Perkara Tak Terima Ponselnya Disita, Dua Santri di Samarinda Lakukan Aksi Nekat ke Sang Guru
HR secara diam-diam membawa ponsel miliknya ke dalam asrama kemudian ia sembunyikan di bawah bantal.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Seorang ustadz bernama Eko Hadi Prasetya (43) ditemukan tewas mengenaskan pada Rabu (23/2/2022) pukul 05.30 WITA.
Eko merupakan guru di Pondok Pesantren IT Madinah (Kampus Putra) yang belokasi di Jalan Assadah, Gang 4, RT 18, Kelurahan Mugirejo, Kecamatan Samarinda Utara.
Diketahui korban tewas di tangan kedua orang santrinya, yaitu HR dan AB.
Kronologi
Kanit Reskrim Ipda Bambang Suheri mengungkapkan motif kedua remaja itu melakukan perbuatan keji.
Awalnya HR bercerita kepada AB bahwa ponsel miliknya telah disita oleh korban.
Sebenarnya peraturan pesantren sudah jelas, yaitu dilarang membawa ponsel ke lingkungan sekolah dan asrama.
Namun HR secara diam-diam membawa ponsel miliknya ke dalam asrama kemudian ia sembunyikan di bawah bantal.
Baca juga: Dicegat 2 Muridnya Setelah Solat Subuh, Nasib Pak Guru Berakhir Tragis Gara-gara Jalankan Amanah
Kemudian seorang rekan HR meminjam posel tersebut dan diletakkan secara terang-terangan di atas meja, sehingga berujung pada penyitaan oleh korban yang merupakan bagian kesiswaan di pesantren tersebut.
"Jadi pas korban sidak, ponsel itu kelihatan dan langsung disita dan ditaruh di jok motornya (korban) lalu (korban) pergi shalat subuh," ucap Ipda Bambang dilansir TribunNewsBogor.com dari TribunKaltim.co pada Kamis (24/2/2022).
Karena kesal dengan perbuatan sang guru, HR bercerita kepada AB.
Aksi Balas Dendam
Kemudian keduanya menyusun rencana untuk merebut paksa ponsel HR yang telah disita oleh korban, dan mulai menjalankan misinya.
"Jadi pukul 05.30 WITA mereka sudah menunggu korban pulang di jalan (TKP) itu," ujar Ipda Bambang.
Karena melihat di sekitar lokasi kejadian banyak tumpukan kayu bekas, HR dan AB berencana ingin membuat korban pingsan dengan memukul kepala sang guru menggunakan balok kayu.
"Begitu korban lewat, tanpa pikir panjang mereka langsung memukul korban pada bagian kepala. Mereka yakin dengan begitu korban bisa cepat pingsan," kata Ipda Bambang.
Setelah mellihat gurunya tergeletak lemah, kedua remaja itupun lantas membuka jok motor milik korban untuk mengambil ponsel milik HR lalu melarikan diri.
"Makanya jok motor korban pas ditemukan itu terbuka," ungkap Ipda Bambang menambahkan.
Baca juga: Jemput Santriwati Pulang, Pelukan Temannya Bikin Ayah Heran, Aksi Keji Pria Beruban Terbongkar
Warga Tolong Sang Guru
Salah seorang warga sempat melihat korban dipukuli oleh dua orang menggunakan balok kayu.
Peristiwa pemukulan itu terungkap dari suara pukulan disertai teriakan keras dari korban.
Hal tersebut membuat warga sekitar lokasi kejadian berhamburan keluar.
Salah seorang warga bernama Bilqis (29) penghuhi rumah tepat di depan lokasi kejadian menceritakan kejadian tersebut.

Saat Bilqis membuka pintu rumah, ia bersama sang suami mendapati tubuh korban sudah tak bernyawa.
Diketahui saat itu korban baru saja pulang menunaikan ibadah sholat subuh di masjid depan Pondok Pesantren IT Madinah (Kampus Putra).
Baca juga: Kesaksian Petugas saat Evakuasi 8 Santri yang Tewas dalam Kebakaran, Jasad Berpelukan dan Wangi
Kemudian warga yang melihat korban sudah tergeletak itu langsung menghubungi pondok pesantren tempat korban mengajar.
Akhirnya korban dibawa menggunakan mobil ambulans ke Rumah Sakit Umum Daerah AW. Syahranie untuk ditangani lebih lanjut.
Tak berselang lama usai dibawa ke rumah sakit, nyawa sang guru tak tertolong.
(Fathia Oktaviani)