Dua Desa Dilelang

Nasib Pahit 2 Desa di Bogor yang Heboh Dilelang Usai Jadi Jaminan Utang, Lapangan Kerja Baru Sulit

Ada warga yang ingin punya sertifikat tanah namun gagal, ada pula yang sudah punya surat tanah tapi terkendala.

Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Ardhi Sanjaya
TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy
HEBOH DESA DILELANG - Pemandangan Desa Sukamulya, Kabupaten Bogor. Adanya desa yang akan dilelang karena jadi jaminan utang di wilayah Kabupaten Bogor kejutkan banyak pihak. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, SUKAMAKMUR - Hebohnya isu dua desa dilelang di Kabupaten Bogor, yaitu Sukamulya dan Sukaharja rupanya berdampak besar bagi masyarakat setempat.

Tidak hanya soal surat menyurat soal tanah, pembukaan lapangan kerja baru juga terancam berhenti.

Pertumbuhan ekonomi di dua desa tersebut menjadi terancam.

Hal ini jadi keluhan warga setelah ada sengketa tanah itu yang kemudian kini muncul isu desa dilelang.

Sekdes Sukaharja Adi Purwanto mengatakan dampak yang terjadi di masyarakat dimulai dari soal program sertifikat tanah PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap).

Ada warga yang ingin punya sertifikat tanah namun gagal, ada pula yang sudah punya surat tanah tapi terkendala.

"(Sertifikat tanah) Mau dimutasi sebagian atau seluruhnya, itu gak bisa, belum bisa," kata Adi Purwanto kepada TribunnewsBogor.com, Selasa (23/9/2025).

Pihak-pihak yang ingin membuka usaha atau berinvestasi di desanya pun ikut terkena dampak.

Mereka jadi ragu untuk berinvestasi.

Alhasilnya potensi lapangan kerja baru di dua desa ini terancam terhambat.

"Mungkin juga orang yang mau investasi ke desa kami dengan rumitnya administrasi seperti ini kan berpikir-pikir dulu, soalnya tanahnya bermasalah," katanya.

Walaupun tanah bermasalah ini, kata Adi, hanya beberapa persen dari total luas desa.

Tapi pemblokiran administrasi tanah di desanya ini mencakup semua wilayah di desanya untuk surat tanah tahun 2002 sampai 2024.

"Harapan dari masyarakat itu dibuka blokir dengan catatan dipermudah administrasi pertanahan. Kalau misalkan diploting dulu repot kita membutuhkan biaya lagi," kata Adi.

Permasalahan serupa juga dialami Desa Sukamulya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved