Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Habisi Nyawa Adik Ipar, Kakak Atur Siasat Licik Tipu Polisi, Korban Seperti Akhiri Hidup di Jembatan

Ternyata pelaku sempat terlibat cekcok dengan adik iparnya itu sebelum S meregang nyawa. Alhasil, T pun menaruh kekesalan yang teramat kepada S.

Penulis: khairunnisa | Editor: Vivi Febrianti
KOMPAS.COM/FARIDA
Kapolres Karawang AKBP Aldi Subartono menunjukkan lokasi ditemukannya S (14) di bawah jembatan tol Jakarta-Cikampek pada press release di Mapolres Karawang, Senin (23/5/2022) 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Aksi tega seorang pria berinisial T (26) menghabisi nyawa bocah 14 tahun, S terbongkar.

Pun dengan motif pria asal Karawang itu tega membunuh S yang berstatus sebagai adik iparnya.

Rupanya, T sempat mengatur siasat agar aksinya tidak ketahuan polisi.

T membuat siasat agar kematian sang adik ipar terlihat seperti bunuh diri.

Seperti diketahui, penemuan mayat seorang bocah di bawah jembatan tol Jakarta-Cikampek, belakang KIIC, Dusun Pajaten, Desa Sirnabaya, Kecamatan Telukjambe Timur, Karawang sempat membuat warga heboh.

Warga setempat gegar lantaran melihat jasad bocah tersebut menggantung di jembatan pada hari Senin (9/5/2022) pukul 19.00 Wib.

Semula, bocah tersebut disangka telah berupaya mengakhiri hidupnya sendiri.

Baca juga: Teka-teki Pembunuhan Bocah 14 Tahun oleh Kakak Ipar, Motif Diselidiki, Pelaku Sempat Kecoh Polisi

Namun belakangan diketahui bahwa sang bocah adalah korban pembunuhan.

Sosok pembunuh bocah tersebut tak lain adalah kakak iparnya sendiri, T.

Fakta itu diketahui usai pihak kepolisian yakni Polres Karawang melakukan serangkaian analisa dan penyelidikan.

Ilustrasi - Bocah
Ilustrasi - Bocah (Shutterstock via Kompas.com)

 

Hingga akhirnya, T mengakui perbuatan jahatnya ke adik ipar.

Berhasil ditangkap pihak kepolisian, T blak-blakan.

T mengurai alasan dirinya menghabisi nyawa S yang masih remaja.

Baca juga: Video WhatsApp Berujung Maut, Pria di Lampung Bikin Saudara Ipar Tewas Terkapar

Ternyata pelaku sempat terlibat cekcok dengan adik iparnya itu sebelum S meregang nyawa.

Alhasil, T pun menaruh kekesalan yang teramat kepada S.

"Dari hasil pemeriksaan terungkap bahwa ada kekesalan pelaku terhadap korban yang juga tinggal di rumah pelaku sebagai adik ipar," kata Kapolres Karawang AKBP Aldi Subartono dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas.com, Senin (23/5/2022).

Ilustrasi pembunuhan di jembatan
Ilustrasi pembunuhan di jembatan (Tribun Jabar)

Kekesalan T semakin memuncak kala mengingat konfliknya dengan sang adik ipar.

Ia kesal karena korban sering meninggalkan rumah.

Dua ipar tersebut diketahui tinggal bersama.

"Korban (S) sering meninggalkan rumah, si pelaku (T) kesal terhadap si korban," ungkap AKBP Aldi Subartono.

Baca juga: Misteri Bocah Tergantung di Jembatan, Bukan Akhiri Hidup Sendiri, Terkuak Siasat Licik Kakak Ipar

Siasat Licik Pelaku

Nasib nahas S yang meregang nyawa di tangan kakak iparnya bermula saat ia ketahuan pergi dari rumah.

Di hari Senin (9/5/2022), S pergi meninggalkan rumah.

Mengetahui hal tersebut, T pun bergegas mencari adik iparnya atas permintaan sang istri yang tak lain kakak kandung S.

Berhasil menemukan S, T terlibat cekcok dengan adik iparnya itu.

Mereka adu mulut di bawah jembatan yang terletak di belakang PT TMMIN.

Kadung menyimpan dendam, T pun memukul bagian wajah S beberapa kali.

Gara-gara dihajar kakak ipar, S tak sadarkan diri.

Kapolres Karawang AKBP Aldi Subartono menunjukkan lokasi ditemukannya S (14) di bawah jembatan tol Jakarta-Cikampek pada press release di Mapolres Karawang, Senin (23/5/2022)
Kapolres Karawang AKBP Aldi Subartono menunjukkan lokasi ditemukannya S (14) di bawah jembatan tol Jakarta-Cikampek pada press release di Mapolres Karawang, Senin (23/5/2022) (KOMPAS.COM/FARIDA)

Alih-alih kasihan, T justru kembali menyiksa adik iparnya dengan cara membenturkan kepala S ke tembok beberapa kali.

Puas melakukan aksinya, T spontan bingung karena S tak kunjung bergerak.

Ia akhirnya membuat taktik agar korban seolah-olah tewas karena gantung diri.

"Ketika korban tak sadarkan diri pelaku bingung harus diapakan. Sehingga pelaku mensiasati seolah-olah korban meninggal dunia gantung diri," imbuh AKBP Aldi Subartono.

Baca juga: INI Tampang Kedua Pembunuh Buruh Cantik Saat Ditangkap, Calon Kakak Ipar Iska Nangis : Alhamdulillah

Guna memuluskan rencananya, T sampai mencari tali dan ranting untuk merekayasa TKP.

Ia lantas mengikatkan tali tersebut ke ranting dan diselipkan di rongga jembatan.

Mengira aksinya tak akan ketahuan polisi, perkiraan T salah besar.

Sebab polisi tak tertipu dan langsung melihat kejanggalan di momen kematian S.

Lokasi bocah 14 tahun di Karawang ditemukan meninggal dunia
Lokasi bocah 14 tahun di Karawang ditemukan meninggal dunia (Tribun Jabar/ Cikwan Suwandi)

Polisi curiga melihat jasad S dengan rongga yang diselipkan kayu hanya berjarak satu meter.

"Kami Polres Karawang bersama Komnas PA melihat ada potensi kejanggalan, ini bukan bunuh diri," akui AKBP Aldi Subartono.

Setelah diusut lebih dalam, ternyata benar mendiang S meninggal bukan karena bunuh diri melainkan dibunuh kakak iparnya.

Di depan polisi, T pun mengaku tega menghabisi nyawa adik iparnya karena kesal persoalan bensin hingga urusan rumah lainnya.

Baca juga: Adiknya Dicurigai Pembunuh Buruh Bekasi, Calon Kakak Ipar Bongkar Fakta Cinta Segitiga : Ngarang !

Nasib Korban Pilu Sejak Dulu

S korban penganiayaan hingga tewas oleh kakak iparnya di Karawang ternyata merupakan bocah putus sekolah.

Latar belakang ekonomi keluarganya pun tergolong tidak mampu.

"Setelah kemarin kita mendatangi lokasi rumahnya, memang tergolong keluarga tidak mampu," ujar Komisioner Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Jawa Barat Wawan Wartawan dilansir dari Tribun Jabar.

Kediaman orangtua korban yang lokasinya memakan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan dari Kota Karawang, tepatnya berada di kawasan hutan di Kecamatan Ciampel.

Ayah S bernama SA (45), bekerja sebagai buruh kasar pembuat arang kayu, dan memiliki 4 anak dan S merupakan anak ketiga.

Kedatangan Wawan dan timnya saat itu, bermaksud mengumpulkan informasi dan fakta-fakta di lokasi kejadian, wawancara terhadap keluarga, dan orang terdekat S.

Ilustrasi penemuan jenazah
Ilustrasi penemuan jenazah (Net)

"S juga putus sekolah. Dia putus sekolah kelas 6," kata Wawan Wartawan.

Anak-anak di wilayah tempat tinggal S perlu perjuangan untuk sekolah.

Mereka harus berjalan kaki kurang lebih satu jam dari rumah mereka di kawasan hutan.

Salah salah satu faktor dari penyebab kemiskinan adalah data administrasi kependudukan yang tidak benar, artinya tidak diperbaharui.

Baca juga: Teka-teki Pembunuhan Bocah 14 Tahun oleh Kakak Ipar, Motif Diselidiki, Pelaku Sempat Kecoh Polisi

Ibu korban misalnya, sampai hari ini belum pernah dilakukan perekaman KTP.

"Anak-anak mereka tidak mempunyai akta lahir, karena ibu bapak mereka menikah secara sirih. Termasuk pernikahan T," ungkap Wawan Wartawan.

Kakak S diketahui menikah saat berumur 14 tahun dan saat ini memiliki anak berusia 6 bulan.

"Ada PR untuk kita semua. Bagaimana istri, anak pelaku serta adik-adik S untuk bisa keluar dari jerat kemisikinan," imbuh Wawan Wartawan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved