Administrasi Jadi Acuan Penilaian, Pemkot Bogor Pede Naik Kelas Status Kota Layak Anak
Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bogor Ana Ismawati mengatakan, Kota Bogor sebentar lagi naik kelas.
Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Yudistira Wanne
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, TANAH SAREAL - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menyiapkan langkah demi terwujudnya predikat Kota Layak Anak (KLA).
Sejumlah langkah itu, kini terus dijalankan agar Kota Hujan naik kelas dari tingkat Madya menuju Nindya.
Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bogor Ana Ismawati mengatakan bahwa penilaian naik kelas itu sebenarnya sudah dilaksanakan.
Lanjut Ana, penialaian yang sudah dilakukan itu dilihat berdasarkan penialain indikator setiap cluster.
Dimana, dari administrasi terakhir dan penilaian terakhir Pemkot Bogor mendapatkan angka 787.
"Jadi gini. Tingkat nasional ini kan kegiatan hari anak besok tanggal 23 Juli. Hanya kalau bocoran kita pegangannya dari penilaian administrasi yang lalu," kata Ana saat dijumpai TribunnewsBogor.com di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jumat (22/7/2022).
Ana menjelaskan, predikat KLA itu sendiri merupakan salah satu alat ukur bagaimana usaha Pemkot Bogor terus mengoptimalkan komitemennya terhadap perlindungan anak.
Dari perlindungan anak itu, sambung Ana, ada beberapa hak yang harus dipenuhi yakni soal pemenuhan hak anak dan bagaimana cara perlindungannya itu sendiri.
"Dari setiap cluster yang terukurkan tadi, kita sudah mendapatkan poin atau nilai. Kalau 700-800 itu tingkat Nindya. Nah itu di posisi nindya. Padahal 3 tahun lalu kita stuk di madya. Mudah mudahan ada peningkatan di tahun ini dan tidak meleset dari pengukuran terakhir administrasi kemarin. Harapannya tidak meleset," jelas Anna.
Cluster indikator yang dimaksud Ana, yakni berupa fasilitas dan indikator lainnya yang terbagi dalam beberapa cluster.
Dimana, cluster pertama yakni hak sipil dan kebebasan dan juga menyangkut hak anak itu sendiri.
Sarana prasarana pun, sambung Ana, turut mempengaruhi penilaian untuk bisa naik kelas status predikat KLA.
"Seperti sekolah ramah anak, puskesmas ramah anak. Selain fasilitas penunjangnya berupa prasarana terkait SDM nya juga.
"Pada prinsipinya di tiap cluster ada 24 indikator yang setidaknya menyangkut bagaimana kesiapan kebijakannya, sdmnya, kemudian sarana prasaranya. Sebetulnya iclude disana semua. Diukurnya disana gitu," sambungnya.