Harga Kacang Kedelai Naik, Sejumlah Pabrik Tempe di Bogor Akan Berhenti Beroperasi Selama 3 Hari
Kondisi itu juga dialami di Pabrik Tempe Mas Suratman di Jalan H. Salim RT 02/07, Kelurahan Pasirkuda, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.
Penulis: Reynaldi Andrian Pamungkas | Editor: Vivi Febrianti
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Reynaldi Andrian Pamungkas
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR BARAT - Melonjaknya harga kacang kedelai membuat para pengusaha tempe semakin kebingungan.
Kondisi itu juga dialami di Pabrik Tempe Mas Suratman di Jalan H. Salim RT 02/07, Kelurahan Pasirkuda, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.
Pemilik Pabrik Tempe Mas Suratman, Suratman mengatakan kenaikan harga tersebut sudah didiskusikan semalam bersama pengusaha tempe dan tahu lainnya yang ada di Kota Bogor.
"Kita rapat semalam di Cimanggu, sekarang masih menunggu keputusannya," ucapnya kepada TribunnewsBogor.com, saat disambangi di pabrik tempe miliknya, Selasa (15/2/2022).
Menurutnya kenaikan harga kacang kedelai ini sudah beberapa kali terjadi, sehingga banyak pabrik yang gulung tikar.
Untuk menghindari situasi tersebut, pabrik tempa yang berdiri sejak tahun 2007 ini memutuskan untuk mengurangi jumlah takaran kacang kedelai dalam pembuatan tempe.
Suratman mengatakan, setiap harinya pabrik tempe miliknya membutuhkan 500 kg kacang kedelai untuk memproduksi tempe.
"Kita tetap jumlahnya 500 kg tapi lebih dikurangi takarannya aja untuk buat tempe," katanya.
Pantauan wartawan TribunnewsBogor.com, terlihat beberapa pegawai sedang membersihkan kacang kedelai di Pabrik Tempe Mas Suratman.
Tempe buatan pabrik ini setiap harinya dikirimkan ke pedagang-pedagang di Pasar Bogor.
Diketahui saat ini harga tempe di pabrik tersebut masih normal, mulai dari Rp 4 ribu sampai Rp 12 ribu dengan ukuran yang berbeda.
Dalam beberapa hari ke depan, menurut Suratman, harga tempe di pabrik-pabrik di Kota Bogor akan mengalami kenaikan.
Suratman mengungkapkan bahwa pada hasil rapat pengusaha tempe dan tahu semalam, untuk beberapa pabrik yang berada di daerah-daerah memutuskan untuk berhenti beroperasi selama 3 hari.
"Kalau kita pengusaha yang ada di Kota Bogor masih nunggu keputusannya, apakah akan ikut untuk tidak beroperasi juga atau akan tetap kaya gini, kalau naikin harga itu pasti nanti dinaikan," pungkasnya.