Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Drama Seperti Orang Bingung, Perbuatan Keji Pria Beristri di Rembang Terkuak di Kantor Polisi

Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah, Kombes Djuhandhani Rahardjo Puro, pelaku dan korban bekerja sebagai tenaga kesehatan.

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Soewidia Henaldi
Kompas.com
Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah, Kombes Djuhandhani Rahardjo Puro saat gelar perkara di Mapolda Jateng, Jumat (18/3/2022).(KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA) 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Rasa cemburu benar-benar membuat DC (31) menjadi gelap mata.

Saking cemburunya, ia sampai menghabisi nyawa wanita, SK (32) dan anaknya, MF (5).

DC merupakan warga Lasem, Rembang.

Ia diketahui sudah memiliki istri dan seorang anak.

DC memang memiliki hubungan dengan SK.

Menurut Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah, Kombes Djuhandhani Rahardjo Puro, pelaku dan korban bekerja sebagai tenaga kesehatan.

Mereka kenal sejak Oktober 2021.

"Karena sama-sama menjadi vaksinator. Keduanya nakes mulai berkenalan lalu terjadi hubungan dekat," kata Djuhandhani.

Sebelum membunuh SK, pelaku lebih dulu menghabisi nyawa anak korban.

Pelaku menganiaya dan menyekap MF di dalam kamar.

"Jadi ada dua perkara dari kejadian ini. Lokus pertama penganiayaan terhadap anak sehingga korban meninggal pada 20 Februari 2022," terangnya.

Sebelum meregang nyawa, korban tidak pernah diberi makan.

"Pelaku geram melihat anak tersebut mungkin nakal dan ada sedikit proses pengobatan. Sering memukul, pelaku membuang jasadnya di bawah jembatan pada saat malam hari," katanya.

Korban juga disekap di dalam kamar hingga tewa pada 20 Februari 2022.

Ilustrasi Mayat
Ilustrasi Mayat (Tribunnews/ilustrasi)

Pelaku kemudian membuang jasad korban di bawah kolong jembatan Tol KM 426 Pudakpayung.

Kemudian, pada 7 Maret 2022 pelaku janjian bertemu korban.

Korban bertemu karena ingin melihat kondisi anaknya.

"Mereka janjian di exit tol Banyumanik lalu korban dibawa ke hotel," katanya.

Saat itu korban melambaikan tangan pada seseorang.

Tersangka lantas menanyakan itu dan merasa cemburu.

"Karena korban ketika ketemu di Semarang melambaikan tangan dengan seseorang. Tersangka menanyakan siapa itu. Motifnya cemburu," ungkap Djuhandhani.

Selama bertemu, korban juga selalu menanyakan kondisi anaknya.

Sampai akhirnya pelaku menganiaya korban hingga tewas.

"Karena ditanya terus keberadaan anaknya pelaku menganiaya korban hingga meninggal. Jasad dimasukkan sarung dan kaki terikat. Dibawa menggunakan mobil dibuang di KM 425," ujarnya.

DC ditangkap saat berpura-pura hendak melaporkan kehilangan orang ke Mapolda Jawa Tengah pada Rabu (16/3/2022).

"Yang bersangkutan ditangkap di depan Mapolda Jateng. Maksud dia menghilangkan alibi melaporkan kehilangan orang, yang bersangkutan mau ikut melaporkan kehilangan orang, pacar dan anaknya," kata Djuhandhani.

Djuhandhani menegaskan pihaknya akan terus mendalami kasus tersebut dengan memeriksa keterangan dari pelaku.

"Atas perbuatannya pelaku terancam pasal berlapis mulai dari Undang-undang Perlindungan anak, pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan bisa dijerat pasal pembunuhan berencana. Ancaman hukuman sampai 15 tahun bahkan bisa seumur hidup," tegasnya.

Sosok Korban

Melansir Kompas.com, Korban pembunuhan SKGS (33) yang jenazahnya di temukan di jembatan Tol Semarang-Bawen di wilayah Susukan, Banyumanik, Kota Semarang, merupakan anggota Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Ranting Sleman Tengah.

Semasa hidupnya, SKGS dikenal sebagai pribadi yang ceria dan mudah bergaul.

"Jadi, memang benar-benar membuat kita agak syok ya," kata Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Ranting Sleman Tengah Dwi Rahmawati, pada Kamis (18/03/2022) malam.

Dwi menyampaikan, korban bergabung ke IBI Sleman Tengah sejak Oktober 2021.

Korban bekerja di Rumah Sakit Mitra Sehat, Gamping, Sleman.

Pada 24 Februari 2022 lalu menjadi pertemuan terakhir Dwi dengankorban.

Saat itu korban masuk dalam tim vaksinator dalam kegiatan vaksinasi massal.

"Saya pribadi itu terakhir bertemu itu tanggal 24 Februari kemarin itu pada saat mereka bertugas sebagai tim vaksinator puskesmas kami. Waktu itu memang sedang melakukan vaksin massal kemudian ada bantuan vaksinator dari tim IBI nah itu di situ itu," tutur dia.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved