Sebut Kader Nasdem Belum Punya Popularitas, Pengamat Duga Jadi Sebab Anies Dipinang sebagai Capres

Selain dua sarat di atas, tambahan sarat lain adalah kedekatan idiologis/visi/misi dan historis.

Editor: Tsaniyah Faidah
Kolase
Anies Baswedan dipinang Partai Nasdem sebagai calon presiden Pilpres 2024 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti menyebut, hal terpenting dari pencalonan presiden adalah popularitas dan elektabilitas. 

Tanpa itu, kata Ray, akan sulit bagi parpol manapun untuk mencalonkan kandidat tertentu.

Bahkan sekelas ketua partai sekalipun, jika tidak memiliki popularitas ataupun elektabilitas, akan sulit didorong untuk menjadi capres atau cawapres.

Begitu juga dengan Nasdem. Akan sulit mendorong jajaran elitnya yang tidak memiliki dua pokok di atas. 

"Dan faktanya, sejauh ini, belum ada satupun kader Nasdem yang memiliki popularitas apalagi elektabilitas yang bahkan mencapai 2 persen. Maka pilihannya adalah mencari figur yang dapat diasosiasikan dengan Nasdem," kata Ray dalam keterangannya, Jumat (6/5/2022).

Baca juga: Anies Baswedan Ulang Tahun, Fadli Zon Posting Foto Jadul 28 Tahun Silam : Selamat Milad Bro

Ray menambahkan, figur seperti itu tentunya datang dari capres populer dengan elektabilitas yang terus menaik dari kalangan non partai.

Sebab, jika datang dari kader partai politik tertentu, akan sulit di'Nasdem'kan. 

Selain dua sarat di atas, tambahan sarat lain adalah kedekatan idiologis/visi/misi dan historis. 

"Dan yang tidak kalah pentingnya adalah rekam jejak baik sifatnya pribadi maupun kinerja," tambahnya.

Ray mengatakan, dari 4 kriteria itu, Anies Baswesan memiliki dua setengah kriteria. Popularitas dan elektabilitas. 

Setengahnya lagi ada pada kedekatan historis. Anies pernah bersama-sama perahu keluarga besar Nasdem. 

Baca juga: Anggota DPRD Minta Kepala Daerah Tiru Kepemimpinan Anies : Tak Haram pada Warga Pendatang Baru

Tetapi Anies juga memiliki satu setengah kelemahan. Yakni idiologi menyangkut toleransi, pluralisme dan non identitas dalam pemilu. 

"Sekalipun akhir-akhir ini, Anies mencoba memperlihatkan sikap toleran dan terbuka dengan keragaman, tetapi tetap sulit menghapus luka dan kesuraman Pilkada DKI Jakarta yang sarat dengan politik identitas sepanjang sejarah pemilu di Indonesia. Dan uniknya, korban dari politik identitas itu salah satunya adalah Nasdem sendiri," papar Ray.

"Inilah masalah utamanya bagi keduanya. Apakah Anies dapat diterima setelah Nasdem jadi korban politik identitas di Pilkada DKI, dan sebaliknya apakah Anies mampu memberi penjelasan soal maraknya politik identitas yang menimpa Ahok dan pendukungnya saat itu. Ataukah keduanya melihat praktek politik identitas itu sebagai sesuatu yang biasa saja dalam hajat politik Indonesia," tambahnya.

Soal kinerja, Ray menyebut, Anies mendapat tantangan serius dari banyak tokoh. Ada Ridwan Kamil, Erick Tohir dan Ganjar Pranowo. 

Baca juga: Skakmat Sindiran PDIP untuk Anies Baswedan soal Pembangunan JIS, Politisi Gerindra : Baperan Dah

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved