Polisi Tembak Polisi
Sederet Kebohongan Geng Ferdy Sambo di Kasus Kematian Brigadir J, Terkuak Berkat Nyanyian Bharada E
Kebohongan yang dilakukan oleh geng Ferdy Sambo ini akhirnya terungkap setelah Bharada E membongkar skenario
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
Hal itu membuat Putri Candrawathi berteriak dan mengundang keingintahuan Bharada E yang berada di lantai atas.
“Ibu berteriak minta tolong, akibat teriakan tersebut Brigadir J panik, dan keluar dari kamar, kemudian mendengar teriakan dari Ibu, maka Bharada E yang saat itu berada di lantai atas menghampiri,” kata Ramadhan.
Padahal faktanya, Bharada E mengakui bahwa tidak ada teriakan Putri Candrawathi yang ia dengar.
“Dia (Bharada E) tidak mendengar apa-apa tentang itu (dugaan pelecehan seksual Brigadir J kepada Putri Candrawathi). Dia malah enggak tahu, waktu curhat sama saya (Deolipa). Saya (Bharada E) enggak tahu itu,” ucap Kuasa Hukum Bharada E, Deolipa Yumara.

4. Brigadir RR Sembunyi di Balik Kulkas
Kepada Komnas HAM, Brigadir RR awalnya mengaku ikut menyaksikan tembak menembak antara Brigadir J dan Bharada E.
Menurut kesaksiannya kepada Komnas HAM, Ricky mengaku menyaksikan aksi tembak-tembakan tersebut.
Namun, dia tidak tahu persis siapa orang yang sedang adu tembak dengan Brigadir J.
"Belakangan dia baru tahu bahwa itu ternyata tembak-tembakan antara Bharada E (dan Yoshua)," kata Ketua Komnas HAM, Taufan Damanik.
Kepada komnas HAM, Brigadir RR mengaku bahwa saat itu dia hanya mendengar istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi teriak-teriak meminta tolong dengan memanggil namanya dan Bharada E.
Dia, yang saat itu berada satu lantai dengan Putri Candrawathi, berlari menuju ruang utama tempat istri Ferdy Sambo itu berteriak.
Baca juga: Menelisik Motif 18+ di Balik Aksi Ferdy Sambo Bunuh Brigadir J, Pengacara Singgung Parfum Ibu Putri
Selanjutnya Brigadir RR melihat Brigadir J sedang mengacungkan senjata ke arah tangga.
Dia tidak melihat siapa orang yang berada di tangga itu. Ketika Brigadir J akhirnya melepaskan beberapa tembakan ke atas, Brigair RR langsung bersembunyi di balik kulkas.
Pernyataan Brigadir RR di awal itu pun dipatahkan oleh kepolisian yang menetapkan dirinya sebagai tersangka.
Brigadir RR dikenakan pasal 340, karena diduga turut membantu dan menyaksikan penembakan terhadap Brigadir J.
5. Brigadir J Tembak Menembak di Jarak 10 Meter
Di awal keterangannya, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan juga sempat menuturkan bahwa posisi Bharada E dengan Brigadir J berjarak 10 meter.
“Bharada E yang saat itu, berada di lantai atas menghampiri dari atas tangga yang jaraknya dari Brigadir J itu kurang lebih 10 meter,” kata Ramadhan di Jakarta pada Selasa, 12 Juli 2022.
Berdasarkan hasil Olah TKP, kata Ramadhan, saat itu Brigadir J mengeluarkan tembakan tujuh kali dan Bharada E mengeluarkan tembakan lima kali.
Menurut dia, tembakan yang diletuskan Bharada E ini merupakan aksi bela diri.
“Kasus ini ditangani oleh Polres Jakarta Selatan. Perlu kami sampaikan bahwa tindakan yang dilakukan Bharada E adalah tindakan untuk melindungi diri, karena ancaman dari Brigadir J itu sendiri,” jelas dia.
Namun kebohongan itu diungkap oleh LPSK Berdasarkan hasil wawancara dengan Bharada E sebelum ia ditetapkan sebagai tersangka pembunuh Brigadir J.

"Tembakan itu dari jarak dekat," kata Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi Korban (LPSK) Edwin Partogi, Jumat (5/8/2022).
Namun, Edwin tidak memerinci jarak dekat yang dia sebut dengan ukuran angka.
Baca juga: Pilunya Kondisi Ibunda Brigadir J di Jambi, Sempat Alami Ini Sebelum Ferdy Sambo Jadi Tersangka
6. Ada 7 Peluru yang Ditembakkan Brigadir J
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan mengatakan ada tujuh luka di tubuh Brigadir J setelah terlibat baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Ferdy Sambo, Jakarta Selatan.
Tujuh luka di tubuh Brigadir J tersebut akibat lima tembakan yang dilesatkan Bharada E dalam insiden yang terjadi Komplek Polri, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022)
Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara dan pemeriksaan saksi dalam insiden baku tembak tersebut Bharada E menembak sebanyak 5 kali.
"Ada tujuh proyektil yang dikeluarkan dari Brigadir J dan lima proyektil yang dikeluarkan dari Bharada E," kata Ramadhan.
Ramadhan menjelaskan Brigadir J mendapatkan tujuh luka tembakan meski Bharada E hanya mengeluarkan lima peluru.
"Walaupun lima tembakan ada satu tembakan yang mengenai tangan kemudian tembus ke badan, jadi kalau dibilang ada tujuh lubang tapi lima tembakan itu ada satu tembakan yang mengenai dua bagian tubuh termasuk luka sayatan itu," jelasnya.
Ramadhan mengungkapkan Bharada E tidak mendapat luka apapun akibat baku tembak tersebut.
Hal ini karena posisi Bharada E yang berada jauh lebih tinggi yakni sejauh 10 hingga 12 meter karena dia berada di lantai 2 rumah Irjen Ferdy Sambo saat baku tembak terjadi.
"Tidak ada (terkena tembakan), kan posisi dia lebih tinggi dan dia posisinya dalam keadaan yang terlindung," ucapnya.
Faktanya, Brigadir J tidak mengeluarkan tembakan sama sekali pada kasus penemabakan tersebut.
Untuk memuluskan skenario tersebut, Ferdy Sambolah yang menembakkan pistol milik Brigadir J ke tembok agar seolah seperti terjadi baku tembak.