Berkunjung ke Sentra Pembuatan Talenan Kayu di Sasak Panjang Bogor, Proses Pembuatannya Istimewa

Kampung Sasak Panjang, Desa Sasak Panjang, Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor banyak terdapat pengrajin talenan berbahan kayu.

Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Yudistira Wanne
TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
Proses penmbuatan talenan kayu diDesa Sasak Panjang, Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor (11/7/2022). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, TAJURHALANG - Bumi Tegar Beriman memiliki potensi besar disegala sektor kehidupan.

Di Kampung Sasak Panjang, Desa Sasak Panjang, Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor, terdapat sentra pengrajin talenan yang berbahan dasar kayu.

Menurut kepala Desa Sasak Panjang, Andy Umi Yulaikah, banyak sekali pengrajin yang berada di wilayahnya, satu di antaranya yakni pengrajin talenan berbahan dasar kayu.

"Disini udah punya komuniti, skalanya itu home industri, tapi banyak pengrajinnya tiap rumah ada, karena mereka memang sudah turun temurun," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, (11/7/2022).

TribunnewsBogor.com menyambangi salah satu tempat pembuatan talenan kayu yang berada di Kampung Sasak Panjang.

Pengrajin tersebut bernama Ajum (43), ia sudah sekitar 21 tahun menekuni pembuatan talenan berbahan dasar kayu ini.

Ia pun mengaku memiliki keahlian untuk membuat talenan kayu berasal dari orang tuanya.

Ajum mengatakan, dahulu orang tuanya pengrajin kayu yang bisa membuat berbagai macam karya, dari situlah Ajum mengikuti langkah orang tua nya.

"Bapak (orang tua) dulu bikin talenan, bikin papan penggilasan, bakiak, yang berbahan kayu dia bisa, awalnya saya ikut kerja, jadi saya anaknya mengikuti," kata Ajum.

Adapun talenan yang ia buat adalah talenan dengan bentuk bulat, seperti yang biasa kita lihat di pedagang daging.

Cara pembuatannya, lanjut Ajum, masih dikerjakan secara manual.

Kayu yang digunakan pun bermacam-macam, seperti kayu mangga, kayu nangka, kayu rambutan, kayu sawo, kayu asem, dan kayu limus.

Setelah kayu di potong dan disesuaikan ketebalannya, kemudian bagian luar dari kayu tersebut dibuang, menggunakan golok secara manual.

Setelah itu, ketuka sudah membentuk bulat, kayu kemudian diserut menggunakan mesin serut yang dipegang.

Selesai diserut, kayu kemudian di amplas menggunakan amplas, dengan tujuan menghaluskan permukaan.

Karena sudah memiliki pengalaman, Ajum mengaku tidak ada kesulitan dalam mebuat talenan berbahan kayu.

"Engga lama bikinnya, paling 10 menit jadi satu talenan, kalau sehari biaa 50 pcs," ucap Ajum.

Setelah talenan tersebut selesai dibuat, kemudian akan langsung di pasarkan,

Ajum menuturkan, ada dua cara penjualannya, yang pertama dikirim melalui pengepul, yang kedua dijual melalui online.

"Tiap hari saya ngirin ke Pak Dadan rutin, tapi ada juga yang pedagang-pedagang online itu ngambil dari sini, jadi nanti dia yang pasarinnya," bebernya.

Untuk ukuran produknya, paling kecil berdiameter 20 senti meter dijual dengan harga Rp 10 ribu, sedangkan untuk yang paling besar berdiameter 50 sentimeter yang dijual dengan harga Rp 45 ribu.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved