Diotaki Oknum TNI, Ini Skenario Pembunuhan Bendahara KONI di Sukamakmur, Libatkan 3 Orang Bayaran
Pembunuhan berencana ini rupanya diotaki oleh tersangka utama berinisial AK (33) seorang oknum anggota TNI yang berdinas di wilayah Kalimantan Barat.
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Vivi Febrianti
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBINONG - Seorang pria Bendahara Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) salah satu kabupaten di Kalimantan Barat berinisial AN (35) tewas di tangan kawanan pembunuh bayaran yang mayatnya ditemukan di wilayah Sukamakmur, Kabupaten Bogor pada 30 Juli 2022 lalu.
Pembunuhan berencana ini rupanya diotaki oleh tersangka utama berinisial AK (33) seorang oknum anggota TNI yang berdinas di wilayah Kalimantan Barat dengan melibatkan tiga orang pembunuh bayaran.
Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin menjelaskan, pembunuhan ini dilatarbelakangi motif utang piutang.
"Berawal dari si korban ini menagih utang kepada salah satu tersangka (pelaku utama)," terang AKBP Iman Imanuddin dalam jumpa pers di Mako Polres Bogor, Kamis (11/8/2022).
Sejak 12 Juli 2022, korban sudah berada di Bogor untuk menagih utang demi mengganti uang kas di organisasi tempatnya bertugas yang terpakai secara pribadi sebesar Rp 600 juta.
Korban pun berupaya menagih utang kepada Tersangka AK si otak pelaku yang punya utang sebesar Rp 300 juta kepada korban.
Namun Tersangka AK malah berniat menghabisi nyawa korban dan mendatangkan tiga tersangka lain untuk menjadi pembunuh bayaran.
Ketiga pembunuh bayaran ini diberi honor masing-masing Rp 2 juta, mereka adalah AA (33), D (37) dan RH (25) yang ketiganya merupakan karyawan swasta asal Jakarta Timur.
"Pada tanggal 27 Juli 2022, para pelaku ini sempat berkumpul di sebuah cafe di Kota Bogor untuk merencanakan dan membagi peran. Jadi ada yang diperintahkan untuk mempersiapkan membeli karung, ripet dan sebagainya," tambah Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Siswo DC Tarigan.
Kemudian pada tanggal 29 Juli 2020, rencana untuk menghabisi nyawa korban ini mulai dijalankan para tersangka.
Dalam mengawali rencana ini, si otak pelaku pura-pura menawari korban alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan korban dengan cara mendatangi tempat percetakan uang palsu yang katanya di daerah Sukamakmur, Bogor.
"Para pelaku berangkat bersama-sama menjemput korban di sebuah Alfamidi di daerah Semplak (Kota Bogor) sekitar pukul 22.00 WIB," kata Siswo.
Dengan alasan korban ini orang baru, tersangka mensyaratkan korban harus mau ditutup matanya dan diikat tangannya saat menuju ke Sukamakmur dan korban pun menuruti.
"Bahkan untuk meyakinkan korban, salah satu pelaku yang ikut dalam mobil juga berpura-pura mau diikat tangannya dan ditutup matanya," kata Siswo DC Tarigan.