Diusung Jadi Capres 2024 oleh DPD PAN Kota Bogor, Bima Arya Di-PHP Lagi?
Dosen Unpak Mihradi menyebut pengsulan Bima Arya jadi Capres 2024 jadi PR besar untuk PAN dan para pendukungnya.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Soewidia Henaldi
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Usulan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN) yang mengusung Wali Kota Bogor Bima Arya jadi Capres 2024 dinilai mengada-ada.
PAN juga disebut perlu bekerja keras untuk mengusung Bima Arya menjadi Capres 2024.
Usulan itu juga disebut menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi internal PAN dan pendukung Bima Arya.
Apalagi, hingga saat ini nama Bima Arya belum muncul di jajaran nasional.
Wakil Ketua DPD PAN Kota Bogor Bidang Komunikasi, Gumilar Nugraha mengatakan, pengusungan Bima Arya sebagai Capres 2024 itu saat Rapat Kerja Daerah (Rakerda), Sabtu (25/6/2022).
Bima Arya juga menjabat sebagai Ketua DPP PAN itu diusung bersama dua tokoh internal PAN yakni Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Sekjen PAN Eddy Soeparno.
Sementara tujuh orang potensial lainnya yakni Ridwan Kamil, Erick Tohir, Anies Baswedan, Andika Perkasa, Sandiaga Uno, Haedar Nasir dan Gatot Nurmantyo.
Ke-10 nama itu, nantinya akan diserahkan dan disaring kembali di tingkat Provinsi melakui Rakerwil dan akan dikerucutkan kembali melalui Rakernas pada bulan Agustus mendatang.
"Kami mengusung dari dua jalur, yang pertama dari internal dan eksternal. Salah satunya mengusung Bima Arya sebagai capres yang direkomendasikan DPP Kota Bogor," kata Gumilar Nugraha pada tayangan Tribun Talks, Senin (27/6/2022).
Baca juga: Bima Arya Diusung Jadi Capres 2024 oleh PAN Kota Bogor, Pengamat Politik : Mengada-ada
"Saya pikir hal yang wajar ketika kami mengusung nama beliau untuk masuk dalam bursa capres 2024 mendatang," tambahnya.
Sementara itu, Dosen Hukum Pemerintahan Universitas Pakuan, R Muhammad Mihradi mengingatkan soal presidential treshold 20 persen yang perlu dipertimbangkan.
"Maka menurut saya ketika mengusung capres tidak hanya sekedar kapasitas yang yang harus dipertimbangkan, tapi juga elektabilitas," kata dia.
Wali Kota Bogor Bima Arya diusulkan jadi Capres 2024(Istimewa/Pemkot Bogor)
Ia pun menyinggung soal elektabilitas Bima Arya di jajaran nasional.
"Saya tidak mendalami survei-survei, tapi paling tidak sampai tadi saya browsing nama Pak Bima belum muncul, kecuali di rakerda," kata dia.
Mihradi juga menyebut, hal ini menjadi pekerjaan rumah yang cukup berat bagi para pendukung Bima Arya.
Baca juga: PAN Kota Bogor Usung Bima Arya Jadi Capres 2024, Dedie A Rachim Dapet Dukungan Jadi Cawalkot
"Mungkin ini PR berat untuk pengusung Pak Bima untuk bekerja keras menyalip calon lain yang sudah bergerak lebih dulu, seperti Pak Anies, Pak Ganjar dan sebagainya. Ini tentu PR berat," jelasnya.
Meski begitu, ia memberikan apresiasi kepada PAN Kota Bogor yang mengusung Bima Arya.
"Tapi sebagai suatu kearifan lokal pengusung Pak Bima Arya patut kita apresiasi, cuma mungkin ini waktu yang sudah sebentar lagi ke 2024, tim dari PAN dan Pak Bima harus bekerja keras untuk mengatrol elektabilitasnya untuk masuk dalam jajaran nasional," tambahnya.
Tak hanya itu, Mihradi juga menyinggung soal popularitas Bima Arya baik di lokal maupun nasional.
"Kalau di Kota Bogor tentu harus kita apresiasi capaiannya luar biasa, banyak progres yang dilakukan, tapi untuk di nasional memang PR yang besar, jadi perlu kerja keras untuk mencapai hal itu," tandasnya.
Baca juga: Rakernas Apeksi 2022, Bima Arya Akan Resmikan Tugu Apeksi di Kota Padang
Mihradi juga menyebut, dilihat dari segi negosiasi politik juga tidak mudah, karena Nasdem sudah punya calon, kemudian PDIP juga mengantongi calon sendiri.
"Itu harus dijadikan pertimbangan untuk menentukan calon. Tapi mungkin sebagai pemantik untuk dimunculkan dulu namanya, kemudian dilihat reaksi elektoralnya, mungkin itu juga jadi pertimbangan PAN mengusung itu," tandasnya.
Di samping itu, Pengamat Politik dan Kebijakan Publik dari DPP di Indonesia Yusfitriadi menilai usulan tersebut terkesan mengada-ngada dan jauh dari kemungkinan.
"Urusan Capres adalah urusan nasional. Sehingga saya pikir hanya sikap yang mengada-ada kalau saya pikir, terlalu kejauhan," kata Yusftiriadi saat dimintai tanggapan oleh TribunnewsBogor.com, Senin (27/6/2022).
Pernyataan itu, kata Yusfitiradi, dilihat dari isu yang saat ini kembali berkembang.
Baca juga: Pemuda Muhammadiyah Dukung Bima Arya Tutup Permanen Eks Holywings Bogor
Di mana, isu Bima Arya menjadi salah satu elite politik ini, merupakan isu yang kerap terjadi.
"Sebetulnya isu Bima Arya jadi aktor politik elite bukan hanya isu hari ini. Sudah beberapa kali dia diisukan digadang-gadang untuk di posisi menteri tapi gak juga. Sampai kemarin juga isunya gak juga, artinya apalagi Capres," jelas Yusfitriadi.
Pernyataan itu pun, sambung Yusfitriadi, dilihat dari pergerakan PAN saat ini.
Wali Kota Bogor Bima Arya diusulkan jadi Capres 2024 (TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)
Seperti yang diketahui, saat ini PAN sudah menjalin koalisi bersama Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
"Terlebih dalam konteks capres dan cawapres itu saat ini sudah bergabung di KIB. Di KIB itu bangun koalisi dan tentunya punya targetan politik termasuk capres dan cawapres," tambah Yusfitriadi.
Baca juga: Dua Siswa Kota Bogor Lolos Seleksi SMA Kebangsaan Lampung Selatan, Bima Arya: Cetak Siswa Disiplin
Sehingga, tambah Yusfitriadi, beberapa tokoh yang dibawa dan diusung oleh PAN Kota Bogor memungkinkan diisi dari pusat.
"Nah kalaupun kemudian akan PAN misalnya, pasti Ketumnya Zulhas kalau dari PAN. Kemudian, zulhas sudah ada di kabinet. Artinya kalau pun PAN akan mengusung Capres, atau cawapres minimal Zulhas"
"Bima kan hanya sekedar wali kota, terlebih diusung oleh partai yang berbasis di lokal," jelas Yusfitiriadi.
Yusfitriadi pun secara tegas menyatakan, bahwa isu yang mengusung nama Bima Arya ini merupakan salah satu akrobat politik.
Walaupun, sejatinya, nama-nama yang diusung oleh PAN Kota Bogor ini nantinya akan disaring kembali dan dikerucutkan pada saat Rakernas PAN.
"Ini hanya akrobat politik. Akrobat politiknya tidak pernah terukur. Sehingga akrobat polotik itu tidak memengaruhi posisi dia apapun. Karena ga punya ukurannya. Sehingga apalagi akrobat politik itu kejauhan (Capres). Terlalu kejauhan," tandasnya.(*)