Harga Cabai di Bogor Melejit, Usaha Warung Makan Menjerit
Tingginya harga cabai berdampak kepada sektor kuliner, terutama kepada para pengusaha warung makan.
Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Yudistira Wanne
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, TANAH SAREAL - Tingginya harga cabai berdampak kepada sektor kuliner, terutama kepada para pengusaha warung makan.
Nining (46), pengusaha warung makan yang berada di area GOR Pajajaran, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor mengeluh dengan kondisi yang terjadi saat ini.
Dalam sehari, lanjut Nining, kebutuhan cabai untuk olahan masakannya ialah 1 kilogram, dengan harga yang saat ini melambung, ia harus mengganti olahan masakkannya yang biasa dengan cabai, kini diganti dengan kecap.
"Masak engga pake bumbu, diganti sama kecap masakannya, cabe pakainya sekilo sehari, belum tomatnya, bawang pada naik juga," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (8/6/2022).
Dengan kondisi harga bahan pokok yang serba mahal, Nining mengaku dilema dalam memberikan harga untuk masakkannya.
"Naikkin harganya susah kasian yang beli, kalo engga dinaikin pusing sayanya, jadi serba salah," ungkapnya.
Dengan demikian, harapannya sangat sederhana, hanya ingin harga bahan pokok segera normal kembali.
"Harapnnya lebih cepat pulih (harganya), belum lagi minyak, beras, telur naik semua, telur aja 30 ribu sekarang," harapnya.
