Diklaim Lebih Mematikan, Virus Baru NeoCoV Belum Terbukti Dapat Menular ke Manusia

Meski demikian, NeoCov yang sekarang bermutasi berpotensi mungkin dapat menimbulkan masalah pada manusia.

Editor: Tsaniyah Faidah
Google images
Ilustrasi virus - NeoCov adalah virus yang berasal dari jenis virus corona yang berbeda yang terkait dengan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS-CoV). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Ilmuwan Cina menemukan virus NeoCoV, jenis virus Corona yang ditemukan pada kelelawar.

Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai penularan virus tersebut kepada manusia.

"Ini baru berdasar analisa di laporan artikel, sejauh ini sekarang belum menulari manusia," ujar Pakar ilmu kesehatan dari Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama melalui pesan tertulisnya, Senin (31/1/2022).

Meski demikian, NeoCov yang sekarang bermutasi berpotensi mungkin dapat menimbulkan masalah pada manusia.

"Jadi sekarang belum bermutasi, dan belum tentu juga akan bermutasi lagi atau tidak, bisa saja tetap seperti sekarang dan tidak bermutasi lagi," imbuhnya.

Baca juga: Vaksin Anak di Kabupaten Bogor Masih Dikebut, Kapolres : Capaian Sudah 75 Persen

Ia menyebutkan, dari teori lain NeoCoV adalah virus corona seperti juga penyebab MERS CoV dan juga penyebab Covid-19, maka orang dapat saja berteori bahwa kalau nanti NeoCoV bermutasi maka bisa saja diduga bahwa penularannya akan seperti Covid-19 dan fatalitasnya seperti MERS CoV.

"Sekali lagi, mungkin saja. NeoCoV sekarang tidak bermutasi ke arah menyerang manusia, kalau menyerang manusia maka bisa saja seperti yg dikhawatirkan tapi bisa juga tidak seperti itu," imbuh Prof Tjandra.

Para ahli akan terus memantau perkembangan NeoCoV.

Perlu diketahui bahwa mungkin saja nanti ada virus-virus jenis baru, ini sudah terjadi sejak dulu.

"Tapi sekarang karena pandemi maka semua orang jadi sangat memperhatikan," ucapnya.

Masyarakat sebaiknya mengambil berita dari sumber-sumber terpercaya, atau mengkonfirmasi pada sumber yang tepat, dan jangan cepat mengambil kesimpulan yang mungkin keliru dan apalagi jangan sampai panik yang sama sekali tidak diperlukan.

Baca juga: Selain Flu, Ini 7 Gejala Terpapar Virus Omicron, Jangan Abaikan Jika Rambut Sering Rontok

Disebut lebih mematikan

Sebuah laporan ilmuwan China mengungkapkan ditemukan virus NeoCov, yang diklaim adalah 'varian Covid baru'.

Laporan tersebut pun terdengar mengkhawatirkan, karena selain diklaim sebagai varian Covid baru, juga disebut lebih mematikan.

Melansir The Independent, Sabtu 29 Januari 2022, NeoCov Coronavirus disebut telah mengancam dengan tingkat infeksi dan kematian yang disebut lebih tinggi daripada jenis virus sebelumnya yang menyebabkan pandemi global, yakni SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Dalam laporan tersebut, mengutip sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal online, BioRxiv, pada awal pekan ini, yang diterbitkan para peneliti China dan belum ditinjau sejawat.

Baca juga: Cegah Penularan Covid-19, Liestiadi Larang Pemain Persikabo 1973 Keluar Hotel

Lantas, Apa Itu NeoCov?

Ilmuwan China temukan virus NeoCov, berdasarkan sebuah laporan studi baru yang belum ditinjau sejawat.

Namun, virus NeoCov sebenarnya bukan varian baru dari virus corona yang menjadi penyebab pandemi global saat ini.

Sebaliknya, NeoCov adalah virus yang berasal dari jenis virus corona yang berbeda yang terkait dengan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS-CoV).

Sejauh ini, asal-usul Mers-CoV sendiri tidak sepenuhnya dapat dipahami.

MERS-CoV, selama ini dikenal sebagai virus corona yang ditularkan ke manusia dari unta dromedari (Arab) yang terinfeksi.

NeoCov adalah kerabat dekat virus penyebab infeksi saluran pernapasan Timur Tengah, MERS-CoV dan beredar di antara kelelawar.

Baca juga: IPB University Sebut Ekstrak Tanaman Indonesia Bisa Menghambat Masuknya Virus, Begini Cara Kerjanya

Virus tersebut bersifat zoonosis, artinya, virus corona itu ditularkan antara hewan dan manusia, serta dapat menular melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan hewan.

Dalam penelitian yang diterbitkan pada minggu ini, para ilmuwan Wuhan memperingatkan kan bahwa NeoCov atau Neo Covid dapat menyebabkan masalah, jika ditularkan dari kelelawar ke manusia.

Virus corona tersebut, tampaknya tidak dinetralisir oleh antibodi manusia yang dilatih untuk menargetkan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, maupun MERS-CoV.

Baca juga: Tak Ingin Ada Stigma Negatif, Nama Varian Covid-19 Diganti WHO Jadi Seperti Ini

Studi para ilmuwan China yang mengidentifikasi virus ini sebagai Neo Covid menunjukkan, ada potensi ancaman NeoCov coronavirus menginfeksi manusia, tetapi sejauh ini tidak ada bukti ada indikasi seberapa menular atau fatalnya virus tersebut.

Tes laboratorium juga menunjukkan bahwa kemampuan virus NeoCoV untuk menginfeksi sel manusia buruk.

"Kita perlu melihat lebih banyak data yang mengonfirmasi infeksi pada manusia dan tingkat keparahan yang terkait sebelum menjadi cemas," kata Profesor Lawrence Young, ahli virus di Universitas Warwick, mengatakan kepada The Independent.

Baca juga: Wajib Tahu, Ini Beda Gejala Varian Delta dengan Varian Baru Virus Corona Omicron

Studi pra-cetak ini, kata dia, menunjukkan bahwa infeksi sel manusia dengan virus Neo Covid sangat tidak efisien.

Dia menambahkan bahwa apa yang disoroti ini, bagaimana pun juga perlu tetap waspada terkait penyebaran infeksi virus corona dari hewan, terutama kelelawar, ke manusia.

"Ini (studi temuan virus NeoCov) adalah pelajaran penting yang perlu kita pelajari yang membutuhkan integrasi yang lebih baik dari penelitian penyakit menular pada manusia dan hewan," jelas Prof Young.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Mengenal Virus NeoCov, Varian Covid Baru yang Diklaim Ilmuwan China Lebih Mematikan dan Jangan Panik, Virus Baru NeoCoV pada Kelelawar Belum Terbukti Dapat Menular ke Manusia

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved