Polisi Tembak Polisi
Tersangka Baru Pembunuhan Brigadir J Segera Diungkap, Mantan Kapolda: Siapa Lagi, Komandan Cuma Satu
Mantan Kapolda Jabar Irjen (Purn) Anton Charliyan mengatakan, tersangka utama pembunuhan Brigadir J sebenarnya sudah terlihat jelas.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Soewidia Henaldi
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Malam ini, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo direncanakan akan mengumumkan tersangka baru kasus pembunuhan Brigadir J di rumah mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Sebelumnya sudah ada dua tersangka terkait kematian Brigadir J, yakni Bharada E dan Brigadir RR.
Saat ini publik menunggu apakah tersangka baru yang akan diumumkan Kapolri ini adalah otak di balik pembunuhan terhadap Brigadir J.
Apalagi pengumuman tersangka baru ini akan diumumkan oleh 7 jenderal.
Pengumuman yang rencananya akan dijadwalkan pada pukul 16.00 WIB itu pun hingga sore ini belum juga dilakukan.
Mantan Kapolda Jawa Barat, Irjen (Purn) Anton Charliyan menduga bahwa tersangka baru ini adalah atasan Bharada E.
Ia pun menyebut bahwa kedatangan sejumlah polisi ke rumah pribadi Ferdy Sambo adalah dalam rangka olah TKP terkait kasus pidana, bukan kode etik.
"Ini jelas pidana karena sudah turun inafis. Karena kalau inafis itu bukan untuk kode etik, kode etik tidak pernah turun inafis, kecuali kode etik yang mau dipidanakan," kata Anton Charliyan dilansir dari Kompas TV.
Apalagi saat ini, kata dia, sudah ada dua tersangka terkait kematian Brigadir J.
Baca juga: Rumah Dijaga Brimob Bersenjata, Nasib Ferdy Sambo Diungkap Mantan Kabareskrim, Kondisi Putri Terkuak
"Sehingga di sini kalau memang ada di rumah ajudan juga, ya salah satu yang diduga keras TKP adalah di tempat itu juga," jelasnya.
Terkait keterangan Bharada E yang berubah-ubah, kata dia, hal itu tidak akan mengubah proses penyelidikan secara keseluruhan, hanya tinggal melengkapi dan menyempurnakan.
"Kalau ada yang menyuruh ya siapa lagi di sana sebagai atasan. Kan ini sudah semakin mengerucut tentunya, tinggal keberanian polri, keterbukaan polri, mau menetapkan siapa sesungguhnya tersangka utama," tandas dia.
Ia pun menjelaskan empat pelaku dalam perjalanan kasus kematian Brigadir J tersebut.
"Karena kan konstuksi di dalam hukum ini kan siapa pelaku ini semua sudah tahu kan ada 4, satu ada pelaku yang melakukan langsung, dua ada yang membantu 55 (turut serta yang ada di TKP) dan 56 (bisa ada di TKP bisa ikut merencakanan, ikut merundingkan, tidak perlu ada di TKP), aktor intelektual atau aktor yang menyuruh," tuturnya.

Anton Charliyan pun memastikan bahwa aktor intelektual dari pembunuhan Brigadir J ini sudah terlihat jelas.
"Di sini jelas ini disuruh komandan, komandannya siapa lagi. Sebetulnya ini sudah sangat mengerucut sekali, sementara yang ada di rumah tersebut ya komandannya ya hanya satu," jelas dia.
Meski begitu, lanjut dia, keterangan saksi yakni Bharada E sebetulnya rawan karena bisa saja sewaktu-waktu berubah.
"Karena keterangan saksi yang betul-betul diakui adalah di depan sidang dan di depan hakim, jadi sebelum diucapkan di depan hakim keterangan saksi itu cukup rawan," jelasnya.
Tak hanya itu, Anton Charliyan juga menyinggung soal adanya kendala psikologis yang menghambat proses penyidikan ini.
Baca juga: Rumah Ferdy Sambo Dikepung Brimob, Mantan Kapolda Singgung Inafis: Mungkin Ada Bekas Baju Brigadir J
"Kendala psikologis karena yang diperiksa ini, Pak FS yang meriksa kan Dirkrimum, beliau juga mantan Dirkrimum, tentu saja ini ada kendala prikologis. Bahkan mungkin yang sekarang pun tidak menutup kemungkinan ada kendala prikologis. Jadi sebaiknya biar lebih netral harus diganti jangan di Dirkrimum," kata dia.
Kendala psikologis ini, kata dia, ada kendala pertemanan, kawan dan lain-lain yang mungkin sepermainan, dan tentunya akan cukup mempengaruhi proses penyidikan.
"Pak FS ini bisa menentukan jabatan seseorang, karena propam, salah satu menaikan jabatan atau menentukan jabatan, selain SDM ya termasuk propam. Sehingga jelas power politis di polrinya ini sangat besar, jadi kemungkinan ini yang ditakuti anggota. Jadi ini sudah tepat sekali ketika kapolri menonaktifkan dan memutasi beberapa yang terlibat," tutupnya.
Rumah Ferdy Sambo Dikepung Brimob
Diberitakan sebelumnya, jelang pengumuman tersangka baru atas kasus pembunuhan Brigadir J, rumah pribadi mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, dikepung polisi.
Diduga di dalam rumah pribadi yang berada di Jalan Sangguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan tersebut, ada Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo.
Dilansir dari Kompas TV, telihat rumah pribadi Ferdy Sambo ini secara tiba-tiba didatangi oleh polisi dari Provos dan Brimob berseragam lengkap dengan sejumlah kendaraan taktis pada pukul 15.30 WIB.
Kondisi ini tentunya jauh berbeda dengan kondisi di hari-hari sebelumnya, karena kediaman pribadi Ferdy Sambo ini jarang menjadi sorotan.
Sebab seperti yang diketahui, yang menjadi TKP pembunuhan Brigadir J adalah rumah dinas Ferdy Sambo yang ada di Kompleks Polri, Duren Tiga.

Rupanya, jarak antara rumah pribadi dan rumah dinas Ferdy Sambo ini hanya sekitar 500 meter jika dilalui dengan berjalan kaki.
Baca juga: Putri Candrawathi Diperiksa LPSK Sebelum Umumkan Tersangka, Kondisi Psikis Istri Ferdy Sambo Terkuak
Tak hanya itu, garis polisi juga tampak dipasang di rumah pribadi Ferdy Sambo tersebut.
Menurut keterangan jurnalis Kompas TV, nampaknya memang tengah dilakukan rangkaian penyidikan jika dilihat dengan dipasangnya garis polisi di rumah pribadi Ferdy Sambo.
Memang yang paling mungkin yang akan berlangsung saat ini adalah proses penyidikan, apakah itu gelar perkara atau pra rekonstruksi.
Baca juga: Putri Candrawathi Diperiksa LPSK Sebelum Umumkan Tersangka, Kondisi Psikis Istri Ferdy Sambo Terkuak
Apalagi sore ini rencananya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo akan mengumumkan tersangka baru dalam kasus kematian Brigadir J.
Kedatangan satuan Brimob ini juga sebelumnya pernah terjadi di Bareskrim Polri pada Sabtu (6/8/2022) lalu, terkait kasus kematian Brigadir J.
Saat itu, keberadaan Brimob di Bareskrim Polri adalah untuk menjemput Ferdy Sambo untuk dibawa ke tempat khusus.
Dikabarkan bahwa akan ada yang datang dan memberikan keterangan terkait kedatangan Brimob ke rumah pribadi Ferdy Sambo tersebut.
Jurnalis Kompas TV juga menyebutkan kalau kemungkinan Putri Candrawathi ada di dalam rumah dinas Ferdy Sambo tersebut.
"Tapi kalau kita melihat kehadiran LPSK tadi, dari pukul 10.00 - 13.30 WIB kurang lebih 3 jam, kemungkinan besar assesment psikologis ini berhasil dilakukan, artinya tentu saja ada kehadiran Putri Candrawathi di rumah pribadi Ferdy Sambo ini," kata jurnalis Kompas TV, Dian.
Terlihat ada pula anggota polisi yang mengenakan baju bertuliskan Inafis.
Yang menarik, ada pula polwan berseragam Provos yang ikut mendatangi rumah pribadi Ferdy Sambo.
Kedatangannya memunculkan pertanyaan publik, apakah berkaitan dengan Putri Candrawathi yang ada di dalam rumah tersebut.
Tak hanya itu, tampak pula beberapa warga sekitar yang dilibatkan ke dalam rumah Ferdy Sambo.
Salah satunya pria yang mengenakan batik merah.
Meski begitu, jurnalis Kompas TV masih belum bisa memastikan siapa mereka dan ada keperluan apa.(*)