Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Misteri Pendaki Tersesat di Gunung Haruman, Ada Mitos Tak Boleh Tebang Pohon Sembarangan

Pendaki yang hilang itu bernama Muhammad Kamaludin (26) warga Kampung Andir Cibogo, Desa Cibiuk Kaler, Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut.

Penulis: yudistirawanne | Editor: Vivi Febrianti
KOMPAS.com / Wahyu Adityo Prodjo
Ilustrasi - Trekking di Lembah Suryakencana 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Seorang pendaki dinyatakan hilang di Gunung Haruman Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Pendaki yang hilang itu bernama Muhammad Kamaludin (26) warga Kampung Andir Cibogo, Desa Cibiuk Kaler, Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut.

Kamaludin diketahui berangkat dari rumah membawa alat berkemah dan melakukan perjalanan sendiri pada Rabu (26/1).

Pemuda tersebut dilaporkan hilang kontak saat mendaki di Gunung Haruman pada Jumat (28/1/2022).

Menurut laporan keluarga, Kamaludin sempat memberikan pesan bahwa dirinya sedang tersesat di Gunung Haruman dan tengah membutuhkan bantuan.

Baca juga: Kirim Pesan ke Orang Tua, Pendaki Gunung Haruman yang Hilang Sempat Minta Tolong Bantuan

Merespon laporan adanya pendaki yang hilang, tim SAR Bandung langsung bergerak untuk melakukan pencarian.

Setelah dilakukan pencarian, Kamaludin dinyatakan selamat dengan kondisi yang sehat.

Kepala Kantor SAR Bandung, Deden Ridwansyah mengatakan, pihaknya resmi menghentikan pencarian lantaran orang tua pendaki memberikan kabar bahwa anaknya telah berada di rumah dengan selamat.

"Pukul 18.15 WIB, tim rescue Kantor SAR Bandung tiba di lokasi dan menerima informasi dari pihak keluarga survivor bahwa survivor sudah kembali ke rumah dalam keadaan selamat," kata Deden Ridwansyah, Sabtu (29/1/2022) lalu.

Deden menuturkan, tim rescue Kantor SAR Bandung bersama pihak kepolisian dan BPBD setempat kemudian melakukan pengecekan langsung ke rumah survivor.

"Menurut keterangan survivor, beliau sempat kebingungan dan tidak tahu arah pulang. Namun akhirnya survivor kembali pulang melewati jalur yang sama seperti yang dia lewati ketika naik ke Gunung Haruman," jelas Deden.

Mitos di Gunung Haruman

Pasca peristiwa pendaki hilang kemudian ditemukan, rupanya Gunung Haruman memiliki mitos tersendiri.

Diketahui, Gunung Haruman merupakan gunung yang berlokasi di Kecamatan Cibiuk dan Kecamatan Kadungora dan memiliki ketinggian 1.217 mdpl.

Gunung Haruman masih diselimuti hutan yang lebat dan dijaga keasriannya oleh warga setempat.

Dilansir dari TribunJabar.id, ikon terkenal di gunung tersebut yaitu adanya makam Syeikh Jafar Sidiq yang berada di kaki gunung, tepatnya di Desa Ciparuen, Kecamatan Cibiuk.

Biasanya setiap bulan Rajab, makam tersebut sering dipenuhi oleh peziarah dari berbagai tempat.

Gunung Haruman kental dengan sosok Syeikh Jafar Sidiq yang merupakan seorang tokoh penyebar agama Islam di Garut.

Ia putra Kiai Mas Mas'ud Dipakusumah yang merupakan generasi ke-8 dari Sunan Pancer Limbangan.

Selain itu Gunung Haruman juga dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai lokasi yang kramat yang hingga kini kelestariannya masih dijaga.

Di puncak Gunung Haruman juga terdapat benda peninggalan sejarah yang saat ini masih ada.

Benda tersebut merupakan sebuah batu yang menyerupai kepala kuda.

Batu tersebut dipercaya merupakan peninggalan Prabu Kian Santang, dan juga dipercaya pernah dipakai sebagai alat transportasi oleh Syeikh Jafar Sidiq untuk berangkat ke Mekkah.

Namun saat ini keadaan batu tersebut sudah rusak sehingga tidak menyerupai bentuk kepala kuda.

Rusaknya batu tersebut diceritakan akibat ulah empat orang pendaki yang menebang pohon yang berada di samping batu tersebut.

Pohon yang ditebangnya itu kemudian menimpa batu kuda itu hingga menyebabkan kondisi batu itu rusak terpecah-pecah.

Dari cerita warga sekitar, para pendaki yang menebang pohon tersebut mendapat balasannya, yakni tiba-tiba meninggal dunia di tempat.

Gunung Semeru tampak cerah terlihat dari Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Selasa (7/12/2021).
Gunung Semeru tampak cerah terlihat dari Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Selasa (7/12/2021). (KOMPAS.COM/ANDI HARTIK)

Tips Cara Aman Mendaki Gunung

Sebelum melakukan pendakian, alangkah baiknya mempersiapkan sesuatunya dengan matang agar pendakian berjalan dengan nyaman.

Berikut tips mendaki aman :

1. Siapkan Fisik

Kegiatan mendaki gunung pasti banyak menguras tenaga.

Ini karena peralatan yang kamu bawa juga tak sedikit.

Belum lagi, jalanan yang terjal kerap membuat pendaki cepat kelelahan dan keram.

Namun, kamu bisa antisipasi hal itu jika kamu mempersiapkan diri dengan berolahraga minimal 2 minggu sebelum pendakian.

Jangan lupa, kamu juga harus tidur yang cukup supaya kondisi fisik tetap terjaga.

2. Siapkan Mental

Ini juga penting.

Bagaimanapun, mental akan diuji saat kamu akan mendaki.

Untuk mempersiapkan mental tersebut, kamu harus terus berpikiran positif.

Berdasarkan pengalaman, emosi yang tidak stabil kerap menghambat perjalanan saat mendaki.

3. Alat Perlengkapan

perlengkapan naik gunung

Membawa perlengkapan merupakan salah satu cara aman mendaki gunung.

Kamu harus mempersiapkan carrier, tenda, sleeping bag, alat makan dan minum, tali, sepatu hiking, hingga peralatan memasak.

Jangan lupa, siapkan juga kotak obat dan yang lainnya seperti, ponco, senter, atau head lamp.

Masukan perlengkapan tersebut ke dalam carrier yang telah disesuaikan.

Ingat, jangan menenteng barang bawaan yang tidak perlu.

4. Pasang Tenda di Tempat Aman

Kamu juga harus memastikan untuk memasang tenda di tempat aman.

Hindari memasang tenda dekat dengan aliran air.

Ini dilakukan supaya kamu terhindar dari binatang.

Selain itu, jangan sekali-kali pasang tenda di tempat yang curam.

5. Gunakan Pakaian Nyaman

Pendaki sering kali luput memperhatikan hal ini.

Menggunakan pakaian aman yang sesuai setidaknya membuat nyaman saat mendaki.

Pakaian yang tebal sangat tidak dianjurkan.

Gunakan pakaian yang cepat menyerap keringat.

Namun, jangan lupa juga untuk membawa jaket.

Ini supaya kamu terhindar dari hipotermia

6. Bawa Makanan Sehat

makanan saat naik gunung

Bawalah makanan atau cemilan yang sehat saat mendaki.

Apabila mendaki selama beberapa hari, maka sesuaikan dengan kalori harian.

Untuk cemilan, disarankan membawa cokelat dan madu untuk meningkatkan stamina saat dipendakian.

Jangan membawa makanan yang menyengat dan berbau anyir untuk menghindari risiko binatang buas.

7. Cari Informasi Tentang Gunung

Mencari informasi tentang gunung yang didaki pun kerap kali diabaikan.

Padahal, ini salah satu cara aman mendaki gunung.

Kenali lebih jauh karakteristik gunung tersebut.

Gali juga informasi tentang aktivitas apa saja yang tidak boleh dilakukan di gunung tersebut.

Jika memungkinkan, ajak teman kamu yang sudah berpengalaman.

8. Jangan Memaksakan

Kamu harus bisa mengontrol diri jika sedang dalam perjalanan mendaki.

Jika kondisi hujan, jangan paksakan terus melanjutkan perjalanan apalagi jika kamu pendaki pemula.

Apabila kurang sehat di tengah jalan, sebaiknya kamu turun kembali ke pos awal dan mengurungkan niat untuk melanjutkan.

Kenali juga periode cuaca yang aman untuk mendaki gunung.

9. Kenali Gejala AMS

Kenali apa itu acute mountain sickness (AMS) atau dalam kata lain penyakit ketinggian di atas gunung.

Gejala ini bisa ringan, sedang dan berat. Mulai dari mual, kehilangan nafsu makan, sesak napas, dan sakit kepala.

AMS biasanya muncul 12 jam hingga 24 jam setelah pendaki tiba pada ketinggian atau berada pada 3.000 sampai 4.000 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Bila kamu merasakan tersebut, ada baiknya tetap melakukan aktivitas ringan dan jangan sampai melamun.

10. Mengurus Izin

Jika gunung yang akan kamu kunjungi berupa taman nasional, maka mengurus perizinan adalah hal yang mutlak.

surat izin masuk kawasan konservasi (Simaksi) adalah salah satu cara aman mendaki gunung.

Ini supaya kamu selalu dalam pemantauan ranger atau petugas.

Dalam izin tersebut, kamu juga harus menyertakan surat keterangan sehat.

Jadi, siapkan izin tersebut jauh-jauh hari sebelum melakukan pendakian.

11. Berdoa

Setelah semuanya sudah dipersiapkan, kamu hanya perlu berdoa.

Kamu juga harus memberi kabar pada orang terdekat jika kamu akan naik gunung.

(TribunnewsBogor.com/Yudistira Wanne)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved