Imbas Naiknya Harga Daging Sapi, Pedagang Bakso Kurangi Pemakaian Jumlah Daging
Pemilik kedai Bakso Wonogiri, Agung (24) mengatakan bahwa dengan naiknya harga daging maka pemakaian daging untuk baksonya dikurangi.
Penulis: Reynaldi Andrian Pamungkas | Editor: Damanhuri
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Reynaldi Andrian Pamungkas
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIOMAS - Imbas naiknya harga daging sapi membuat salah satu pedang bakso di Desa Padasuka, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, harus mengurangi pemakaian dagingnya.
Pemilik kedai Bakso Wonogiri, Agung (24) mengatakan bahwa dengan naiknya harga daging maka pemakaian daging sapi untuk baksonya dikurangi.
"Biasanya daging sama terigu dicampur, lebih banyak daging tapi sekarang dagingnya kita kurangin," ucapnya kepada TribunnewsBogor.com saat disambangi ditempat jualannya, Selasa (1/3/2022).
Menurutnya harga daging yang biasa digunakan untuk bakso miliknya seharga Rp 115 ribu per kilogram, tetapi saat ini harganya Rp 140 per kilo.
Selain mengurangi pemakaian daging pada bakso, dirinya juga harus menutup salah satu cabang kedai bakso miliknya.
Pria kelahiran 1997 ini mengaku bahwa kedai bakso miliknya sudah dua hari harus ditutup.
"Sementara aja ditutup, sekarang kita cari modal dulu buat buka lagi yang cabang tutupnya," katanya.
Dengan dikuranginya pemakaian daging tersebut, tidak mempengaruhi kepada pelanggannya.
Dirinya juga sempat kebingungan dengan naiknya harga daging, tetapi hal tersebut tidak berdampak terhadap harga bakso yang dijualnya.
Ia menambahkan untuk harga bakso miliknya masih dijual dengan harga Rp 10 ribu per porsi.
"Nggak dinaikin harganya tapi pemakaian baksonya aja dikurangin, kalo dinaikin pelanggan juga pasti komplain, makanya kita akalinnya dengan takarannya aja," pungkasnya.