Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Sampai Kapan Puasa Syawal? Ini 4 Keutamaan Jika Mengerjakan Lengkap dengan Bacaan Niat

Umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunah ini persis setelah Idul Fitri. Namun, pelaksanaannya boleh dilakukan tak harus persis setelah Id

Penulis: tsaniyah faidah | Editor: Tsaniyah Faidah
Kolase
Waktu pelaksanaan puasa syawal, tata cara, dan niatnya 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -  Puasa Syawal adalah puasa sunah yang dilakukan di bulan Syawal usai Idulfitri.

Di bulan ini umat Islam disunahkan untuk melaksanakan puasa syawal selama 6 hari.

Rasulullah SAW sendiri pernah menjelaskan bahwa orang yang melakukan puasa sunnah 6 hari di Bulan Syawal maka ia akan memperoleh pahala senilai pahala puasa satu tahun.

Diriwayatkan dari Thawban bahwa Nabi (SAW):

"Puasa Ramadhan seperti menjalankan puasa sepuluh bulan. Puasa enam hari Syawal seperti menjalankan puasa dua bulan. Kebersamaan ini seperti puasa sepanjang tahun". (Sahih Ibn Khuzaymah (2115) dan Sunan al-Nasa'i al-Kubra (2860)).

Perintah mengerjakan puasa sunnah Syawal juga disebutkan dalam hadis Abu Ayyub Al- Anshari, Rosulullah SAW bersabda:

"Barang siapa yang berpuasa ramadan kemudian berpuasa 6 hari di bulan Syawal, maka ia seperti puasa setahun penuh". (HR. Muslim).

Namun, bolehkah puasa syawal dikerjakan sebelum mengantikan puasa Ramadhan?

Terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama terkait permasalahan apakah membayar puasa terlebih dahulu kemudian baru mengerjakan puasa syawal.

Namun, para ulama sepakat lebih baik mengutamakan mengqada (menganti atau membayar) puasa Ramadhan dan setelah itu boleh melaksanakan puasa 6 hari di bulan Syawal.

Namun, mayoritas ulama juga sepakat boleh mengerjakan puasa sunnah Syawal terlebih dahulu jika ada uzur seperti memiliki banyak utang puasa.

Hal ini karena qada Ramadan bisa dilakukan hingga pada bulan Syaban.

Adapun puasa enam hari tersebut keutamaannya hanya bisa didapatkan ketika di bulan Syawal.

Follow us

Kapan puasa syawal?

Puasa Syawal dilaksanakan selama enam hari di bulan Syawal secara berurutan atau tidak berurutan. 

Umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunah ini persis setelah Idul Fitri yang jatuh pada 1 Syawal.

Namun, pelaksanaan puasa syawal boleh dilakukan tak harus persis setelah Idul Fitri.

Selama bulan Syawal, umat Muslim dapat berpuasa dan ketika bulan Syawal berakhir maka berakhirlah puasa syawal. 

Baca juga: Bacaan Dzikir Sore Hari, Dilakukan Sambil Menunggu Buka Puasa

Niat puasa syawal

Seperti ibadah lainnya, puasa sunah enam hari di bulan Syawal harus diiringi dengan lafal niat.

Berikut bacaan niat puasa syawal:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Artinya:

"Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT."

Pelaksanaan puasa syawal
Pelaksanaan puasa syawal (Kolase kompas.com)

Tata cara puasa syawal

1. Niat

Tata cara puasa syawal tidak ada perbedaan dengan puasa di bulan Ramadhan, yang membedakan hanyalah niat.

Bagi yang mendadak ingin mengamalkan puasa syawal di pagi harinya, bisa melafalkan niat sejak berkehendak puasa. 

Niat puasa syawal boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.

Baca juga: Bacaan Doa dan Dzikir Siang Hari, Hidup Dipenuhi Keberkahan

Berikut lafal niat puasa syawal:

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.”

2. Dilakukan secara berurutan atau berselang

Puasa Syawal boleh dikakukan secara berurutan atau berselang, namun totalnya tetap 6 hari selama bulan Syawal.

Melaksanakan waktu puasa syawal secara berurutan dalam 6 hari, menunjukkan bahwa seorang umat islam berlomba-lomba dalam melaksanakan perintah Allah SWT. 

Kendati demikian, bagi orang yang melaksanakan puasa syawal tidak berurutan, tetap mendapat keutamaan puasa syawal seperti berpuasa satu tahun penuh.

Baca juga: Bacaan Salawat Nariyah Tulisan Arab, Latin Lengkap Dengan Artinya

Keutamaan puasa Syawal:

1. Pahala seperti puasa setahun penuh

Puasa enam hari di bulan Syawal setelah menjalankan puasa Ramadhan memberi seseorang pahala puasa sepanjang tahun.

Hal ini dijelaskan dalam hadis riwayat muslim berikut ini:

"Barangsiapa yang telah melaksanakan puasa Ramadhan, kemudian dia mengikutkannya dengan berpuasa selama enam hari pada bulan Syawal, maka dia (mendapatkan pahala) sebagaimana orang yang berpuasa selama satu tahun." (HR. Muslim)

2. Melengkapi kekurangan di bulan Ramadhan

Keutamaan puasa syawal juga dapat melengkapi kekurangan yang ada selama puasa di bulan Ramadhan. 

Ibnu Rajab menjelaskan keutamaan puasa Syawal sebagai berikut:

"Balasan dari amalan kebaikan adalah amalan kebaikan selanjutnya. Barangsiapa melaksanakan kebaikan lalu dia melanjutkan dengan kebaikan lainnya, maka itu adalah tanda diterimanya amalan yang pertama. Begitu pula barangsiapa yang melaksanakan kebaikan lalu malah dilanjutkan dengan amalan kejelekan, maka ini adalah tanda tertolaknya atau tidak diterimanya amalan kebaikan yang telah dilakukan." (Latho-if Al Ma’arif, hal. 394.)

3. Bentuk rasa syukur

Membiasakan puasa lagi setelah bulan Ramadhan adalah salah satu cara bersyukur kepada Allah atas nikmat yang telah kita terima.

Tidak ada nikmat yang lebih besar dari pengampunan dosa.

Orang-orang saleh terdahulu berusaha untuk bangun di malam hari untuk shalat tahajud.

Ketika Allah memberkati mereka untuk bangun dan melakukannya, mereka akan berpuasa keesokan harinya sebagai rasa syukur kepada Allah karena telah memberkati mereka untuk menjalankan shalat itu.

4. Mendekatkan diri kepada Allah SWT

Setiap muslim yang mengerjakan puasa Syawal selama enam hari, maka mendapat tempat mulia di sisi Allah SWT.

Selain itu, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah SWT dibandingkan dengan minyak kasturi.

Keutamaan puasa syawal ini ditegaskan dalam salah satu hadis Qudsi berikut:

"Setiap amal manusia adalah untuk dirinya kecuali puasa, ia (puasa) adalah untuk-Ku dan Aku memberi ganjaran dengan (amalan puasa itu)." Kemudian, Rasulullah melanjutkan, "Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dibandingkan wangi minyak kasturi." (HR. Muslim).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved