Disindir Ahok soal Pilgub DKI Jakarta, Bima Arya Langsung Lirik Airin : Kita Mau Pasangan ?
Ahok menyindir Bima Arya dan Airin soal calon Gubernur DKI Jakarta. Bima pun langsung melirik Airin
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Soewidia Henaldi
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Basuki Tjahaja Purnama atau karib disapa Ahok sempat menyindir Bima Arya dan Airin soal menjadi calon Gubernur DKI Jakarta.
Mendengar sindiran Ahok, Bima Arya bahkan tak segan mengajak Airin untuk bersanding dengannya dalam kontestasi mentereng di Pilgub DKI Jakarta.
Diketahui bersama, Bima Arya memang santer disebut-sebut akan melenggang di Pilgub DKI Jakarta.
Hal tersebut bermula dari tawaran Ketum PAN Zulkifli Hasan yang menanyakan langkah Bima setelah masa jabatan sebagai Wali Kota Bogor usai.
Zulkifli menawarkan Bima ingin maju sebagai Gubernur Jawa Barat atau DKI Jakarta.
Saat bertemu di acara diskusi Ikatan Alumni Universitas Parahyangan (IKA UNPAR) di Jakarta, Selasa (28/6/2022) malam, Ahok bahkan sempat menyindir Bima Arya.
Dalam acara itu, Ahok dan Bima menjadi narasumber.
Sementara Airin mendapuk tugas sebagai moderator.
Di panggung, Ahok duduk di tengah.
Airin di samping kanan, sedangkan Bima Arya di kiri.
"Gawat nih, dua-duanya mau maju DKI, depan gua," kata Ahok.
Ucapan Ahok pun disambut riuh penonton.
Baca juga: Bima Arya dan Yane Ardian Beri Motivasi Peserta Jambore Ajang Kreativitas dan Genre Kota Bogor 2022
Bak gayung bersambut, Bima pun melontarkan pertanyaan langsung pada Airin.
"Mau pasangan di Jakarta, kita ?" kata Bima Arya.
Lagi-lagi, celetukan Bima kembali memantik sorak penonton.
"Ini (Airin) sudah dipinang partai lain. Susah ini," kata Bima Arya.

Bukannya menimpali candaan tersebut, Airin sempat menanyakan langkah Bima Arya selepas menjadi Wali Kota Bogor.
"Apa yang kang Bima akan lakukan ke depan? Walaupun tadi sudah bisik-bisik, siapa tahu ada pencapaian lainnya. Atau pengen jadi kayak Pak Ahok jadi komisaris? Atau apa yang ingin dilakukan Kang Bima di masa yang akan datang?" tanya Airin.
Diketahui bahwa masa jabatan Bima Arya habis pada 31 Desember 2023 nanti.
Baca juga: Diusung Jadi Capres 2024 oleh DPD PAN Kota Bogor, Bima Arya Di-PHP Lagi?
Bima berujar, di sisa waktunya tersebut ia akan menyelesaikan sejumlah persoalan di Kota Bogor, terutama soal transportasi.
"Target saya, hari terakhir saya ngantor di balaikota, angkot di pusat kota sudah tidak ada. Ada cara-caranya agak detail kalau dijelaskan sekarang," kata Bima.
Selain itu, Bima berujar akan menyelesaikan penataan kawasan Suryakencana.
Terakhir Bima mengatakan akan menyiapkan sosok penggantinya.
"Saya harus menyiapkan pengganti," kata Bima.
Bima Arya bahkan mengambil contoh seperti saat Jokowi menanggalkan jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk melenggang ke Pilpres.
"Seperti Pak Jokowi menyiapkan Pak Ahok ketika itu. Tidak mungkin yang saya kerjakan 10 tahun itu hilang saja. Kita banyak belajar bagaimana teman-teman walikota yang oke, digantikan bukan orang yang oke. Kemudian rontok achievement-nya. Tugas saya membangun pagar pengaman supaya siapapun yang terpilih sustain semuanya," kata Bima Arya.
