Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Ciptakan SDM Cerdas dan Unggul, Adin Bondar Sarankan Ada Perpustakaan Dekat Rumah Ibadah

Kehadiran perpustakaan di rumah ibadah merupakan instrumen yang bisa digunakan agar jamaah dari tiap rumah ibadah menjadi cerdas.

Editor: Yudistira Wanne
Istimewa
Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpustakaan Nasional Adin Bondar saat melakukan webinar. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Peran rumah ibadah selain untuk meningkatkan kualitas kehidupan beragama juga memiliki peran strategis meningkatkan kehidupan literasi beragama, mau pun literasi antarumat beragama.

Gereja, sama hal nya dengan rumah ibadah lain juga berperan dalam pengembangan budaya kegemaran membaca dan literasi.

Kehadiran perpustakaan di rumah ibadah merupakan instrumen yang bisa digunakan agar jamaah dari tiap rumah ibadah menjadi cerdas, unggul, dan berkualitas.

“Perpustakaan berfungsi menjadikan masyarakat cerdas. Tidak hanya dalam perpsektif pendidikan dalam formal ataupun non formal,” imbuh Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpustakaan Nasional Adin Bondar mengawali Sosialisasi Webinar Kegemaran Membaca Budaya Literasi bekerja sama dengan Universitas Kristen Indonesia (UKI) Tana Toraja, Kamis, (25/7/2022).

Perhatian kepada pengembangan kegemaran membaca tidak cukup digerakkan lewat rumah ibadah.

Lingkup perpustakaan tinggi justru diminta berperan lebih besar dalam penguatan dan perluasan pengetahuan.

Pada dasarnya, prinsip perpustakaan dan perguruan tinggi sama, yakni mencerdaskan masyarakat.

Lebih lanjut Adin Bondar menjelaskan, di masa golden age (usia 1-5 tahun), ada sebanyak 100 miliar neuron berkembang sangat pesat sehingga dibutuhkan rangsangan psikososial, seperti mendongeng, membaca, dan sikap keteladanan.

Jika hal ini tidak dilakukan, pasti akan mengalami penyusutan yang akhirnya mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak.

“Sebuah riset menunjukkan anak yang diceritakan cerita setiap hari menunjukkan perkembangan keterampilan berpikir dan berbasa,” ujarnya.

Indonesia diprediksi akan mendapatkan bonus demografi pada rentang tahun 2020-2035, dan puncaknya di tahun 2028-2030.

Bonus demografi merupakan fenomena langka karena hanya akan terjadi satu kali ketika proporsi penduduk usia produktif berada lebih dari dua pertiga jumlah penduduk keseluruhan.

Bonus demografi terjadi akibat berubahnya struktur umur penduduk, digambarkan dengan menurunnya rasio perbandingan antara jumlah penduduk non produktif (di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun) terhadap jumlah penduduk produktif (usia 15-64 tahun).

Generasi milenial sebagai penduduk terbesar, memiliki peran dominan dalam bonus demografi.

Generasi inilah yang akan menentukan arah dan roda pembangunan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved