IPB University
IPB 9G Diluncurkan, Varietas Padi Unggul Baru dari IPB University
Varietas padi yang dikembangkan oleh tim peneliti IPB University ini dilepas oleh Menteri Pertanian RI pada tahun 2017.
“Masyarakat Indonesia, terutama petani padi sudah banyak yang mengenal varietas padi IPB 3S, yaitu padi unggul untuk lahan sawah hasil penelitian peneliti IPB University. Varietas padi tersebut dihasilkan oleh kami tim peneliti dari Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, “ ujar Ketua Tim Peneliti, Dr Hajrial Aswidinnoor.
Menurutnya, varietas IPB 3S telah dua kali dilakukan panen raya oleh Presiden Jokowi, yang pertama bulan September 2015 di Kabupaten Karawang Jawa Barat, dari ratusan petani yang turut menanam pada lebih dari 600 hektar lahan sawah di tiga desa, produksi ubinan mencapai 8-13 ton/hektar.
Dan yang kedua bulan April 2021 lalu di Kabupaten Malang, Jawa Timur dengan produktivitas ubinan mencapai 12 ton/hektar.
Dari kegiatan-kegiatan penelitiannya, tim ini kembali menghasilkan varietas padi unggul baru yang diberi nama IPB 9G.
Varietas padi IPB 9G dilepas sebagai padi gogo.
Dalam tahun-tahun belakangan, umum diketahui bahwa lahan sawah nasional terus mengalami penyusutan, beralih fungsi untuk kepentingan ekonomi lain seperti infrastruktur jalan, perumahan, dan sebagainya.
Hal ini menyebabkan produksi pangan, terutama beras harus beralih ke ekosistem lahan-lahan kurang subur, diantaranya adalah lahan darat atau lahan kering dengan pengusahaan padi gogo.
Peneliti padi IPB University menaruh perhatian pada hal ini, dan berusaha menghasilkan inovasi varietas yang dapat meningkatkan produksi lahan darat atau gogo ini.
Inovasi varietas IPB 9G ini merupakan hasil dari upaya tersebut.
Varietas padi IPB 9G memiliki potensi hasil pada lahan darat (gogo) mencapai 9.09 ton/hektar dengan produktivitas rata-rata 6.09 ton/hektar.
Tingkat potensi produktivitas ini sudah lebih tinggi dari beberapa varietas unggul padi umumnya dan jauh lebih tinggi dari produktivitas padi gogo lokal yang dibudidaya petani.
Tekstur nasi pulen, seperti halnya kualitas yang umum disukai masyarakat.
Varietas IPB 9G memiliki rendemen beras pecah kulit 75 persen, rendemen beras giling 67 persen dan rendemen beras kepala 79 persen dengan kadar amilosa 21.1 persen.
Varietas ini memiliki karakter agak tahan terhadap hama Wereng Batang Coklat (WBC) biotipe 2 dan 3.
“Terhadap penyakit, varietas IPB 9G bersifat tahan terhadap blas ras 073 dan agak tahan terhadap blas ras 033, 001, dan 051. Namun rentan terhadap blas ras 133,173, 013, 041, dan 023,” terang Dr Hajrial.
Menurutnya, varietas IPB 9G ini toleran terhadap kondisi keracunan Aluminium 40 ppm, namun agak peka terhadap kekeringan. Varietas ini dapat beradaptasi baik di lahan kering subur dan lahan kering masam dataran rendah sampai 700 m di atas permukaan laun (dpl).
Adanya varietas IPB 9G, lanjutnya, diharapkan produktivitas padi di lahan gogo dapat meningkat.
Pada kondisi saat ini yang ketersediaan pangan dunia dan nasional menghadapi ancaman serius (akibat perang, perubahan iklim, dsb), inovasi varietas ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih nyata dalam menjaga dan meningkatkan produksi beras nasional.
Keunggulan lain dari varietas IPB 9G, katanya, adalah bahwa ia bersifat amfibi.
Maksudnya, selain baik untuk lahan kering/gogo, varietas ini berproduksi baik pula jika ditanam pada lahan sawah irigasi.