Bima pun mengatakan langkahnya ke Pilgub DKI Jakarta tergantung hasil Pileg dan Pilpres 2024 nanti.
"Urusan setelah 31 Desember kemana, saya kira akan sangat tergantung pada 14 Februari 2024 nanti. Hasil Pileg dan Pilpres Pasti menentukan yang lain-lain, baik menentukan Pilgub DKI, Pilgub Jabar dan lain-lain. Sekarang perspektif saya fight menyelesaikan tugas, meninggalkan legacy yang kuat hingga nanti 31 Desember 2023," kata Bima Arya.
Bima Arya Diusung Jadi Capres
Diberitakan sebelumnya, Bima Arya diusung usai PAN Kota Bogor saat menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda), Sabtu (25/6/2022).
Orang nomor satu di Kota Bogor itu diusung bersama dua internal PAN yakni Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Sekjen PAN Eddy Soeparno.
Menanggapi hal ini, Pengamat Politik dan Kebijakan Publik dari DPP di Indonesia Yusfitriadi menyinggung soal usungan yang ditujukan kepada Bima.
Baca juga: Bima Arya Diusung Jadi Capres 2024 oleh PAN Kota Bogor, Pengamat Politik : Mengada-ada
Kata Yusfitriadi, usulan tersebut terkesan mengada-ngada dan jauh dari kemungkinan.
"Urusan Capres adalah urusan nasional. Sehingga saya pikir hanya sikap yang mengada-ada kalau saya pikir, terlalu kejauhan," kata Yusftiriadi saat dimintai tanggapan oleh TribunnewsBogor.com, Senin (27/6/2022).
Pernyataan itu, kata Yusfitiradi, dilihat dari isu yang saat ini kembali berkembang.
Di mana, isu Bima Arya menjadi salah satu elite politik ini, merupakan isu yang kerap terjadi.
"Sebetulnya isu Bima Arya jadi aktor politik elite bukan hanya isu hari ini. Sudah beberapa kali dia diisukan digadang-gadang untuk di posisi menteri tapi gak juga. Sampai kemarin juga isunya gak juga, artinya apalagi Capres," jelas Yusfitriadi.
Pernyataan itu pun, sambung Yusfitriadi, dilihat dari pergerakan PAN saat ini.
Seperti yang diketahui, saat ini PAN sudah menjalin koalisi bersama Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
"Terlebih dalam konteks capres dan cawapres itu saat ini sudah bergabung di KIB. Di KIB itu bangun koalisi dan tentunya punya targetan politik termasuk capres dan cawapres," tambah Yusfitriadi.
Sehingga, tambah Yusfitriadi, beberapa tokoh yang dibawa dan diusung oleh PAN Kota Bogor memungkinkan diisi dari pusat.
"Nah kalaupun kemudian akan PAN misalnya, pasti Ketumnya Zulhas kalau dari PAN. Kemudian, zulhas sudah ada di kabinet. Artinya kalau pun PAN akan mengusung Capres, atau cawapres minimal Zulhas"
"Bima kan hanya sekedar wali kota, terlebih diusung oleh partai yang berbasis di lokal," jelas Yusfitiriadi.
Yusfitriadi pun secara tegas menyatakan, bahwa isu yang mengusung nama Bima Arya ini merupakan salah satu akrobat politik.
Walaupun, sejatinya, nama-nama yang diusung oleh PAN Kota Bogor ini nantinya akan disaring kembali dan dikerucutkan pada saat Rakernas PAN.
"Ini hanya akrobat politik. Akrobat politiknya tidak pernah terukur. Sehingga akrobat polotik itu tidak memengaruhi posisi dia apapun. Karena ga punya ukurannya. Sehingga apalagi akrobat politik itu kejauhan (Capres). Terlalu kejauhan," tandasnya.(*)