Aksi Nekat Dokter Berakhir di Tangan Densus 88, Perannya di Kelompok Teroris Diungkap Polisi

Densus 88 lantas melakukan tindakan tegas dan terukur, yakni menembakkan peluru ke area punggung atas dan bagian pinggul kanan bawah ke dokter S.

Penulis: khairunnisa | Editor: Soewidia Henaldi
KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati
Suasana Kedatangan Jenazah Terduga Teroris SU di Rumah Duka Sukoharjo, Kamis (10/3/2022) 

Sosok Dokter S

Ketua IDI Sukoharjo, dr Arif Budi Satria membenarkan bahwa terduga teroris dokter S selama ini berprofesi sebagai dokter dan praktik di rumahnya di Gayam, Kecamatan Sukoharjo.

Ia pun membeberkan bahwa dokter S kerap menggratiskan biaya pengobatan ke pasien.

"Betul, beliau dokter umum masih aktif," ungkap dr Arif Budi Satria dilansir TribunnewsBogor.com dari Tribun Solo, Jumat (11/3/2022).

"Beliau berpraktik untuk sosial, banyak yang digratiskan oleh beliau," sambungnya..

Sementara itu, ketua RT setempat Bambang Pujiana Eka Warsono menjelaskan, semenjak informasi penangkapan dengan penembekan itu rumahnya sepi.

Baca juga: Munarman Didakwa 3 Pasal dalam Kasus Terorisme

"Pekerjaannya yang saya tahu sampai saat ini dokter, kalau kelihatannya dokter umum," ujar Bambang dilansir dari TribunSolo.com.

Sepanjang membuka praktek medis, Bambang sendiri juga tak pernah menyaksikan praktek dokter S ramai.

"Kalau saya lewat ya tidak ramai, sepi artinya tidak ada banyak pasien," kata Bambang.

Meski berprofesi sebagai dokter, menurut Bambang sosok dokter S dikenal sebagai antisosial.

Dirinya tidak pernah bersosialisasi dengan para warga setempat.

"Semenjak saya megang Ketua RT dari 2019 itu saya mengadakan pertemuan kegiatan warga dia tidak pernah ada, tidak pernah datang, tidak pernah sosialisasi," ungkap Bambang.

Alasan dokter S tak pernah bersosialisasi pun tak diketahui oleh Bambang.

ILUSTRASI - Suasana di depan ruang Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulsel, Jl Kumala, Makassar, Rabu (612021) siang. Dua terduga teroris MR dan SA ditembak mati di Makassar.
ILUSTRASI - Suasana di depan ruang Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulsel, Jl Kumala, Makassar, Rabu (612021) siang. Dua terduga teroris MR dan SA ditembak mati di Makassar. (TRIBUN-TIMUR.COM/MUSLIMIN EMBA)

Dirinya juga tak pernah menanyakan kepada yang bersangkutan.

Bahkan, Bambang menyebut dokter S tak pernah membayar iuran yang hanya berjumlah Rp25.000 per bulannya.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved