Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Ambulans Mogok Kehabisan BBM, Bayi di Kendari Meninggal Setibanya di RS, Dokter Beri Penjelasan

Perjalanan pasien terhambat lantaran mobil ambulans yang membawanya mogok kehabisan BBM.

Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
Wartakota
Ilustrasi 

Sejumlah mobil yang ditahan tak mau berhenti untuk memberikan tumpangan.

Selanjutnya, tak berapa lama, taxi online Maxim melintas dan memberikan tumpangan ke RSUD Kota Kendari.

Dalam taksi online, bayi tidak diberikan oksigen lantaran tabung yang di dalam ambulan berukuran besar dan tidak bisa diangkut dengan mobil.

Sekira lima menit kemudian tiba di RSUD Kendari, petugas medis menyatakan bayi tersebut sudah meninggal dunia.

Jenazah bayi kemudian dibawa kembali ke Puskesmas Poasia dengan mobil pribadi.

Penjelasan pihak dokter

Direktur RSUD Kendari, dr Sukirman membantah, bayi meninggal dunia karena terlambat mendapatkan pertolongan medis.

Ia menyebut, anak pasangan Fandi dan Juli meninggal karena kondisinya mengalami gangguan sejak sebelum lahir.

Ibu dari bayi tersebut mengalami serotinus.

Kehamilan serotinus atau juga disebut postterm merupakan kehamilan lewat waktu dengan umur kehamilan selama 294 hari (42 minggu).

"Di mana kondisinya sejak sebelum lahir memang sudah gawat janin. Seharusnya sang ibu melahirkan bulan lalu, tapi tidak ada tanda-tanda mau melahirkan," kata Sukirman.

"Jadi bukan keterlambatan penanganan. Bukan karena mogok mobilnya, tapi karena memang pasien ini sudah mengalami kelainan sejak lahir, namanya pasien patologis, serotinus," sambungnya.

Ia menambahkan, karena sakit yang diderita ibunya, bayi tersebut harus mengalami asfiksia sejak lahir.

Asfiksia adalah kondisi ketika kadar oksigen di dalam tubuh berkurang, atau kekurangan oksigen.

"Makanya pas lahir itu di rujuk ke rumah sakit," tuturnya.

Sumber: Tribun sultra
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved