Demo Mahasiswa

Fakta Baru Kasus Pengeroyokan Ade Armando, Dhia Ul Haq Ditangkap Pria Bertopi Lain Diburu Polisi

Abdul Manaf bebas dari tuduhan, Lantas siapa pria bertopi yang melakukan pengeroyokan terhadap Ade Armando?

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Soewidia Henaldi
Youtube Kompas TV
Tampang wajah Abdul Manaf dan pria bertopi yang jadi pengeroyok Ade Armando. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Tersangka pengeroyokan Ade Armando saat demo di depan Gedung DPR RI pada 11 April 2022 masih belum ditangkap seluruhnya.

Baru tiga dari enam tersangka yang ditangkap polisi terkait aksi pengeroyokan tersebut.

Ketiga pelaku yang sudah ditangkap yakni Komarudin, Muhammad Bagja, dan Dhia Ul Haq.

Sementara tiga terduga pelaku lainnya yakni  Ade Permana, Abdul Latip dan Abdul Manaf belum ditangkap.

Terbaru, Polda Metro Jaya justru memastikan Abdul Manaf tidak ikut dalam aksi pengeroyokan Ade Armando tersebut.

Padahal sebelumnya wajah dan nama Abdul Manaf dirilis Polda Metro Jaya sebagai terduga pelaku pengeroyokan dosen Universitas Indonesia tersebut.

Belakangan setelah pemeriksaan Abdul Manaf di Karawang, Jawa Barat diketahui, Abdul Manaf tidak terlibat dalam pengeroyokan.

Abdul Manaf juga sedang berada di Karawang saat peristiwa pengeroyokan Ade Armando terjadi di depan gedung DPR saat demo 11 April 2022.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan menjelaskan, adanya kesalahan dalam deteksi Abdul Manaf terjadi pada face recognition atau sistem pengenalan wajah milik Polda Metro Jaya.

Sistem menganalisa terduga pelaku pengeroyokan Ade Armando yang menggunakan topi mengarah ke nama Abdul Manaf.

Baca juga: Salah Identifikasi Pengeroyok Ade Armando, Polisi Sebut Wajah Abdul Manaf 70 Persen Mirip : Maaf !

Baca juga: Terungkap Pekerjaan Sehari-hari Pengeroyok Ade Armando, Dhia Sempat Curhat Ini ke Teman Majelis

Menurut Zulpan saat proses analisis, tingkat akurasi terhadap pelaku bertopi tidak 100 persen sehingga memunculkan nama Abdul Manaf.

"Memang dari face recognition yang kita miliki, tingkat kecocokan itu terhadap Abdul Manaf ini 70 persen. Karena orang yang kita duga pelaku itu menggunakan topi sehingga begitu topinya dibuka tingkat akurasinya tidak 100 persen. Jadi Abdul Manaf bisa dikatakan bukan sebagai pelaku," ujar Kombes Pol Endra Zulpan, dilansir dari KOMPAS.TV, Rabu (13/4/2022.

Karena tidak terbukti mengeroyok seseorang, maka sosok Abdul Manaf dilepaskan oleh penyidik.

Status tersangka yang sempat disandangkan pada Abdul Manaf pun gugur.

Dia pun terbebas dari tuduhan pelaku pengeroyokan.

"Enggak gak ditetapkan sebagai tersangka. Abdul manaf ini tidak memenuhi unsur dia yang kita duga," jelasnya.

Lantas siapa pria bertopi yang melakukan pengeroyokan terhadap Ade Armando?

Tidak terlibatnya Abdul Manaf ini membuat daftar pelaku pengeroyokan Ade Armando di Polda Metro Jaya menjadi lima orang.

Tiga pelaku yakni Komarudin, Muhammad Bagja, dan Dhia Ul Haq sudah ditangkap oleh penyidik. Sementara Ade Permana dan Abdul Latip masih dicari polisi.

Di samping itu, sosok pria bertopi yang disebut mirip Abdul Manaf dan dituding mengeroyok pegiat media sosial Ade Armando masih misterius.

Pihak kepolisian pun belum mengetahui identitas pelaku pengeroyokan itu.

Baca juga: Kabur Usai Pukul Ade Armando, Pria Bertopi Masih Sempat Lakukan Ini ke Gurunya Sebelum Ditangkap

Baca juga: Kabur Usai Pukul Ade Armando, Ini yang Dilakukan Pria Bertopi Sesaat Sebelum Diciduk Polisi

Pihaknya bakal menggali kembali identitas pria yang disebut sebagai Abdul Manaf itu.

"Iya nanti tim akan menggali lagi, kan dia pakai topi saya bilang. Kemudian itulah teknis saya enggak perlu jelaskan lagi," jelas Kombes Pol Endra Zulpan.

Penangkapan Dhia Ul Haq

Dhia Ul Haq menjadi tersangka ketiga yang diamankan Polda Metro Jaya karena melakukan pengeroyokan kepada Ade Armando.

Ia diamankan Polda Metro Jaya di kawasan Serpong, Tangerang Selatan, pada Rabu (13/4/2022).

Ia diamankan setelah Muhammad Bagja dan Komar ditangkap lebih dulu oleh polisi.

Dari informasi yang didapatkan, Dhia Ul Haq diciduk di sebuah pondok pesantren di Serpong.

SI (27) seorang pengurus pondok pesantren tersebut mengatakan kalau Dhia Ul Haq menyerahkan diri dan mengaku bersalah sebelum disambangi polisi.

"Dhia ke sini mau minta maaf ke Habib, kita di antara anak majelis ini sudah ada yang konfirmasi sama polisi kalau Dhia mau menyerahkan diri," cerita SI kepada TribunJakarta.com, Rabu (13/4/2022) malam.

"Sepakatnya menyerahkan diri ke sini, supaya bisa pamit ke gurunya dulu," sambungnya lagi.

Kata SI, Dhia berterus terang kepada teman-teman majelis karena aksi anarkisnya di tengah unjuk rasa tersebut.

Dhia pun mengaku bersalah ke majelis pada Selasa (12/4/2022) malam kepada teman-temannya dan sepakat untuk menyerahkan diri.

"Karena Dhia merasa bersalah, bukan dari faktor agama, tapi karena perbuatan anarkis dia," ujar SI.

Penangkapan warga Bekasi tersebut pun berlangsung damai tanpa kegaduhan yang menganggu warga sekitar.

"Penyerahan Dhia dilakukan di sini (Pondok Pesantren) disaksiin beberapa majelis, saya, polisi. Dini hari ini nunggu dia (Dhia) sampai akhirnya datang terakhir," tutur SI.

Kendati demikian, SI menegaskan kalau Dhia tidak masuk struktur organisasi pondok pesantren tersebut.

Pelaku yang berprofesi sebagai ojek online itu hanya anggota majelis di sekitar.

"Dia bukan bagian pondok pesantren ya, Dhia juga enggak cerita ke kita soal rencana ke Jakarta. Karena kalau cerita pasti sudah kita larang," papar SI.

Baca juga: Yakin Pengeroyoknya Lebih dari 6, Ade Armando: Ada Ibu-ibu Berusaha Provokasi

Baca juga: Kronologi Penangkapan Pengeroyok Ade Armando di Pesantren, Minta Maaf ke Habib, Ngaku Bersalah

Ade Armando Yakin Pelaku Lebih dari 6 

Ade Armando melalui kuasa hukumnya yakin ada lebih dari enam orang yang terlibat dalam pengeroyokan terhadap kliennya.

Sementara polisi mengidentifikasi sementara ada 6 pelaku pengeroyokan di mana 3 diantaranya sudah dibekuk dan 3 lainnya masih diburu.

Kuasa hukum Ade Armando, Aulia Fahmi mengatakan bahwa saat kejadian kliennya sudah hendak keluar dari kerumunan massa, dalam aksi unjuk rasa 11 April 2022.

Ketika itu, katanya sudah ada sejumlah pihak yang memprovokasi massa terhadap kehadiran Ade Armando di tengah aksi.

"Saat diwawancara wartawan dan ada di video viral, ada ibu-ibu mencoba provokasi. Karena situasi sudah tidak kondusif Ade sempat ingin keluar dari kerumunan," jelas Fahmi saat ditemui di kawasan Semanggi, Jakarta Selatan, Rabu (13/4/2022).

Kemudian tambahnya saat Ade ingin keluar kerumunan terjadi pemukulan yang dilakukan beberapa orang. 

Pihak Ade, menurut Fahmi, meyakini bukan mahasiswa yang melakukan pengeroyokan terhadap Ade melainkan massa lain.

Meski begitu, Fahmi enggan berspekulasi kelompok mana yang melakukan pengeroyokan terhadap Ade.

Fahmi hanya meyakini, lebih dari enam orang yang terlibat dalam pengeroyokan terhadap Ade.

Apalagi, ada beberapa orang yang terekam video terlihat memprovokasi pengeroyokan tersebut.

"Info polisi yang teridentifikasi ada enam orang, namun sangat mungkin ada penambahan," jelas Fahmi.

Saat ditanyai terkait foto-foto viral sosok yang diduga memprovokasi pengeroyokan Ade Armando di media sosial, Fahmi menyerahkan penyelidikan kepada pihak kepolisian.

"Polisi punya data dan bukti, jadi bagaimana nanti perkembangannya, siapa yang jadi tersangka selanjutnya kita serahkan ke polisi," tuturnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved