Hilang usai Brigadir J Tewas Ditembak, Keberadaan Irjen Ferdy Sambo dan Istri Masih Menjadi Misteri
Kasus tewasnya Brigadir J di rumah dinas eks Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo hingga kini masih belum juga terungkap.
Penulis: Damanhuri | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Kasus tewasnya Brigadir J di rumah dinas eks Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo hingga kini masih belum juga terungkap.
Menurut keterangan Polisi, Brigadir J tewas setelah baku tembak dengan Bharada E.
Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo pun sudah membentuk tim khusus untuk mengungkap kasus Brigadir J secara terang benderang.
Bahkan, jasad Brigadir J sudah dilakukan otopsi ulang oleh tim dokter.
Sebab, kematian Brigadir J diduga ada unsur pembunuhan berencana yang kini masih di dalami penyidik.
Penyidik dari Bareskrim Polri pun sudah melakukan pra-rekonstruksi penembekana di TKP Brigadir J tewas yakni di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo yang berlokasi di Duren Sawit, Jakarta Selatan.
Baca juga: Drama Kematian Brigadir J, Pengakuan Bharada E Hingga Cerita Baru Kuasa Hukum Istri Ferdy Sambo
Namun, sejak insiden penembakan terjadi pada Jumat (8/7/2022) lalu, hingga kini Irjen Ferdy Sambo dan istri menghilang dari sorotan awak media.
Belum ada pernyataan langsung dari Ferdy Sambo dan sang istri Putri Candrawath terkait insiden baku tembak yang menewaskan Brigadir J.
Namun, muncul penyataan dari pihak kuasa hukum istri Ferdy Sambo yang menyebut jika Putri Candrawathi merupakan korban pelecehan yang dilakukan oleh Brigadir J.
Namun, hal itu tak bisa terkonfirmasi lantaran sosok yang dituduk yakni Brigadir J sudah meninggal dunia dalam insiden baku tembak sesama ajudan Irjen Ferdy Smabo di rumah dinas Polri.
Sementara itu, Keberadaan Irjen Ferdy Sambo dan istri Putri Cenderawathi hingga kini masih menjadi misteri.
Pemanggilan pemeriksaan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) kepada Putri Candrawathi, istri dari Irjen Pol Ferdy Sambo pun belum bisa terlaksana.
Sebelumnya, pada Rabu (13/07/2022) melalui kuasa hukumnya, istri Irjen Pol Ferdy Sambo telah mengajukan permohonan perlindungan dari LPSK.
Atas permohonan tersebut, LPSK akan melakukan penelaahan dan investigasi terkait dengan permohonan perlindungan yang diajukan oleh Putri Candrawathi.
Sebagaimana diketahui, Putri Candrawathi disebut sebagai korban pelecehan atas tindakan Brigadir J.
"Kami akan menelaah juga terkait dengan kebutuhan (psikologis) beliau untuk pemulihan traumanya," kata Wakil Ketua LPSK Susilaningtias dikutip dari Kompas Tv, Sabtu (16/7/2022).
Berdasarkan hasil rekomendasi dan asesmen psikolog, LPSK selanjutnya akan memutuskan permohonan perlindungan terhadap Putri Candrawathi.
Tentunya, menunggu keputusan dari hasil rapat pimpinan LPSK.
"Rapat pimpinan LPSK ini akan nanti memutuskan permohonan perlindungan itu, (apakah) nanti akan diterima dan bentuk perlindungan atau ditolak," jelas Susilaningtias.
Baca juga: Ada Sayatan Dokter Forensik Bocorkan Kondisi Jenazah Brigadir J usai Melakukan Otopsi Ulang
Pengakuan Bharada E
Kepada Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, Bharada E mengaku sudah menembak Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo.
Tak hanya itu, Bharada E menjelaskan kronologi detik-detik penembakan terjadi.
"Pengakuan dari Bharada E, iya (menembak). Dia juga menjelaskan awal mula peristiwa ini terjadi.
Ini versi Bharada E ya bukan versi Komnas HAM," ujar Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik seperti dikutip TribunnewsBogor.com dari Youtube Metro TV, Sabtu (30/7/2022).
Baca juga: Video CCTV di Hari Brigadir J Ditembak Terkuak: Ferdy Sambo Lari, Putri Candrawathi Nangis Histeris

Damanik menambahkan, berdasarkan pengakuan Bharada E, peristiwa ini terjadi saat Bharada E baru pulang dari Magelang Jawa Tengah.
Pada 8 Juli 20222 itu, setelah pulang dari Magelang, Bharada E mengaku ia bersama Brigadir J, Putri Candrawathi dan para ajudan lainnya ini sempat melakukan isoman di rumah dinas Ferdy Sambo.
Bharada E menyebutkan dirinya dan ajudan lain langsung naik ke lantai 2.
Namun tiba-tiba saat hendak rebahan, Bharada E mendengar teriakan minta tolong dari Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo dari lantai 1.
"Saat sampai tiba di rumah pribadi Pak Sambo yang juga terlihat di CCTV, mereka kemudian menuju ke rumah dinas untuk isoman.
Setelah itu Bharada E naik ke atas ke lantai 2 masuk ke ruangan ADC ruang tidur dan bersih-bersih di situ.
Tiba-tiba dia mendengarkan suara teriakan dari Istri Sambo," ungkap Damanik mengutip pengakuan Bharada E.
Diakui Bharada E, Putri Candrawathi itu berteriak memanggil namanya.
Sontak saja, Bharada E pun langsung turun ke lantai 1, ke arah suara Putri Candrawathi berasal.
Betapa kagetnya Bharada E melihat Brigadir J ada di kamar Putri Candrawathi.
"Kemudian setelah dia ( Bharada E) mendengarkan teriakan itu dan menyebut namanya, lalu dia turun dari tangga lantai 2 ke bawah.
Dia lihat Saudara Yosua kemudian dia bertanya dengan suara yang lebih kuat karena kaget. " Ada apa ini?" lanjutnya.
terkuak ini yang terjadi di rumah Ferdy Sambo saat Brigadir J tewas ditembak Bharada E (Youtube Kompas TV)
Saat bertanya maksud Brigadir J masuk ke kamar istri Ferdy Sambo, Bharada E mengaku langsung ditodong senjata oleh Brigadir J.
Bharada E pun mengaku sempat ditembak duluan oleh Brigadir J.

Demi meluindungi diri sendiri, Bharada E pun langsung naik ke lantai 2 dan menambak balik Brigadir J.
Rupanya, beberapa tembakan Bharada E ini mampu melumpuhkan Brigadir J hingga jatuh tersungkur.
"Kemudian dia menyaksikan Saudara Yosua mengarahkan senjata ke dia dan menembak.
Setelah beberapa tembakan itu, dia ke belakang dan kemudian dia mengokang senjata dan menurut dia, kena tembakannya. Setelah itu masih adu tembak lagi sampai kemudian saudara Yosua ini tersungkur," paparnya.
Melihat Brigadir J tersungkur, Bharada E rupanya masih belum yakin.
Sehingga, Bharada E pun menembak 2 kali lagi Brigadir J hingga benar-benar tewas.
Total tembakan yang dilayangkan Bharada E kepada Brigadir J ini 5 tembakan.
"Kemudian dia lihat secara lebih dekat dan kemudian dia menembak dua kali lagi untuk memastikan orang yang menyerang dia ini itu betul-betul bisa dilumpuhkan.
Itu kesaksian dia ( Bharada E) sebagai terduga tindakan tembak menembak itu," pungkasnya.
Cerita Pengacara istri Ferdy Sambo
Belum usai penyidikan yang dilakukan polisi, kini muncul cerita baru Arman Hanis yang merupakan kuasa hukum Putri Candrawathi, istri dari Irjen Ferdy Sambo
Arman Hanis mengungkapkan Brigadir J pernah ditegur oleh sesama ajudan Ferdy Sambo lantaran memakai parfum Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo.
"Pernah Josua juga ditegur karena pakai parfumnya Ibu PC. Ini semua yang disampaikan oleh Adc (ajudan). Saya juga menunggu hasil yang disampaikan dari ajudan ke Komnas HAM. Kan sudah diperiksa semua," ujar Arman Hanis kepada wartawan, Sabtu (30/7/2022).
Tak hanya itu, kata Arman, perlakuan aneh yang ditunjukkan Brigadir J dan sempat kepergok lagi oleh sesama ajudan yaitu saat Brigadir J sempat menodongkan senjata api miliknya kepada foto Ferdy Sambo.
"Informasi dari ajudan, bahwa Josua diduga pernah mengarahkan senjatanya ke foto Pak Kadiv Propam (Irjen Sambo). Itu ditegur juga oleh ajudan. Saya tidak tanya lagi sering apa tidak (dugaan menodongkan senjata ke foto Sambo). Tapi pernah," jelas Arman.
