Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

'Luka Saya Pedih, Bayar Perawatan di RS Tambah Sakit' Curhat Korban Begal di Sentul Bogor

Peristiwa begal sadis yang terjadi di Jalan Alternatif Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor menyisakan cerita pilu.

Penulis: Reynaldi Andrian Pamungkas | Editor: Yudistira Wanne
TribunnewsBogor.com/Reynaldi Andrian Pamungkas
Eman Sulaeman (48) atau yang akrab disapa Tinong, salah satu korban begal di Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jumat (25/3/2022). 

Beberapa luka yang didapatkan oleh Tinong antara lain adalah luka sayatan pada lengan kiri hingga patah tulang, luka bagian punggung, tulang ekor, paha kanan, hingga wajahnya.

Untuk menebus biaya perawatan tersebut, Tinong harus merogoh kocek hingga Rp 20 juta.

Pria yang berprofesi sebagai tukang ojek pangkalan ini mengaku keberatan dengan biaya perawatan Rumah Sakit yang mahal itu.

"Mau uang dari mana saya, udah abis semua, motor buat ngojek aja diambil sama begal kemarin," katanya sambil mengeluarkan air mata.

Kesediaan Tinong tidak hanya itu saja, BPJS Kesehatan miliknya juga ternyata tidak bisa digunakan untuk meringankan biaya pengobatannya.

"Istri saya sudah kesana kesini buat ngurus BPJS nya supaya bisa di pake, tapi tetep aja gak bisa, padahal BPJS saya kelas 1 masih aktif bayarnya juga, jadi harus bayar rumah sakit pake uang seadanya aja," kata pria yang sudah berprofesi sebagai tukang ojek selama 15 tahun ini.

Dalam hal ini, menurutnya BPJS Kesehatan miliknya tidak bisa digunakan dalam kasus kecelakaan atau musibah tersebut.

Sedangkan, menurut ayah dari dua anak ini, penghasilan setiap harinya tidak menentu, dengan rata-rata pendapatan Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu per hari.

Raibnya kendaraan motor yang digunakan oleh dirinya untuk mengais rezeki pada kejadian itu, membuat Tinong semakin kebingungan untuk bekerja kembali bila sudah sembuh nanti.

Pria kelahiran 1973 ini mengungkapkan bahwa motor dengan merek Beat Street itu adalah satu-satunya kendaraan yang digunakan untuk mengojek.

"Tiap hari saya anter jemput istri keja pake motor itu, saya sekolahin anak juga karena motor itu, tapi sekarang ilang diambil," kenangnya.

Selama menjalani perawatan di rumah, Tinong juga selalu meminum obat selama satu kali sehari.

Selain itu, dengan ekonominya yang terbatas saat ini, dirinya akan mengganti perban lukanya pada Senin (28/3/2022) nanti.

Ia menambahkan bahwa saat luka jahitan pada lengan kirinya sudah kering, dirinya akan melakukan pengobatan tradisional untuk lengannya yang patah.

"Buat biaya semua itu dari mana, ada bersyukurnya juga bisa cepat pulang, karena banyak yang nengokin kesini. Tangannya ini nanti mau saya urut aja. Pengennya motor itu balik lagi, buat saya kerja, buat ekonomi keluarga," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved