Kisah Hendri Haerul, Mahasiswa yang Tak Malu Jadi Peternak Sapi di Bogor
Tak mudah bagi Hendri menyandang dua status sebagai mahasiswa akhir dan peternak di usia muda.
Penulis: Siti Fauziah Alpitasari | Editor: Tsaniyah Faidah
"Susu di dalam puting harus sampai benar-benar habis. Dikarenakan, jika susu masih menyisa, akan merusak fungsi puting induk sapi. Itu akan membuat susu akan terkontaminasi oleh bakteri," tandasnya.
Setelah proses pemerahan sapi, ambing dan puting induk sapi dibersihkan menggunakan air hangat untuk sterilisasi dan merangsang induk sapi, agar susu sapi keluar.
"Susu sapi tidak bisa dibiarkan lama dalam suhu terbuka, dikarenakan susu sapi rentan akan bakteri," ungkapnya.
Tak sampai situ, setelah proses pemerahan susu sapi, susu didipastikan disaring sebelum dimasukkan ke dalam milk can yang higienis.
Setelah itu milk can yang sudah terisi, diangkat dan dibawa menggunakan mobil bak menuju Koperasi Unit Desa (KUD) Giri Tani .
KUD Giri Tani merupakan koperasi yang bergerak dalam penjualan susu sapi murni.
Koperasi ini biasanya menerima susu sapi dari hasil peternakan warga Cibeureum Baru Tegal, Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor dan sekitarnya.
“Perhari bisa 50 liter susu sapi yang kita bawa ke koperasi.” Jelas Hendri.
Tak sampai situ, usai memerah susu sapi, aktivitas dilanjut mencari rumput dan pakan sapi.
Lalu saat malam harinya, Hendri melaksanakan kewajiban kuliahnya dengan menggarap skripsi atau tugas akhir di rumah.