Polisi Tembak Polisi
Terjawab ! Pistol HS-9 Brigadir J Dirampas, Mantan Pengacara Bharada E Beberkan Fakta Mengejutkan
Mantan pengacara Bharada E, Muhammad Burhanuddin mengatakan, Bharada E diinstruksikan atasan untuk menembak Brigadir J.
Penulis: yudistirawanne | Editor: Soewidia Henaldi
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Skenario pembunuhan yang menyebabkan Brigadir J tewas dikediaman Ferdy Sambo semakin menemui titik terang.
Titik terang itu didapat usai Ferdy Sambo ditetapkan sebagai tersangka.
Ferdy Sambo diduga sebagai otak pembunuhan yang menyebabkan Brigadir J tewas.
Usut punya usut, rupanya Ferdy Sambo memiliki strategi jitu untuk bersiasat.
Ya, Ferdy Sambo menyusun strategi dengan matang.
Hal itu disampaikan mantan pengacara Bharada E, Muhammad Burhanuddin.
Baca juga: Diungkap LPSK, Alasan Ferdy Sambo Ajukan Permohonan Perlindungan karena Ancaman Media Massa
Muhammad Burhanuddin fakta sebenarnya berdasarkan keterangan kliennya tersebut.
Pistol HS-9
Burhanuddin mengatakan, berdasarkan pengakuan dari kliennya tersebut, luka di tangan kanan Brigadir J adalah karena tembakan senjata berjenis HS-9 yang dimiliki oleh Brigadir J.
Selain menembak jari, senjata milik Brigadir J tersebut digunakan untuk menembak dinding hingga langit-langit rumah dinas Ferdy Sambo.
"Menembak itu dinding," terangnya.
Baca juga: Surat Kuasa Dicabut, Deolipa Yumara dan Boerhanuddin Layangkan Gugatan Ke Bharada E
Menurut Burhanuddin, senjata milik Brigadir J jenis HS-9 digunakan pelaku penembakan lain guna menembak tangan kanan Brigadir J.
Hal itu, kata Burhanuddin, sebagai bentuk alibi adanya aksi baku tembak.
"Jadi senjata yang tewas itu (Brigadir J) dipakai untuk tembak jari kanan itu," ucapnya.
Burhanuddin mengatakan, Ia membenarkan adanya aksi penembakan yang diperintah langsung oleh atasan Bharada E.
"Iya betul. Disuruh tembak. Tembak, tembak, begitu," ungkapnya.
Baca juga: Misteri Permohonan Terakhir Brigadir J Sebelum Didor, Ferdy Sambo Desak Bharada E : Woy Tembak Dia
Kapolri menegaskan tak ada baku tembak
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, kasus yang menewaskan Brigadir J bukan karena baku tembak.
Lebih lanjut, Jenderal Listyo Sigit Prabowo memaparkan bahwa tanda bekas tembakan didinding untuk mengalihkan perhatian.
"Untuk membuat seolah-olah telah terjadi tembak-menembak," ucapnya.
Baca juga: Suasana Haru Pertemuan Bharada E dengan Keluarga, Orang Tua Tak Henti Ucap Terima Kasih
Jenderal Listyo Sigit Prabowo pun menjelaskan, semua siasat Ferdy Sambo merupakan skenario yang telah disusun.
"Saudara FS melakukan penembakan dengan senjata milik Saudara J ke dinding berkali-kali untuk membuat kesan seolah telah terjadi tembak-menembak," tambahnya.
Terkait kasus ini, Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan proses hukum akan terus berlanjut.
"Mengenai hal itu sedang didalami penyidik," ujar Jenderal Listyo Sigit Prabowo.(*)