Terkait siapa orang yang menyampaikan informasi tersebut, Arman Hanis enggan membeberkan identitas ajudan yang dimaksud.
Arman juga mengaku masih belum mengetahui motif Brigadir J menodongkan senjata kepada kliennya tersebut.
"Kalau motif kan saya enggak tahu, motifnya kan. Saya hanya mewawancara, enggak mungkin lagi kita tanyakan ke Brigadir J, kan sudah almarhum," katanya.
Menurut Arman Hanis, cerita tersebut didapatkannya dari ajudan-ajudan Ferdy Sambo.
Sosok ajudan Ferdy Sambo yang mengungkapkan cerita tersebut hingga kini masih misteri.
Pasalnya, Arman Hanis sendiri enggan membeberkan identitas ajudan yang dimaksud.
Tanggapan Pengacara Keluarga Brigadir J
Terkait tudingan itu, Kuasa Hukum Keluarga Brigadir J yakni Kamaruddin Simanjuntak menyebut jika pernyataan tidak didukung bukti hanya akan menjadi omong kosong.
"Itu nggak bisa dipercaya kalau cuma dalil-dalil. Dalil-dalil tanpa bukti itu omong kosong," kata Kamaruddin Simanjuntak saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (31/7/2022).
Dia meminta kepada pihak kuasa hukum Ferdy Sambo harus menyertakan bukti jika keterangan dari para ajudan itu benar adanya.
Hal ini, disebut Kamaruddin, karena fakta-fakta yang pihaknya dapatkan terkait kematian Brigadir J semua berdasarkan bukti yang ada.
"Tanggapan saya, tunjukkan buktinya. Tunjukkan bukti berupa rekaman CCTV, nah baru saya tanggapi ya nanti. Kalau kita kan, dalil kita semua ada buktinya toh," ungkapnya.
Lebih lanjut, Kamaruddin Simanjuntak mempertanyakan mengapa dimunculkan spekulasi-spekulasi baru terkait kematian kliennya tersebut.
"Kenapa sekarang setelah meninggal orangnya baru dibuat karangan-karangan seperti itu? Itu kan pembunuhan beralih ke parfum beralih ke penodongan foto itu, makin ngawur itu," katanya.
"Tapi tidak apa-apa orang berhalusinasi tidak apa-apa yang penting kalau ada bukti baru kita tanggapi," paparnya.
Baca juga: Dijuluki Sakti, Bharada E Lakukan Ini Demi Pastikan Brigadir J Tewas, Komnas HAM: Tembak 2 Kali Lagi
Soroti Kejanggalan Dugaan Pelecehan Brigadir J pada Itsri Ferdy Sambo
Kamaruddin juga menilai aneh pernyataan polisi bahw Brigadir J tewas ditembak oleh Bharada E gara-gara masuk ke kamar istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Disebutkan polisi, Brigadir J diduga akan melakukan pelecehan seksual pada Putri Candrawathi.
Jika itu benar, hal itu bertolak belakang dengan psikologis yang menyelimuti diri Brigadir J di hari-hari menjelang kematiannya.
"Pertanyaannya ada nggak orang yang sudah tahu dia menjelang sakaratul maut masih bernafsu untuk melakukan itu," ungkapnya.

Sebelum mati terbunuh, Brigadir J bercerita ke pacarnya, Vera Mareta Simanjuntak, bahwa sejak Juni lalu dia sudah diancam akan dibunuh.
Sementara, Brigadir J tewas tanggal 8 Juli 2022 usai mengantar keluarga Ferdy Sambo ke Magelang.
Karena itu Kamaruddin Simanjuntak menilai sangat janggal jika Brigadir J melakukan pelecehan seksual terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Chandrawathi.
Kamaruddin Simanjuntak memamparkan, almarhum Brigadir J pernah berkomunikasi dengan Vera, kekasihnya, ihwal ancaman pembunuhan terhadap dirinya tersebut.
"Iya benar, almarhum bercerita kepada pacarnya terkait itu (ancaman pembunuhan)," kata Kamaruddin kepada Tribunnews.com, Jumat (29/7/2022).
Kamaruddin mengungkapkan ancaman pembunuhan itu membuat hidup Brigadir J tidak tenang hingga mengucapkan kata-kata perpisahan kepada Vera.
"Membuat kata-kata perpisahan dengan pacarnya memohon ampun atas dosa dan perbuatannya kepada pacarnya ini dan meminta mencari pria lain sebagai penggantinya," ucapnya.