Ngaku Diselamatkan Malaikat, Isak Tangis Nenek Olena di Ukraina Pecah Usai Selamat dari Bom Rusia
ada foto seorang nenek tua tengah memegang kepalanya yang bersimbah darah akibat kena bom Rusia.
Penulis: Uyun | Editor: Soewidia Henaldi
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Gambar memilukan dari para warga sipil Ukraina yang menjadi korban serangan bom Rusia banyak mengisi lina masa.
Aktivis terlihat menitikan air mata dalam keputusasaan, para ibu menggendong buah hati, hingga anak yang menangisi jasad orangtua mereka.
Sementara di belakang mereka, kepulan asap tebal menyelimuti langit Ukraina.
Puing-puing reruntuhan bukti kekejaman Rusia pun terpampang nyata.
Di antara gambar-gambar tersebut, ada foto seorang nenek tua tengah memegang kepalanya yang bersimbah darah akibat kena bom Rusia.
Nenek berusia 52 tahun itu juga seorang guru di Ukraina.
Meski kesakitan, nenek bernama Olena Kurilo hanya membalut lukanya itu pakai perban seadanya.
Baca juga: Bela Ukraina Tangisan Ayah Pecah Baca Surat dari Anak, Berpisah ke Zona Aman Hindari Serangan Rusia
Kurilo sama sekali tak menyangka tanah kelahirannya bisa dibombardir oleh serangan rudal dari Rusia.
"Saya sendiri seorang sutradara, seorang pendidik, kami mempelajari sejarah, tetapi kami tidak pernah berpikir bahwa ini akan terjadi di tanah kami,” ungkap Kurilo sambil terisak, seperti dikutip TribunnewsBogor.com dari The Independent,
Rumah Kurilo benar-benar hancur oleh penembakan dan luka-lukanya berasal dari pecahan kaca yang diledakkan ke wajahnya ketika rudal menghantam.
FOLLOW:
Itu terjadi setelah Vladimir Putin melancarkan serangan militer skala penuh melalui darat, laut dan udara.
Serangan itu diluncurkan tepat setelah pidato yang disiarkan televisi sebelum fajar, di mana orang nomor satu di Rusia itu mengumumkan "operasi militer khusus" di Ukraina.
Sejak itu, pasukan Ukraina dan Rusia terlibat dalam pertempuran sengit di wilayah Sumy dan Kharkiv di timur laut dan Kherson dan Odessa, rumah bagi kota besar dan pelabuhan terpenting Ukraina, di selatan.
Baca juga: Konflik Rusia dan Ukraina Kian Memanas, Sekjen PBB Mendesak Putin Untuk Hentikan Perang
Meski dihantam rudal yang sangat dahsyat, beruntung Kurilo selamat dari serangan tersebut.
Kurilo mengungkap rasa bersyukur.
Ia meyakini ada malaikat pelindung yang menyelamatkannya.
Sebab, ia tak pernah menyangka akan mendapati dirinya turut dihantam dalam konflik berdarah itu.

Kurilo berdiri di depan rumahnya yang luluh lantak usai pulang dari rumah sakit.
Darah terlihat mengering di seluruh wajahnya yang tampak lelah itu.
"Saya hanya sangat beruntung. Saya pasti memiliki malaikat pelindung yang sangat kuat sehingga saya tetap hidup,” tutur Kurilo.
Saat kepingan tajam itu menusuki kulitnya, ia tak merasakan sakit.
Kurilo yang terlalu terkejut untuk memikirkan hal lain hanya mengira ia akan tewas pada detik itu juga.
Meski masih menderita luka, ia dengan lantang bersumpah akan melakukan apapun untuk tanah airnya.
"Saya akan melakukan segalanya untuk Ukraina, sebanyak yang saya bisa, dengan energi sebanyak yang saya miliki. Saya hanya akan selalu berada di pihak ibu pertiwi saya,” tegas Kurilo.
Baca juga: Selain Vladimir Putin, Ini 12 Tokoh yang Terlibat dalam Konflik Rusia vs Ukraina, Ada Presiden AS
Baca juga: Konflik Rusia dan Ukraina Kian Memanas, Sekjen PBB Mendesak Putin Untuk Hentikan Perang
Di kota Chuguiv, Ukraina Timur, seorang putra menangisi jenazah ayahnya di antara puing-puing serangan rudal di perumahannya.
Sang anak mengaku sudah menyuruh ayahnya mengungsi.
Namun sang ayah tetap kukuh tak ingin meninggalkan rumahnya.

Akibatnya, ayah pria itu pun tewas di depan rumahnya yang sudah menjadi reruntuhan.
Mobil yang biasa digunakan sang ayah pun sudah bengkok.
"Aku menyuruhnya pergi," isak pria itu berulang kali.
Sementara itu, tetangga pria itu berhasil selamat.
Ia mengaku berlindung di dalam stasiun metro Kyiv.
"Saya terbangun karena suara bom. Saya mengemasi tas dan mencoba melarikan diri," kata tetangga pria itu, Maria Kashkoska.
Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Ungkap Alasan Menyerang Ukraina, Singgung Keadilan dan Kebenaran
Jumlah Korban
Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim dia menyatakan perang untuk 'melindungi warga sipil' setelah memerintahkan invasi habis-habisan sejak Kamis (24/2/2022).
Rusia hari ini meluncurkan serangan simultan dari selatan, timur dan utara, melalui darat dan udara, menewaskan sedikitnya 40 warga sipil termasuk seorang anak laki-laki di sebuah blok apartemen di Kharkiv, kata pihak berwenang Ukraina.
Sudah ada 203 serangan yang diluncurkan sejauh ini oleh pasukan Rusia ke Ukraina, kata polisi Ukraina.
Tank bahkan meluncur melintasi perbatasan dan pasukan diterjunkan ke wilayah timur.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, invasi militer Rusia ke negaranya yang dilakukan pada Kamis kemarin telah mengakibatkan tewasnya 137 warga Ukraina dan melukai sedikitnya 316 orang di hari pertama pertempuran.
Sebelumnya, Presiden Zelensky menyerukan wajib militer dan tentara cadangan di seluruh negeri untuk berperang dalam mobilisasi umum.
Presiden Vladimir Putin sebelumnya telah mengonstruksikan operasi militer khusus kepada pasukan Rusia ke Ukraina, Kamis (2/2/2022).
Militer Rusia merespon instruksi tersebut dengan melancarkan invasi darat dan serangan udara skala penuh dan membuat suasana di perbatasan kedua negara tampak tegang dan mencekam.
Melansir AFP, rudal dan aksi penembakan militer Rusia tampak menghujani kota-kota Ukraina.
Kondisi itu memaksa warga sipil untuk berlindung di sistem metro, dengan 100.000 orang lebih mengungsi.
UNICEF Khawatirkan Nasib Anak Ukraina
Organisasi PBB yang bergerak di bidang kesejahteraan anak dunia, Unicef angkat bicara soal invasi Rusia ke Ukraina.
Direktur Eksekutif Unicef Catherine M. Russell menyebutkan pihaknya prihatin dengan ancaman langsung terhadap kehidupan dan kesejahteraan 7,5 juta anak di Ukraina.
"Tembakan senjata berat di sepanjang garis kontak telah merusak infrastruktur air dan fasilitas pendidikan yang sangat penting dalam beberapa hari terakhir. Jika pertempuran tidak mereda, puluhan ribu keluarga terancam kehilangan tempat tinggal, yang akan secara dramatis meningkatkan kebutuhan bantuan kemanusiaan," kata Russell dikutip dari website Unicef.org, Jumat (25/2/2022).

Menurutnya, UNICEF bekerja di seluruh Ukraina timur untuk meningkatkan program-program yang sangat penting bagi anak-anak.
Seperti mengangkut air bersih dengan truk ke daerah-daerah yang terkena dampak konflik; menempatkan persediaan kesehatan, kebersihan dan pendidikan darurat sedekat mungkin dengan masyarakat di dekat garis kontak; dan bekerja dengan pemerintah di berbagai kota untuk memastikan ada bantuan segera untuk anak-anak dan keluarga yang membutuhkan.
"Tim keliling yang didukung UNICEF juga memberikan perawatan psikososial kepada anak-anak yang trauma oleh ketidakamanan kronis ini," katanya.
Baca juga: Sederet Fakta Serangan Rusia ke Ukraina: Alasan Putin hingga Sanksi Barat dan Uni Eropa
Dirinya menjelaskan, konflik delapan tahun terakhir telah menimbulkan dampak buruk yang mendalam dan berkepanjangan pada anak-anak di kedua sisi garis kontak.
"Anak-anak Ukraina sangat membutuhkan perdamaian sekarang," tegasnya.
“UNICEF menggemakan seruan Sekretaris Jenderal PBB untuk gencatan senjata segera dan menyerukan semua pihak agar menghormati kewajiban internasional mereka untuk melindungi anak-anak dari bahaya, dan untuk memastikan bahwa pekerja kemanusiaan dapat dengan aman dan cepat menjangkau anak-anak yang membutuhkan. UNICEF juga meminta semua pihak untuk tidak menyerang infrastruktur penting yang menjadi tempat anak-anak bergantung - termasuk sistem air dan sanitasi, fasilitas kesehatan dan sekolah," jelas Russell.(*).