'Sehari Harus Dapat Uang' Curhat Saiful yang Memilih Jadi Anak Jalanan di Kota Bogor
Saiful berjuang agar tetap bertahan hidup di tengah perkembangan zaman yang terus berubah dengan cepat.
Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Yudistira Wanne
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR BARAT - Memilih hidup berkecukupan memang sulit di tengah gerusan zaman yang terus berkembang.
Banyak masyarakat yang tidak bisa mengikuti alur perkembangan zaman dan akhirnya terjerembab di jurang kemiskinan.
Seolah berkawan dan tidak bisa dilepaskan, kemiskinan bisa menyebar ke semua lapisan masyarakat.
Tak terkecuali, di wilayah Kota Bogor yang notabene sebagai kota penyangga DKI Jakarta.
Banyak yang harus dilakukan untuk memutuskan kemiskinan yang terjadi.
Walaupun, kemiskinan di Kota Bogor memang tidak bisa dilepaskan begitu saja.
Bila menilik lama Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor persentase kemiskinan di Kota Bogor periode 2019-2021 meningkat setiap tahunnya.
Untuk tahun 2019 angka kemiskinan 5,77 persen kemudian naik pada tahun 2020 6,68 persen dan pada tahun 2021 menjadi 7,24 %.
Mata rantai itu harus diputus sehingga permasalahan yang kerap menjadi permasalahan sosial ini bisa terselesaikan.
Seperti halnya Saiful (11) bocah yang mengaku berasal dari Semplak, Kota Bogor ini.
Saat dijumpai, bocah dengan perawakan yang kurus, serta kulit hitam ini mengakui, bahwa dirinya setiap hari tinggal di jalanan.
Dirinya, memutuskan untuk hidup di jalanan akibat rantai kemiskinan yang menjerat keluarganya.
"Kalau saya dari luar Jawa Barat. Saya datang ke Kota Bogor sama bapak saya dan ibu tiri saya serta 3 orang saudara kandung saya," kata Saiful saat dijumpai TribunnewsBogor.com di bangunan tempat dia tidur, Selasa (12/7/2022).
Saiful pun pada saat pertama kali datang ke Bogor mengaku, semua kehidupan keluarganya berjalan normal.