Pengamat Sebut Ada Dugaan Pemerasan Dalam Kasus yang Menyeret Nama Bupati Ade Yasin
Tamil menduga, dalam kasus dugaan suap yang saat ini bergulir di Pengadilan Tipkor Bandung diduga ada yang menjadi korban pemerasan.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Perkara kasus dugaan suap yang melibatkan Bupati Bogor non aktif, Ade Yasin dan anak buahnya mendapat sorotan dari pengamat Politik dan Hukum Nasional, Tamil Selvan.
Tamil menduga, dalam kasus yang saat ini bergulir di Pengadilan Tipkor Bandung diduga ada dugaan pemerasan.
Menurutnya, pernyataan Ihsan Ayatullah saat menjadi saksi di pengadilan menyebut ada permintaan sejumlah uang terkait meraih WTP.
Saat memberikan kesaksian, Ihsan yang menjabat sebagai Kasubid di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) mengaku melakukan penarikan sejumlah uang ke perangkat daerah di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor lantaran adanya permintaan dari pihak BPK.
"Jadi sebenarnya sudah salah sasaran. Dan Ade Yasin hanya menjadi korban atas oknum BPK yang meminta uang ke Ihsan. Dan Ihsan jelas bergerak sendiri, jadi tidak ada keterlibatan Ade Yasin," terang Tamil kepada wartawan, Selasa (9/8/2022).
Tamil berharap ketua majelis hakim bisa mengkaji secara jelas dan rinci atas kasus yang dialami Ade Yasin.
"Karena secara kronologi dan pengakuan para saksi juga jelas tidak ada perintah dari Bupati. Jadi Ade Yasin hanya korban dan terdzolimi," bebernya.
Sebelumnya, terdakwa dugaan suap auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Ihsan Ayatullah bongkar pengakuan di Pengadilan Tipikor Bandung.
"Perlu saya sampaikan bahwa yang saya sampaikan kepada SKPD adalah permintaan BPK," kata Ihsan saat diminta tanggapannya oleh Ketua Majelis Hakim Hera Kartiningsih, Senin (8/8/2022).
Ihsan diketahui banyak menghimpun dana yang bersumber dari perangkat daerah dan pengusaha.
Sementara itu, Sekretaris BPKAD, Andri Hadian bahwa dirinya diminta tolong oleh Ihsan mengambil dana dari Badan Pengelola Pendapatan Daerah (Bappenda) senilai Rp100 juta.
Kemudian, saksi lain, Kasubag Penatausahaan Keuangan Sekretariat Pemerintah Kabupaten Bogor, Rully Faturahman mengaku memberikan uang kepada Ihsan dari hasil meminjam kepada pengusaha dan sebagian uang pribadi.
"Kata Ihsan, BPK perlu uang. Saya yang mencari, untuk yang Rp50 juta, saya pinjam yang mulia. Yang Rp10 juta pribadi sendiri," kata Rully.
Rully bahkan sempat diminta oleh Ihsan untuk menyiapkan dua rekening khusus untuk berurusan dengan BPK.
"Saudara Ihsan telepon saya bahwa BPK kali ini meminta cashless. Saya diminta Ihsan membikin rekening. Saya menyuruh staf saya membikin rekening," paparnya.