Survei 15 Nama pada Pemilih Kritis SMRC, Anies Baswedan Posisi Kedua, Elektabilitas Ganjar Tertinggi
Sementara itu, kata dia, Anies Baswedan berada di posisi kedua dibawah Ganjar Pranowo dengan elektabilitas sebesar 14,8%.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Berdasarkan hasil survei tertutup 15 nama terhadap pemilih kritis yang dimutakhirkan pada 8 sampai 10 Februari 2022 oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), elektabilitas Ganjar Pranowo paling tinggi dibandingkan nama lainnya.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani menjelaskan Ganjar mendapat dukungan sebesar 27,5% pemilih kritis pada survei tersebut.
Deni mengatakan hasil tersebut konsisten dengan dua hasil survei yang sama pada aspek top of mind dan semi terbuka 29 nama.
Hal tersebut disampaikannya dalam Rilis Survei dan Opini Publik SMRC: Kecenderungan Pilihan Presiden Kelompok Pemilih Kritis yang ditayangkan di kanal Youtube SMRCTV pada Senin (28/2/2022).
"Kita bisa lihat di sini, konsisten hasilnya. Ganjar Pranowo paling tinggi 27,5%," kata Deni.
Sementara itu, kata dia, Anies Baswedan berada di posisi kedua dengan elektabilitas sebesar 14,8%.
Posisi tersebut, kata dia, seimbang dengan Prabowo Subianto sebesar 14,3%.
Berikut nama-nama lainnya:
- Sandiaga Uno 6,2%
- Ridwan Kamil 5,9%
- Agus Harimurti Yudhoyono 2,5%
- Puan Maharani 1,7%
- Erick Thohir 1,2%
- Andika Perkasa 0,9%
- Gatot Nurmantyo 0,8%
- Tri Rismaharini 0,6%
- Airlangga Hartarto 0,6%
- Khofifah Indar Parawansa 0,5% Budi Gunawan 0,4%
- A Muhaimin Iskandar 0,2%
Sedangkan mereka yang belum tahu yakni sebanyak 21,8%.
Pendiri SMRC Saiful Mujani menjelaskan pemilih kritis adalah pemilih yang punya informasi lebih baik tentang berbagai isu nasional, politik, ekonomi, pembangunan, dan sebagainya.
Dengan demikian, hal tersebut menjadi bahan pertimbangan mereka ketika menilai dan memilih seorang calon presiden.
Pemilih kritis, kata dia, kebanyakan adalah warga perkotaan atau warga yang tinggal di perkotaan dan relatif lebih berpendidikan.
Pemilih kritis, lanjut dia, biasanya punya pengaruh lebih kuat di dalam kehidupan masyarakat.
Mereka, kata Saiful, juga biasanya tidak mudah dipengaruhi dan justru lebih mudah memperngaruhi.
Menurut Saiful mempelajari pemilih kritis sangat penting dan strategis dalam konteks pemilihan presiden dan pemilihan-pemilihan umum lainnya.