Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Kopti Kabupaten Bogor Ungkap Penyebab Naiknya Harga Kacang Kedelai: Pabrik Sudah Collapse

Ketua Kopti Kabupaten Bogor, Sukhaeri Putra mengatakan bahwa harga kedelai mulai naik pada akhir bulan November 2021 kemarin.

Penulis: Reynaldi Andrian Pamungkas | Editor: Damanhuri
TribunnewsBogor.com/Reynaldi Andrian Pamungkas
Ketua Kopti Kabupaten Bogor, Sukhaeri Putra, Senin (21/2/2022) 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Reynaldi Andrian Pamungkas

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR BARAT - Melonjaknya harga kacang kedelai saat ini sudah melebihi dari angka biasanya. 

Ketua Kopti Kabupaten Bogor, Sukhaeri Putra mengatakan bahwa harga kedelai sudah mulai naik sejak akhir bulan November 2021 lalu.

"Kenaikannya melampaui angka biasanya, angka kenaikan ini sudah melebihi angka 25 persen jadi pabrik sudah collapse," ucapnya kepada TribunnewsBogor.com di gedung Kopti Kabupaten Bogor, Jalan Raya Semplak No. 27 RT 02/06, Kelurahan Semplak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Senin (21/2/2022).

Saat ini angka kebutuhan kedelai di Indonesia mencapai 90 persen yang di mana kacang kedelai tersebut di import dari negara Amerika dan Brazil.

Pasar kedelai dunia yang berada di Chicago dengan nama Chicago Board of Trade (CBOT) terus memantau mengenai harga dari negara pengekspor kacang kedelai dan dipengaruhi oleh 3 komponen. 

Pertama CBOT akan mengumumkan setiap pergerakan naik turunnya kacang kedelai yang berdampak ke perdagangan kurs dolar.

Kedua, faktor ini dipengaruhi oleh rupiah terhadap dolar, jadi bila rupiah lemah maka harga kacang kedelai tersebut akan melonjak naik.

Ketiga, adanya isu-isu yang diciptakan oleh para pengrajin, mulai dari importir hingga distributor yang di mana sifatnya subjektif.

Sukhaeri mengungkapkan bahwa konsumen kedelai rata-rata kelas menengah ke bawah.

"Mereka masyarakat kecil, masyarakat lemah, dengan adanya kenaikan harga ini akan sangat berdampak bagi mereka," jelasnya.

Menurutnya setiap negara yang mengekspor kacang kedelai memiliki kepentingan yang berbeda-beda.

Ia menambahkan bahwa bermacam-macam kepentingannya, ada yang dijadikan sebagai minyak dan pakan ternak.

"Jadi orang luar itu negeri bingung kalau kedelai di Indonesia dipakai untuk apa, soalnya disana dipakai untuk ternak dan di sini untuk konsumsi masyarakat," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved