Disindir Ahok soal Pilgub DKI Jakarta, Bima Arya Langsung Lirik Airin : Kita Mau Pasangan ?
Ahok menyindir Bima Arya dan Airin soal calon Gubernur DKI Jakarta. Bima pun langsung melirik Airin
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Soewidia Henaldi
Orang nomor satu di Kota Bogor itu diusung bersama dua internal PAN yakni Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Sekjen PAN Eddy Soeparno.
Menanggapi hal ini, Pengamat Politik dan Kebijakan Publik dari DPP di Indonesia Yusfitriadi menyinggung soal usungan yang ditujukan kepada Bima.
Baca juga: Bima Arya Diusung Jadi Capres 2024 oleh PAN Kota Bogor, Pengamat Politik : Mengada-ada
Kata Yusfitriadi, usulan tersebut terkesan mengada-ngada dan jauh dari kemungkinan.
"Urusan Capres adalah urusan nasional. Sehingga saya pikir hanya sikap yang mengada-ada kalau saya pikir, terlalu kejauhan," kata Yusftiriadi saat dimintai tanggapan oleh TribunnewsBogor.com, Senin (27/6/2022).
Pernyataan itu, kata Yusfitiradi, dilihat dari isu yang saat ini kembali berkembang.
Di mana, isu Bima Arya menjadi salah satu elite politik ini, merupakan isu yang kerap terjadi.
"Sebetulnya isu Bima Arya jadi aktor politik elite bukan hanya isu hari ini. Sudah beberapa kali dia diisukan digadang-gadang untuk di posisi menteri tapi gak juga. Sampai kemarin juga isunya gak juga, artinya apalagi Capres," jelas Yusfitriadi.
Pernyataan itu pun, sambung Yusfitriadi, dilihat dari pergerakan PAN saat ini.
Seperti yang diketahui, saat ini PAN sudah menjalin koalisi bersama Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
"Terlebih dalam konteks capres dan cawapres itu saat ini sudah bergabung di KIB. Di KIB itu bangun koalisi dan tentunya punya targetan politik termasuk capres dan cawapres," tambah Yusfitriadi.
Sehingga, tambah Yusfitriadi, beberapa tokoh yang dibawa dan diusung oleh PAN Kota Bogor memungkinkan diisi dari pusat.
"Nah kalaupun kemudian akan PAN misalnya, pasti Ketumnya Zulhas kalau dari PAN. Kemudian, zulhas sudah ada di kabinet. Artinya kalau pun PAN akan mengusung Capres, atau cawapres minimal Zulhas"
"Bima kan hanya sekedar wali kota, terlebih diusung oleh partai yang berbasis di lokal," jelas Yusfitiriadi.
Yusfitriadi pun secara tegas menyatakan, bahwa isu yang mengusung nama Bima Arya ini merupakan salah satu akrobat politik.
Walaupun, sejatinya, nama-nama yang diusung oleh PAN Kota Bogor ini nantinya akan disaring kembali dan dikerucutkan pada saat Rakernas PAN.
"Ini hanya akrobat politik. Akrobat politiknya tidak pernah terukur. Sehingga akrobat polotik itu tidak memengaruhi posisi dia apapun. Karena ga punya ukurannya. Sehingga apalagi akrobat politik itu kejauhan (Capres). Terlalu kejauhan," tandasnya.(*)