IPB University

IPB University Luncurkan SeSaMa, Tempat Olah Sampah Jadi Rupiah

Tujuan dari Sekolah Sampah Mandiri ini adalah membentuk masyarakat yang memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungannya.

Editor: Tsaniyah Faidah
Dokumentasi Humas IPB University
Pusat Kajian Resolusi Konflik (CARE) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University meluncurkan program Sekolah Sampah Mandiri (SeSaMa) 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Persoalan sampah masih menjadi permasalahan pelik di Indonesia, termasuk di Kabupaten Bekasi.

Permasalahan sampah ini berkaitan dengan jumlahnya yang sangat banyak dan sebagian besar sampah masih dibuang menuju tempat pembuangan akhir (TPA).

Hal ini disebabkan sangat sedikitnya sampah yang diolah di hulu dan karakter masyarakat dalam memperlakukan sampah masih rendah.

Atas dasar tersebut, Pusat Kajian Resolusi Konflik (CARE) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University meluncurkan program Sekolah Sampah Mandiri (SeSaMa), di Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.

Sekretaris CARE LPPM IPB University,  Ir Agit Kriswantriyono, MSi menyampaikan bahwa Sekolah Sampah Mandiri ini sebagai media pendidikan karakter masyarakat dalam membentuk kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan, terutama memperlakukan sampah dengan bijak.

Ia menjelaskan, tujuan dari Sekolah Sampah Mandiri ini adalah membentuk masyarakat yang memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungannya.

"Harapan kami adalah terwujudnya kemandirian masyarakat dalam pengelolaan sampah dan terciptanya lingkungan yang berwawasan lingkungan," kata  Ir Agit Kriswantriyono.

Ia melanjutkan, Program Sekolah Sampah Mandiri mengintegrasikan pendekatan multi-metode yang diaplikasikan dalam modul kurikulum. Tidak hanya itu, program ini dilaksanakan melalui sinergi para pihak yaitu perguruan tinggi, pemerintah, perusahaan dan masyarakat.

Kepala LPPM IPB University, Dr Ernan Rustiadi, dalam sambutannya mengapresiasi inisiatif CARE LPPM IPB University dalam mewujudkan program ini dan berhasil mensinergikan berbagai kepentingan dalam mencari solusi permasalahan sampah.

“Untuk mengatasi permasalahan sampah perlu adanya sinergi berbagai pihak. Model SeSaMa ini menjadi salah satu model kelembagaan yang telah mengakomodasi berbagai kepentingan terkait dalam upaya menyelesaikan permasalahan sampah perkotaan," kata Dr Ernan Rustiadi.

Selain itu, katanya, hal penting yang diperlukan dalam upaya ini adalah peran para penggerak di masyarakat atau local champion pengelolaan sampah di masing-masing wilayah.

Ia pun menyebut, Kelurahan Kebalen telah ada champion-champion tersebut.

SeSaMa ini juga mendapat tanggapan yang sangat baik dari masyarakat.

“Kami berterima kasih kepada CARE LPPM IPB University dan PT Bumi Resources, Tbk, yang telah mendampingi wilayah kami yaitu RW 28 Kelurahan Kebalen. Berkat pendampingan dari CARE LPPM IPB University, warga kami memiliki motivasi yang lebih tinggi dalam pengelolaan sampah," ujar Heni, Ketua RW 28 Kelurahan Kebalen.

Ia pun mengaku, kondisi lingkungannya saat ini lebih bersih, lebih sehat dan lebih hijau.

Bahkan, sebagian warga juga telah secara sadar mengolah dan memanfaatkan sampah rumah menjadi barang yang bernilai ekonomi, seperti kerajinan tas dari plastik, pupuk organik serta ecoenzym.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved