Kendarai Motor, Siswi SMP Tersesat Masuk Tol Cikampek Gara-gara Google Maps Lalu Ditabrak Mobil

Menyadari masuk jalan tol KS hendak berputar arah untuk keluar jalan tol, nahas saat hendak berputar arah dia tertabrak mobil Toyota Yaris berpelat B

Editor: Vivi Febrianti
Kompas.com
Ilustrasi kecelakaan 

Namun, jalan yang ditunjukan Google Maps mengarah masuk ke jalan tol.

"Yang bersangkutan memasuki tol karena mengikuti Google Maps," kata Nashir, saat dihubungi wartawan, Senin (18/10/2021).

5. Wisatawan tersesat di tengah kebun teh

Wisatawan asal Tanggerang Selatan, Novian dan keluarga tersesat di kebun teh saat mencari petunjuk arah dengan menggunakan Google Maps, Jumat (7/6/2019) sekira pukul 19.00 WIB.

Novian dan keluarga bermaksud mengunjungi Kawah Papandayan Garut.

Dengan mobil jenis Suzuki AVV warna hitam, Novian berkendara dengan keluarga melewati Jalan Pangalengan–Neglawangi Kabupaten Bandung.

Namun, Novian dan keluarga malah tersesat hingga ke tengah perkebunan teh di wilayah kaki Gunung Papandayan, tepatnya di blok perkebunan tibet perbatasan Kabupaten Garut dan Kampung Papandayan Desa Neglawangi.

Medan jalan tanah dan bebatuan yang rusak dan sempit membuat Novian kesulitan untuk keluar dari perkebunan teh itu.

Apalagi mobil yang dikendarai pun mengalami slip.

Novian kemudian menghubungi call center Basarnas suntuk meminta pertolongan penjemputan.

Mereka kemudian dievakuasi pukul 01.15 WIB

Baca juga: Ditangkap saat Beraksi di Sekolahan, Komplotan Maling Ngaku Pakai Google Maps untuk Petakan Target

6. Turis Belgia tersesat di Hutan Kintamani

Deroo Louise Maelyss B (22) dan Verhaegha Emma Marthe M (21) asal Belgia ditemukan di tengah hutan di Kintamani, Bali, Kamis (1/8/2019) setelah pencarian tujuh jam oleh warga dan polisi.

Mereka tersesat setelah mendaki Gunung Batur dan berencana kembali ke wilayah Tejakula dengan mengandalkan aplikasi navigasi Google Maps.

Kasubag Humas Polres Bangli, AKP Sulhadi, Jumat (2/8/2019) mengatakan, dua turis tersebut ditemukan dalam keadaan selamat.

Menurut Sulhadi, setelah melakukan pendakian, keduanya hendak pulang ke Tejakula, Buleleng, dengan menelusuri jalan raya Desa Songan menuju Pinggan.

Karena tidak mengenal jalan, keduanya mengandalkan petunjuk dari Google Maps. Namun, hingga pukul 13.00 Wita, keduanya tidak menemukan jalan dan tersesat di hutan perbatasan antara Desa Pinggan dengan Desa Blandingan.

7. Nyasar saat antar makanan

Beberapa driver ojek online mengeluh arahan Google Maps yang tak akurat. Mereka mengaku malah dibikin "nyasar" oleh aplikasi ini.

Bahkan terkadang Google Maps malah membawa mereka menjauhi tempat pelanggannya.

Suri Nurani, pengemudi Gojek di Jakarta bercerita, pernah mendapat orderan mengirim makanan kepada pelanggan.

Ia kemudian mengikuti arahan Google Maps ke tempat tujuan. Alih-alih sampai ke tempat pelanggan, Suri malah dibawa tersesat dan lebih jauh dari tujuan.

"Google Maps sering mengarahkan saya lebih jauh dari tujuan. Saya harus menelepon pelanggan saya yang berarti saya harus membeli pulsa telepon agar dapat mengambil penumpang atau mengantar paket mereka," kata Suri sebagaimana dikutip KompasTekno dari South China Morning Post, Senin (2/4/2018).

Pengalaman serupa juga dialami oleh Agus Saputra. Pengemudi Gojek ini juga mengaku pernah dibawa "nyasar" saat akan menjemput pelanggannya.

"Pernah saya mengikuti Google Maps, dan tiba-tiba berhenti begitu saja karena saya kehilangan sinyal, saya bingung karena saya tidak tahu di mana saya berada," kata Agus.

8. Satu keluarga nyasar di hutan

Cerita lainnya datang dari satu keluarga asal Kalimatan Timur, di mana mobil yang mereka tumpangi tersesat di hutan kawasan Muara Badak, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Jumat (21/1/2022).

Peristiwa tersebut terjadi setelah keluarga itu mengikuti aplikasi penunjuk arah di Google Maps.

Mobil itu berisi sopir bernama Agus (30), istrinya Melani (26), dua anaknya, yaitu Febiyana (5) dan Ramaditya (9 bulan), serta seorang lanjut usia (lansia).

Peristiwa itu berawal saat Agus dan keluarga dalam perjalanan dari Balikpapan ke Samarinda.

Mereka berangkat pada pukul 03.00 Wita melalui Jalan Tol Balikpapan-Samarinda.

Lalu, pada pukul 05.00 Wita, mereka keluar dari jalan tol dan mengambil jalur Samarinda Seberang ke Kota Samarinda.

Agus pun segera menggunakan aplikasi penunjuk arah di Google Maps. Harapannya agar tidak tersesat.

Awalnya, perjalanan lancar sampai di Bandara APT Pranoto pada pukul 06.00 Wita.

Setelahnya, mereka diarahkan untuk berbelok ke wilayah Desa Budaya, Sungai Bawang.

Mereka melewati 6 kilometer jalan beraspal dan meyakini bahwa jalur tersebut merupakan jalan provinsi.

"Lewat 6 kilometer itu, mereka mulai ketemu jalan berlumpur. Karena enggak masuk akal, jarak 8 kilometer mereka putar kembali," kata Koordinator Unit Siaga SAR Samarinda Dwi Adi Wibowo, dilansir dari TribunKaltim, Senin (24/1/2022).

Setelah dapat kembali ke jalan beraspal, Google Maps kembali mengarahkan keluarga tersebut berbelok ke kiri yang juga merupakan jalan berlumpur.

"Masuk 600 meter ketemu tanjakan. Nah, di sini baru mereka sadar sudah kesasar," katanya.

Keluarga Agus akhirnya mendapat pertolongan setelah menghubungi nomor 115 yang merupakan nomor darurat Basarnas.

Sumber: Warta Kota/Kompas.com

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved