Bayinya Tak Ada saat Dicek ke Dokter Kandungan, 300 Perempuan Kena Prank si Teteh
Mendengar hal tersebut, ia pun tertarik dan memutuskan untuk berobat ke tempat praktek Teteh.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Ratusan wanita diduga kena prank hamil oleh seorang terapi urut.
Salah satunya dialami Rika yang sudah mendambakan kehadiran momongan dalam pernikahannya.
Warga Banyuasin, Sumatera Selatan itu sudah sudah berjuang demi bisa segera mendapatkan momongan.
Dari mulai mulai berkonsultasi ke dokter sampai mengonsumsi vitamin.
Namun, harapanya agar segera hamil belum juga terkabul.
Di tengah kegalauannya, Rika mendapatkan informasi, bila Sarwati alias Teteh bisa membantunya hamil dalam waktu singkat.
Mendengar hal tersebut, ia pun tertarik dan memutuskan untuk berobat ke tempat praktek Teteh.
Berbekal keinginan yang begitu besar untuk bisa hamil, Rika rajin mengikuti terapi yang diminta Teteh.
Mulai dari diurut, makan garam hingga bunga melati dilakoni Rika demi mendapatkan si buah hati.
Hingga pada akhirnya Rika dinyatakan hamil.
Hal itu diperkuat dengan bukti tes kehamilan dan juga pemeriksaan bidan di tempat praktek Teteh.
Rika pun saat itu mengaku begitu bahagia karena merasa apa yang dinantikannya selama ini terkabul.
Namun, beberapa bulan kemudian ia kembali datang bulan setelah dinyatakan hamil.
"Karena merasa curiga, saya memutuskan untuk USG dan periksa ke dokter.
Kenyataan zonk atau kosong. Saya tidak hamil sama sekali," ujar Rika saat ditemui di Polsek Talang Kelapa Banyuasin, Selasa (29/3/2022) dilansir dari Sripoku.
Rupanya, hal itu pun dialami oleh pasien si Teteh lainnya yang pernah melakukan pengobatan.
"Karena saya sudah periksa dan hasilnya zonk, saya bertanya kepada pasien lain. Karena kami ada grup dan ternyata hasilnya sama.
Dinyatakan hamil, tetapi masih datang bulan. Di sinilah kami mulai curiga," jelasnya.

Merasa sakit hati ditipu pelaku, kemudian ia melaporkan kasus yang dialaminya ke polisi.
Selain Teteh, polisi turut menangkap dua pelaku lain dalam kasus penipuan bermodus bisa membuat wanita hamil dalam waktu singkat yakni Mariah dan Dwi Indra.
Korbannya 300 Orang
Berdasarkan hasil pemeriksaan polisi, diduga korban penipuan modus trapi cepat hamil mencapai ratusan wanita.
Kapolsek Talang Kelapa Kompol Sigit Agung Susilo menuturkan ketiga pelaku ini sudah membuka pengobatan alternatif kurang lebih tiga tahun.
Saat ini, ketiga pelaku bersama sejumlah barang bukti sudah diamankan di Polsek Talang Kelapa Banyuasin.
"Dari data yang kami terima, korbannya sebanyak 300 orang. Itu baru yang di Banyuasin dan seputaran Palembang.
Belum lagi korban yang diluar kota yang kami prediksi lebih banyak lagi," tuturnya.

Korban Makan Melati dan Garam
Kapolsek Talang Kelapa Kompol Sigit Agung Susilo, ketiga pelaku menipu para korban dengan modus bisa membuat pasien hamil dalam waktu singkat.
"Pelaku Teteh ini, menerapi korban dengan cara diurut," kata Kapolsek Sigit, Selasa (29/3/2022).
Setelah korban diurut, kata dia, pelaku Mariah menyarankan agar korban mengkonsumsi tiga butir garam dan bunga melati sebanyak tujuh buah.
Korban juga diminta menyediakan dua botol air mineral, sebagai syarat pengobatan.
Setelah beberapa kali terapi urut, korban dinyatakan hamil.
Untuk meyakinkan korban, pelaku Teteh dan Mariah melakukan tes kehamilan dengan cara mengambil urine korban.
Tes kehamilan, tidak langsung dilakukan di hadapan korbannya, namun di kamar lain agar tidak dilihat korban.
Alat tes kehamilan, dicelupkan ke urine milik orang lain yang memang sudah hamil agar muncul tanda garis dua yang menunjukkan positif hamil.
Korban yang sudah ditunjukkan hasil positif hamil, baru diminta sejumlah uang sebagai biaya untuk pengobatan yang selama ini dilakukan.
"Setelah dinyatakan positif hamil, para korban ini diminta untuk kontrol," kata dia.
Tetapi korban tidak boleh kontrol ke tempat lain, melainkan harus di tempat pelaku praktik.
Ternyata, Teteh dan Mariah sudah bekerjasama dengan Dwi yang bertugas menjadi bidan.
Namun, Dwi ini, backgroundnya bukan bidan melainkan perawat.
Dwi ini lah yang bertugas, untuk meyakinkan korban sudah hamil dengan cara melakukan pemeriksaan secara medis.
Lanjut Sigit, korban yang sudah dinyatakan hamil tetap diminta untuk kontrol.
Namun, sudah beberapa bulan dinyatakan hamil korban merasa ada keanehan lantaran, masih datang bulan dan tidak menunjukan tanda kehamilan.
Karena itulah, korban memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter kandungan dan hasilnya para korban ini sama sekali tidak hamil.