Hilangnya Abah Dodo di Hutan Kamojang Masih Menjadi Misteri, Keluarga Kaitkan Dengan Cerita Mistis
Nuansa mistis mengiringi hilangnya seorang kakek bernama Abah Dodo (75) di kawasan Gunung Legok Pulus hutan Kamojang Garut, Jawa Barat.
Penulis: yudistirawanne | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Nuansa mistis mengiringi hilangnya seorang kakek bernama Abah Dodo (75) di kawasan Gunung Legok Pulus hutan Kamojang, Garut, Jawa Barat.
Abah Dodo merupakan warga Cirandeng, Desa Situsari, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut yang dinyatakan hilang sejak Sabtu 15 Januari 2022 atau 25 hari yang lalu.
Saat ini pihak keluarga terus melakukan pencarian.
Kerabat korban, Cucu Ali (38) mengatakan, setiap hari keluarga dibantu aparatur desa terus menelusuri keberadaan Abah Dodo.
"Pihak keluarga masih mencari ke Gunung Legok Pulus, tidak putus asa, dibantu juga oleh masyarakat sekitar," ujarnya dikutip dari TribunJabar.id, Rabu (9/2/2022).
Kabag OPS Polres Garut, Kompol Apri Rahman mengatakan pihak kepolisian sudah melakukan pencarian lebih dalam di kawasan Legok Pulus Kamojang itu.
"Sudah kita telusuri, bahkan anggota sudah merapatkan pencarian hingga per satu meter, namun masih nihil," ucapnya.
Baca juga: Sederet Mitos Gunung di Indonesia, Pasar Setan Gunung Arjuno hingga Tanjakan Cinta Gunung Semeru
Kronologi Abah Dodo Menghilang
Abah Dodo pada hari sebelum menghilang diketahui melakukan aktivitas memotong kayu bakar di kebunnya.
Ketika sedang memotong kayu bakar, tiba-tiba gagang kapak yang digunakannya patah.
Kemudian Abah Dodo pergi meninggalkan gubuk di kebunnya mencari kayu untuk memperbaiki kapaknya itu.
Namun setelah beberapa jam Abah Dodo tidak kembali lagi ke gubuk dan dinyatakan hilang hingga hari ini.
Mistis yang mengiringi
Menhilangnya Abah Dodo secara misterius membuat banyak pihak berspekulasi bahwa ada hal mistis yang mempengaruhi.
Enang Haris salah satu keluarga Abah Dodo mengatakan pamannya itu sempat ditemui oleh seekor harimau di malam sebelum dirinya hilang.
Sosok harimau tersebut mengajak Abah Dodo untuk ikut pergi bersamanya.
"Bisa dibilang hilangnya Abah Dodo ada cerita mistisnya, pas malam sebelum dia hilang, Abah sempat cerita didatangi maung atau harimau," ujarnya dikutip Tribunjabar.id.
Enang menjelaskan cerita tersebut disampaikan oleh Abah Dodo kepada anaknya dan juga para petani yang bermukim di sekitaran gubuknya.
"Keesokan harinya diceritakan ke anaknya dan ke para tetangga petani yang bermukim di kebun," ucapnya
Di malam hari itu Abah Dodo diketahui sedang menghangatkan badan dengan menyalakan tungku di gubuknya, kemudian tiba-tiba didatangi oleh seekor harimau.
Menurut Enang, terjadi percakapan antara Abah Dodo dengan harimau tersebut.
"Ya harimau itu ngajak abah buat ikut dengannya, tapi abah menolak,"
"Ayo katanya ikut dengan saya, ah engga kata abah," ucap Enang.
Baca juga: Misteri Pendaki Tersesat di Gunung Haruman, Ada Mitos Tak Boleh Tebang Pohon Sembarangan
Peristiwa lain
Seorang pendaki dinyatakan hilang di Gunung Haruman Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Pendaki yang hilang itu bernama Muhammad Kamaludin (26) warga Kampung Andir Cibogo, Desa Cibiuk Kaler, Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut.
Kamaludin diketahui berangkat dari rumah membawa alat berkemah dan melakukan perjalanan sendiri pada Rabu (26/1).
Pemuda tersebut dilaporkan hilang kontak saat mendaki di Gunung Haruman pada Jumat (28/1/2022).
Menurut laporan keluarga, Kamaludin sempat memberikan pesan bahwa dirinya sedang tersesat di Gunung Haruman dan tengah membutuhkan bantuan.
Merespon laporan adanya pendaki yang hilang, tim SAR Bandung langsung bergerak untuk melakukan pencarian.
Setelah dilakukan pencarian, Kamaludin dinyatakan selamat dengan kondisi yang sehat.
Kepala Kantor SAR Bandung, Deden Ridwansyah mengatakan, pihaknya resmi menghentikan pencarian lantaran orang tua pendaki memberikan kabar bahwa anaknya telah berada di rumah dengan selamat.
"Pukul 18.15 WIB, tim rescue Kantor SAR Bandung tiba di lokasi dan menerima informasi dari pihak keluarga survivor bahwa survivor sudah kembali ke rumah dalam keadaan selamat," kata Deden Ridwansyah, Sabtu (29/1/2022) lalu.
Deden menuturkan, tim rescue Kantor SAR Bandung bersama pihak kepolisian dan BPBD setempat kemudian melakukan pengecekan langsung ke rumah survivor.
"Menurut keterangan survivor, beliau sempat kebingungan dan tidak tahu arah pulang. Namun akhirnya survivor kembali pulang melewati jalur yang sama seperti yang dia lewati ketika naik ke Gunung Haruman," jelas Deden.
Baca juga: Viral Video Pria Tidur di Samping Makam, Pengunggah Ungkap Mitos: Biasanya yang Meninggal Lagi Hamil
Mitos di Gunung Haruman
Pasca peristiwa pendaki hilang kemudian ditemukan, rupanya Gunung Haruman memiliki mitos tersendiri.
Diketahui, Gunung Haruman merupakan gunung yang berlokasi di Kecamatan Cibiuk dan Kecamatan Kadungora dan memiliki ketinggian 1.217 mdpl.
Gunung Haruman masih diselimuti hutan yang lebat dan dijaga keasriannya oleh warga setempat.
Dilansir dari TribunJabar.id, ikon terkenal di gunung tersebut yaitu adanya makam Syeikh Jafar Sidiq yang berada di kaki gunung, tepatnya di Desa Ciparuen, Kecamatan Cibiuk.
Biasanya setiap bulan Rajab, makam tersebut sering dipenuhi oleh peziarah dari berbagai tempat.
Gunung Haruman kental dengan sosok Syeikh Jafar Sidiq yang merupakan seorang tokoh penyebar agama Islam di Garut.
Ia putra Kiai Mas Mas'ud Dipakusumah yang merupakan generasi ke-8 dari Sunan Pancer Limbangan.
Selain itu Gunung Haruman juga dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai lokasi yang kramat yang hingga kini kelestariannya masih dijaga.
Di puncak Gunung Haruman juga terdapat benda peninggalan sejarah yang saat ini masih ada.
Benda tersebut merupakan sebuah batu yang menyerupai kepala kuda.
Batu tersebut dipercaya merupakan peninggalan Prabu Kian Santang, dan juga dipercaya pernah dipakai sebagai alat transportasi oleh Syeikh Jafar Sidiq untuk berangkat ke Mekkah.
Namun saat ini keadaan batu tersebut sudah rusak sehingga tidak menyerupai bentuk kepala kuda.
Rusaknya batu tersebut diceritakan akibat ulah empat orang pendaki yang menebang pohon yang berada di samping batu tersebut.
Pohon yang ditebangnya itu kemudian menimpa batu kuda itu hingga menyebabkan kondisi batu itu rusak terpecah-pecah.
Dari cerita warga sekitar, para pendaki yang menebang pohon tersebut mendapat balasannya, yakni tiba-tiba meninggal dunia di tempat.
(TribunnewsBogor.com/Yudistira Wanne)