Pesta LGBT di Bogor
Pesta LGBT Pakai Seragam Sekolah Gagal, Penjaga Vila di Puncak Polos : Kata Polisi Jeruk Makan Jeruk
Geger informasi komunitas Jajaka Indonesia agar menggelar pesta gay di sebuah vila di Puncak, Kabupaten Bogor.
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Komunitas yang diduga akan menggelar pesta LGBT sempat mengelabui penjaga vila di Puncak, Kabupaten Bogor.
Penyewa vila di Puncak mengatasnamakan sebagai komunitas Jajaka Indonesia.
Undangan pesta pun sudah tersebar melalui pesan WhatsApp.
Kabar itu jelas membuat heboh warga Puncak.
Bahkan si penjaga vila pun sempat kaget ketika mengetahui pesan tersebut.
Malahan disebut pesta LGBT tersebut sudah ditentukan dress codenya.
"Belum sempat kejadian di Megamendung," terang Kanit Pol PP Kecamatan Megamendung Iwan Relawan pada TribunnewsBogor.com.
Iwan mengatakan kelompok Jajaka Indonesia sudah menyewa sebuah vila di Puncak.
Dari informasi yang didapatnya, vila itu akan digunakan pada Sabtu (19/6/2022).
"Kemarin malam Jumat kalau gak salah, mau pakainya Sabtu malam Minggu kalau gak salah," kata Iwan Relawan.
Iwan Relawan mengatakan petugas gabungan Satpol PP dan Polisi sudah mengecek vila-vila di Puncak guna memastikan kebenaran informasi tersebut.
Hasilnya, Iwan menemukan vila di Puncak yang memang sudah dibooking Jajakan Indonesia.
Menurutnya penjaga vila sudah membatalkan pemesanan komunitas Jajaka Indonesia.
"Dia kan sudah memesan vila, tapi sebelum ada kejadian sudah tidak diperbolehkan sama pemilik vilanya. Dikonfirmasi, dipindahin, udah jangan di sini, gitu," kata Iwan Relawan.
Marketing vila di Puncak yang disewa Jajaka Indonesia, Ita Rosita menerangkan Jajaka Indonesia sudah memesan vila di Puncak sejak Januari 2022.
Vila itu dipesan untuk menggelar acara family gatheing bulan Maret 2022.
"rekan-rekannya karantina positif Covid-19, jadi dibatalkan, pindah tanggal 18-19 Juni 2022," kata Ita.
Ita bercerita, ia dibertahu warga bahwa penyewa vilanya diduga adalah penyuka sesama jenis.
Saat itu Ita justru belum mengerti soal LGBT.
"Saya kira artinya lagi bete. Karena ketika tulisan itu kecil dan memang sata tidak tahu apa itu LGBT," kata Ita.
Penyewa vila pun berupaya meyakinkan Ita dengan menunjukan surat izin acara dari Polisi.
Menurut Ita, dalam surat tertera tamu undangan mencapai 300 lebih.
Sedangkan penyewa vila di Puncak mengatakan tamu yang hadir hanya 100 orang.
"Awalnya bilang 40 orang. Cuma saya baru tahu undangannya disebar lewat WhatsApp soal acara Back to School," terang Ita.
Malahan menuurut Ita, acara itu juga dikemas dengan dress code baju seragam sekolah SMP bagi para undangannya.
Ita Rosita tak mau tinggal diam begitu saja setelah menerima informasi soal pesta gay di Puncak.
Ia kemudian mengkonfirmasi pada penyewa vila.
Namun menurutnya, penyewa vila di Puncak berdalih acara yang digelar terkait LGBT dan edukasi HIV/AIDS.
Tak mau dikelabui, Ita dan suami berkukuh membatalkan pemesanan vila tersebut.
"Saya ngotot dibatalkan, sedangkan pihak Jajaka Indonesia ngotot juga gak mau dibatalkan, tapi akhirnya batal kan saya balikin lagi uang DP-nya," kata Ita.
Sejak ramainya informasi rencana pesta gay di Puncak, banyak Polisi yang mendatangi vila Ita.
Oleh Polisi Ita pun diberi edukasi mengenai LGBT.
"Saya bilang LGBT itu apa? Semua pada ketawa kata polisi jeruk makan jeruk," kata Ita.
