Breaking News

Sederet Cerita Jalur Bukit Bego, 5 Kali Kecelakaan Maut, Warga Ingatkan Sopir Lokasi Menakutkan

Kecelakaan maut kembali terjadi di Bukit Bego, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Bantul, Jawa Tengah, Minggu (6/2/2022).

Penulis: yudistirawanne | Editor: Soewidia Henaldi
TRIBUNJOGJA.COM / Miftahul Huda
Bus pariwisata terlibat kecelakaan di Jalan Imogiri-Mangunan, tepatnya di bawah Bukit Bego, Imogiri Bantul, Minggu (6/2/2022) siang. 

"Tepatnya di Bukit Bego yang berada di perbatasan Kapanewon Dlingo dengan Imogiri," ujar Maryana, Minggu (17/10/2021).

Maryana menambahkan kecelakaan tersebut bermula ketika Ifan berolahraga pagi dengan bersepeda bersama teman-temannya.

Mereka mencari rute di kawasan wisata yang berada di Kalurahan Mangunan.

Setelah puas, mereka pun berniat turun melalui Jalan Mangunan-Imogiri yang kondisinya cukup mulus.

Warga Kabupaten Magelang itu mengikuti rombongan menuju jalan yang cukup curam.

Sepeda ayun yang dikendarai korban melaju dengan kecepatan tinggi dari arah timur ke barat di jalan yang menurun.

Sesampai di lokasi kejadian, saat belok ke kiri karena tidak mampu menguasai sepedanya kemudian sepeda yang dikendarai korban melambung ke kanan menghantam pohon Ingas di sebelah kanan (utara) jalan.

Korban terpental dan keluar dari pembatas jalan.

"Akibat luka yang diderita cukup parah, korban kemudian meninggal di lokasi kejadian," ungkap dia.

Hantaman sepeda ayun ke pohon tersebut nampaknya cukup keras karena sepeda bermerk yang dikendarai korban sampai patah jadi dua bagian.

Luka yang diderita korban pun cukup parah hingga nyawanya tidak tertolong.

Jenazah langsung dievakuasi ke RSUD Panembahan Senopati.

Kondisi jalur ekstrim

Warga yang tinggal di sekitar jalur Bukit Bego, Samadi membenarkan bahwa jalur tersebut kerap memakan korban jiwa atas peristiwa kecelakaan.

Di jalur tersebut, bukan tanjakan yang jadi momok menakutkan.

Sebaliknya, kondisi jalan menurun dan berkelok membuat jalur tersebut menjadi rawan kecelakaan.

Samadi pun menganggap bahwa peristiwa kecelakaan satu bus rombongan yang menewaskan 13 orang menjadi yang terparah.

"Selama kurang lebih 30 tahun bermukim di sini, berulang kali saya mendapati kendaraan nahas yang tergelincir," ujarnya dikutip dari TribunJogja.com.

"Sudah biasa, tapi ini yang paling parah. Sebelumnya ada korban meninggal dunia juga, tapi cuma tiga, itu sebelum pandemi, sekitar dua tahun lalu," tambahnya.

Samadi menegaskan, seringnya kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh jalur yang menyulitkan sopir.

"Yang terakhir itu bus juga, karena turunannya tajam ya, banyak sopir yang kesulitan. Nabrak di dekat situ, beda beberapa meter saja tebingnya," ungkapnya.

"Kalau kendaraan-kendaraan kecil sering banget, cuma kondisinya tidak sampai parah, paling cuma rusak-rusak ringan saja. Ini paling parah," sambungnya.

Tentang Bukit Bego

Dilansir dari Wikipedia, nama Bukit Bego diambil dari sebuah alat berat atau ekskavator (biasa disebut oleh masyarakat lokal dengan nama bego atau beko) untuk menggaruk tanah.

Masyarakat sekitar juga menyebut bukit itu dengan nama Bukit Kedung Buweng karena terletak di Dusun Kedung Buweng.

Adapun tanah yang membentuk bukit tersebut berasal dari kumpulan sisa-sisa proyek penggalian Jalan Imogiri – Dlingo.

Dahulu, aktivitas penggalian tanah di tempat ini digunakan untuk menimbun area perumahan atau gedung.

Hal inilah yang menyebabkan ketinggiannya menjadi lebih rendah daripada sebelumnya.(*)

(TribunnewsBogor.com/Yudistira Wanne).

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved