Cerita Perjalanan Yusuf, Calon Jemaah Haji di Bogor, Dari Tukang Ojek Hingga Naik Haji Bareng Istri
Sebanyak 1.570 calon jemaah haji Kabupaten Bogor bakal diberangkatkan ke Tanah Suci Makkah tahun 2022 ini.
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Vivi Febrianti
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBINONG - Sebanyak 1.570 calon jemaah haji Kabupaten Bogor bakal diberangkatkan ke Tanah Suci Makkah tahun 2022 ini.
Mereka memiliki cerita masing-masing sebelum diberangkatkannya ke tanah suci
Seperti salah satunya calon jemaah haji asal Cikaret, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Muhammad Yusuf.
Pria paruh baya ini mengaku bersyukur bisa berangkat haji tahun 2022 ini setelah sebelumnya sempat ditunda imbas Pandemi Covid-19.
"Alhamdulillah, mudah-mudahan dikasih selamet, sehat, bisa pulang lagi ke Indonesia jadi haji yang mabrur," kata Muhammad Yusuf kepada wartawan, Rabu (1/6/2022).
Yusuf mengaku bahwa keberangkatan ke Tanah Suci adalah yang pertama kalinya dengan mengandalkan tabungan dari hasil usahanya di bidang penjualan kayu.
Bahkan Yusuf harus menunggu sampai sekitar 10 tahun lamanya sejak pendaftaran haji sekitar tahun 2012 silam.
"Saya usaha kayu, jualan kayu. Berangkat sama istri berdua," kata Muhammad Yusuf.
Meski begitu, sebelum bisa mengumpulkan uang untuk naik haji, Yusuf mengaku sebelumnya dia hanya berprofesi sebagai tukang ojek pangkalan.
Saat masih muda, kata Yusuf, dia bekerja sebagai ojek di wilayah Bekasi.
Pada tahun 1999, Yusuf pindah ke Cibinong, Kabupaten Bogor dan mencoba peruntungan untuk mengganti profesi.
Yusuf membuka usaha penjualan kayu yang awalnya berskala kecil sampai akhirnya lambat laun semakin besar dan punya toko sendiri.
"Awal ngojek di Bekasi, terus pindah ke Cibinong buka usaha kayu. Kan 1998 krisis, setelah setahun saya pindah. Ya ganti profesi aja, ganti nasib lah. Perjalanan sih, dari nol dulu, dari sedikit dulu (jualan kayu), berangsur-angsur Alhamdulillah bisa nambah, sekarang punya 2 cabang," kata Yusuf.
Latar belakang pendidikan pun, kata Yusuf, tidak tinggi seperti warga pada umumnya saat ini.
Dia mengaku hanya tamatan Tsanawiah atau sederajat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
"Yang penting yakin, jadi anak muda itu harus optimis bisa maju, bisa membahagiakan orang tua. Kalau pendidikan tinggi tapi males ya percuma," ungkap Yusuf.