Tamu Vila Aniaya Warga Puncak
Tak Terima Ditegur, Aksi Sok Jago Tamu Vila di Puncak Bogor Bikin Warga Babak Belur : Lu Salah Orang
Anjar, korban penganiayaan mejelaskan kronologi peneguran yang berujung penganiayaan kepada warga setempat.
Penulis: Siti Fauziah Alpitasari | Editor: khairunnisa
Laporan Wartawan Tribunnewsbogor.com, Siti Fauziah Alpitasari
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CISARUA - Aksi sok jagoan tamu vila di Puncak Bogor kepada warga pribumi jadi sorotan.
Tamu arogan tersebut kini tengah ditangani aparat kepolisian.
Korban penganiayaan yang dilakukan tamu vila dikabarkan mencapai 6 orang yang merupakan warga Desa Batulayang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.
Pelaku diduga tak terima saat ditegur warga lantaran membuat kebisingan alias berisik hingga tengah malam.
Anjar, korban penganiayaan mejelaskan kronologi peneguran yang berujung penganiayaan kepada warga setempat.
“Sekitar pukul 01.30 WIB malam lagi tidur berisik bukan kayak biasanya, berisiknya berisik banget dan saya tegur,” kata Anjar kepada TribunnewsBogor.com, Minggu (5/6/2022).
Lanjut Anjar, mereka (pengunjung vila yang sedang menginap) sedang bermain bola pingpong sambil berteriak.
Baca juga: Tamu Vila di Puncak Bogor Aniaya Warga Pribumi, Korbannya Sampai 6 Orang Termasuk Ibu Pemilik Rumah
“Ada perempuannya, pokoknya kencengnya bukan kek biasanya, kalau biasa juga saya tidak berani menegur,” ujar Anjar.
Pada malam tersebut, Anjar pun menegur secara halus.
“Saya pun ngomong seperti ini, bang mohon maaf dengan teramat sangat, saya di sini merasa terganggu, ini jam berapa? Walau pun ini di vila ada aturannya,” kata Dia
Sang pengunjung vila pun merespon dengan kasar menurut Anjar.
“Eh lu salah orang, lu tikus di sini. Biar saya hajar liat apa yang akan terjadi esok hari. Saya bunuh kamu kalau perlu” terang korban menirukan ucapan pelaku saat ditegur olehnya malam itu.

Saat itu Anjar pun kembali ke kediamannya. Ia tak mengira kejadian ini tak akan berlanjutan dan ia pun kembali melanjutkan tidur.
Siang pun tiba sekitar pukul 14.00 WIB, Anjar kembali masuk kerja seperti biasanya dan melihat sang pimpinan (Fajar Setiawan) sudah dipukuli.