberikan komentar menohok.
"Check Sound berulang-ulang juga gak akan ngefek buat kemacetan jakarta pakgub...," tulisnya.
Kode Anies Maju Pilpres
Nama Anies Baswedan menjadi salah satu tokoh yang disebut-sebut maju di Pilpres 2024.
Baru-baru ini, Gubernur DKI Jakarta tersebut bermanuver dengan menemui para relawannya di Makassar.
Pengamat Politik Ujang Komarudin menilai manuver Anies Baswedan ini sudah menjadi kode keras persiapan maju di Pilpres 2024.
Berdasarkan hasil riset beberapa lembaga survei, Anies Baswedan memiliki tingkat elektabilitas yang tinggi.
Nama Anies Baswedan bersaing dengan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Baca juga: Akun Instagram Giring Menghilang, PSI Singgung Kritikan ke Anies Baswedan : Apa Terlalu Tajam?
Baca juga: Pengamat Sebut Anies Masih Berpeluang Jadi Gubernur DKI Lagi Jika Gagal Nyapres: Ikut Dua-duanya
Meski demikian, Anies Baswedan sendiri masih malu-malu berbicara Pilpres 2024.
Namun, di Makassar lalu, Anies Baswedan menyebut akan ada waktu bagi dirinya berjuang untuk Indonesia.
Dilansir dari Kompas.com, Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menilai langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bertemu para relawan menunjukkan bahwa dia semakin terbuka untuk maju dalam Pilpres 2024.
Adapun Anies Baswedan diketahui bertemu relawannya di salah satu restoran di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (21/1/2022).
"Soal pencapresan Anies itu sudah diketahui publik. Sudah terbuka. Terlepas jadi atau tidak nanti nyapresnya, Anies pasti akan kelola relawan-relawannya dari saat ini," kata Ujang saat dihubungi, Selasa (26/1/2022).
Namun, apabila melihat kans kemenangan Anies pada Pilpres 2024, Ujang belum bisa memastikan apakah tinggi atau tidak.
Menurut dia, Anies Baswedan butuh perjuangan keras karena masa jabatannya akan habis pada Oktober 2022 ini.
Sedangkan pilpres dan pilkada baru dimulai tahun 2024.
"Anies akan habis jadi gubernur. Butuh perjuangan keras agar bisa ikut pilpres atau pilkada," ujar dia.
Baca juga: Serangan Politik Giring ke Anies Disebut Cuma Buat Konten, Fraksi Gerindra : Dia Gak Pakai Nalar
Baca juga: PKS Buka Opsi Dukung Anies di Pilpres 2024, Salim Segaf: Tidak Mesti Nomor Satu atau Dua
Sebelumnya diberitakan, Anies Baswedan bertemu relawan pendukungnya yang tergabung dalam Mileanis Sulsel di sebuah restoran di Makasar, Sulawesi Selatan, Jumat (21/1/2022) malam.
Dalam pertemuan itu, Anies menegaskan saat ini belum waktunya mendeklarasikan diri sebagai calon presiden RI 2024.
Ia saat ini masih fokus mengurus Ibu Kota Jakarta di sisa masa jabatannya yang akan berakhir pada Oktober 2022.
"Begini, saya jawab. Kalau belum masuk waktunya, jangan bunyikan suara azan," tutur Anies Baswedan
menganalogikan menjawab pertanyaan soal capres.
Ia mengatakan, bilamana suara azan lebih awal diperdengarkan dan belum masuk waktunya, orang akan mempertanyakan ada apa gerangan.
"Artinya, coba diperhatikan, kalau dengar azan jam 10 pagi apa yang kita lakukan, semua pasti mengatakan apa ini? Betul kan. Ini belum masuk waktu azan, jadi jangan azan dulu, begitu kira-kira," tuturnya.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mengaku masih melihat perkembangan.
Ia kembali mengibaratkan, sebelum suara azan dikumandangkan, lebih baik dilaksanakan tahrim (tuntunan syarat shalat) lebih dulu.
"Kalau tahrim boleh, orang ambil wudu, datang ke masjid bahwa nanti akan ada azan. Tapi sebelum masuk, jangan azan dulu, semua muazin tahu prinsip itu," ulas Anies Baswedan.
(TribunnewsBogor.com/Wartakotalive.com)