Breaking News
Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

'Sehari Harus Dapat Uang' Curhat Saiful yang Memilih Jadi Anak Jalanan di Kota Bogor

Saiful berjuang agar tetap bertahan hidup di tengah perkembangan zaman yang terus berubah dengan cepat.

Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Yudistira Wanne
TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat
Saiful (11) anak jalanan yang memilih untuk mencari uang akibat rantai kemiskinan yang terjadi, Selasa (12/7/2022). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR BARAT - Memilih hidup berkecukupan memang sulit di tengah gerusan zaman yang terus berkembang.

Banyak masyarakat yang tidak bisa mengikuti alur perkembangan zaman dan akhirnya terjerembab di jurang kemiskinan.

Seolah berkawan dan tidak bisa dilepaskan, kemiskinan bisa menyebar ke semua lapisan masyarakat.

Tak terkecuali, di wilayah Kota Bogor yang notabene sebagai kota penyangga DKI Jakarta.

Banyak yang harus dilakukan untuk memutuskan kemiskinan yang terjadi.

Walaupun, kemiskinan di Kota Bogor memang tidak bisa dilepaskan begitu saja.

Bila menilik lama Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor persentase kemiskinan di Kota Bogor periode 2019-2021 meningkat setiap tahunnya.

Untuk tahun 2019 angka kemiskinan 5,77 persen kemudian naik pada tahun 2020 6,68 persen dan pada tahun 2021 menjadi 7,24 %.

Mata rantai itu harus diputus sehingga permasalahan yang kerap menjadi permasalahan sosial ini bisa terselesaikan.

Seperti halnya Saiful (11) bocah yang mengaku berasal dari Semplak, Kota Bogor ini.

Saat dijumpai, bocah dengan perawakan yang kurus, serta kulit hitam ini mengakui, bahwa dirinya setiap hari tinggal di jalanan.

Dirinya, memutuskan untuk hidup di jalanan akibat rantai kemiskinan yang menjerat keluarganya.

"Kalau saya dari luar Jawa Barat. Saya datang ke Kota Bogor sama bapak saya dan ibu tiri saya serta 3 orang saudara kandung saya," kata Saiful saat dijumpai TribunnewsBogor.com di bangunan tempat dia tidur, Selasa (12/7/2022).

Saiful pun pada saat pertama kali datang ke Bogor mengaku, semua kehidupan keluarganya berjalan normal.

Namun, hal itu tidak berselang lama, nasib baik memilih untuk tidak berpihak kepada dirinya serta anggota keluargan.

"Ibu saya pergi. Terus saya ikut bapak saya," tambahnya.

Ketika hal itu terjadi, hidup Saiful seperti tidak ada yang mengarahkan.

Alhasil dirinya pun memilih untuk tidak melanjutkan sekolah.

"Saya pernah sekolah. Tapi, saya berhenti. Waktu itu saya kelas 5 SD," kata dia.

Putaran nasib berputar begitu cepat dan menimpa Saiful (11) ini.

Dirinya yang memutuskan untuk putus sekolah pun, memilih untuk hidup dijalanan dengan alasan 'Uang'.

Dirinya tidak bisa kalau sehari terlewat untuk mencari uang dengan cara apapun.

"Kemudian, ayah saya nikah lagi dan sekarang tinggal di Semplak bareng-bareng.

"Kalau dijalananan jadinya Senin-Jumat di sini. Jumat pulang kerumah. Tapi, sehari saya harus dapat uang buat beli minyak telon adik saya," ungkapnya.

Sangat miris memang melihat anak kecil yang sedianya mendapat perhatian orang tua di usianya yang baru menginjak 11 tahun ini.

Diakui Saiful, dirinya diperbolehkan untuk tinggal dijalanan oleh kedua orang tuanya saat ini.

"Gamasalah. Saya juga dibolehin sama bapak saya buat kaya gini. Yang penting saya dapat uang," tambahnya.

Meski begitu, dirinya yang saat ini kehilangan arah menjalani kehidupan, tetap mempunyai cita-cita yang sangat tinggi.

Dirinya, mempunyai cita-cita mengabdi kepada negeri.

"Cita-cita saya inginnya jadi tentara. Seneng aja liat tentara," ungkapnya.

Saiful pun hingga saat ini mengaku masih berkeinginan untuk melanjutkan sekolah.

Walaupun, dalam keadaan yang memang minim kesempatan.

"Kalau sekolah saya juga pengen sekolah lagi," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved