Polisi Tembak Polisi
Hasil Pemeriksaan 10 Handphone Terkait Kematian Brigadir J, Komnas HAM Singgung Dokumen Percakapan
Kedatangan tim Puslabfor Mabes Polri untuk memenuhi undangan komnas HAM terkait kasus penembakan Brigadir J, pemeriksaan hustru ditunda lagi
Penulis: Siti Fauziah Alpitasari | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Tim Puslabfor Mabes Polri memenuhi undangan Komnas HAM pada Jumat (5/8/2022) pagi kemarin.
Kedatangan tim Puslabfor Mabes Polri ini untuk memenuhi undangan Komnas HAM terkait kasus penembakan Brigadir Yosua atau Brigadir J.
Namun, pemeriksaan tersebut justru ditunda lagi.
Dilansir TribunnewsBogor.com dari kanal Youtube CNN yang tayang pada Jumat (5/8/2022), Komisioner Pendidikan dan Penyuluhan HAM, Beka Ulung Hapsara pun merespon terkait kasus penembakan Brigadir J.
Pembawa acara CNN Indonesia, Iqbal pun melontarkan pertanyaan kepada Beka Ulung terkait alasan spesifik penundaan pemeriksaan uji balistik.
Baca juga: Terkuak Isi Chat 10 Ponsel Sebelum Brigadir J Tewas, Ada dari Ferdy Sambo? Komnas HAM : Makin Terang
"Tadi (Jumat (5/8/2022) memang keterangan dari timsus menyampaikan bahwa karena ada perkembangan baru dalam proses penyelidikan dan penyidikan kepolisian terkait dengan balistik maka mereka meminta penundaan sampai hari Rabu mendatang," tutur Beka Ulung saat diwawancarai.
Menurut Beka Ulung, Komnas HAM menyampaikan persetujuannya hanya dengan catatan bahwa pada hari Rabu mendatang data detail sudah lengkap dan tidak ada lagi proses-proses, keterangan terkait uji balistik.
"Itu yang bisa kami sampaikan dalam kesempatan ini terkait dengan apakah ini perlu dipertanyakan? saya kira ini kan dinamis ya baik penyelidikan yang dilakukan oleh teman-teman kepolisian maupun yang dilakukan komnas HAM dinamis ya, tergantung temuan-temuan yang bisa memahaminya tetapi ya itu catatannya harus di perbaiki begitu dan lebih detail lebih lengkap," jelas Beka Ulung.

"Tapi mas Beka, apakah dengan temuan-temuan baru ini adanya pemeriksaan, apa yang dilakukan Komnas HAM sendiri seharusnya bisa sambi berjalan mengingat bahwa dengan penundaan-penundaan ini maka kasus ini akan lama lagi untuk mendapatkan hasilnya?," tanya Iqbal.
Beka Ulung pun menjelaskan hal ini tak mungkin lepas dari pengumuman Kapolri malam kemarin, Jumat (5/8/2022) dan terdapat pula statemen Kabareskrim yang di mana pihaknya pun menghormati semua keputusan dari ketersangkaan Bharada E.
"Kabareskrim konteks bersama terkait dengan status terakhir update sekaligus penonaktifan dan saya kira kami harus melihat hal tersebut begitu," kata Beka Ulung.
• Ternyata Ferdy Sambo Tiba di Jakarta Sehari Sebelum Brigadir J Tewas, Komnas HAM Beberkan Bukti Baru
Lalu, kata Iqbal saat melontarkan pertanyaanya kepada Beka Ulung, apa saja hasil dari pertemuan tim siber Polri dan Komnas HAM terkait yang disampaikan tim siber Polri dengan handphone dan lain sebagainya.
Beka Ulung pun menjawab sejak pagi kemarin hingga sore pukul 15.00 WIB, tim siber Polri
menyampaikan terkait dengan hasil pemeriksaan 10 handphone dari 15 handphone yang ada di tim siber Kepolisian.
"Dari 10 tersebut, ada didapatkan foto kemudian dokumen percakapan dan juga detail-detail yang ada dalam handphone tersebut hanya soal metadata, terus soal waktunya kapan segala macemnya, itu yang kami dapatkan dari proses minta keterangan dari jam 09.00 pagi tadi sampai jam 15.00 sore tadi," jelas Beka Ulung.

Saat pembawa acara Iqbal menanyakan soal kepemilikan handphone dan merek handphone yang didapatkan itu pun Beka Ulung menyebutkan nama kepemilikan handphone tersebut dari tim siber Polri sudah mendapatkan informasi naun belum dapat dikonfirmasi apakah informasi tersebut valid atau tidak.
Baca juga: Kepala Brigadir J Disebut Ditembak dari Arah Belakang, Ini Respon Komnas HAM
"Karena kami harus klarifikasi dan verifikasi lagi dengan informasi atau data yang sudah kami miliki terkait nomor-nomor handphone yang ada begitu, ini kan saya kira mengapa kemudian kami, tentu saja mudah begitu kami harus memastikan betul informasi yang disampaikan siber itu juga singkron dengan data keterangan atau informasi yang kami milikin," beber Beka Ulung.
Kendati demikian, Beka Ulung menjelaskan hasil dari pertemuannya dengan tim siber Polri pun sangat penting mengenai untuk melengkapi kronologi peristiwa secara detail dan tersaji dengan runut begitu lengkap sengan bukti-bukti yang ada.
Keterbukaan tim siber Polri pun terhadap Komnas HAM cukup terbuka kata Beka Ulung, yang di mana saat ia meminta keterangan terkait handphone, tim siber Polri juga memberikan material atau bahan-bahan yang ada sehingga lebih mudah nantinya dan dapat menjadi pembanding apapun temuan-temuan dari pihak kepolisian.