Polisi Tembak Polisi
Disentil Mahfud MD Gara-gara Diam di Kasus Brigadir J, Arteria Dahlan : DPR Bekerja dalam Keheningan
Menko Polhukam sekaligus Ketua Kompolnas itu pun membahas soal DPR yang tak sevokal biasanya dalam menyuarakan isu besar.
Penulis: khairunnisa | Editor: Soewidia Henaldi
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Anggota DPR RI Komisi III dari Fraksi PDIP, Arteria Dahlan menjawab sentilan Menko Polhukam Mahfud MD soal kasus pembunuhan Brigadir J yang diprakarsai Ferdy Sambo.
Tak hanya itu, Arteria Dahlan juga balik bertanya soal beberapa isu yang diduga dilayangkan Mahfud MD terkait perkembangan kasus Ferdy Sambo.
Arteria Dahlan sampai menunjukkan bukti berupa lembaran kertas terkait dengan penyampaiannya kepada Mahfud MD.
Untuk diketahui, hari ini, Senin (22/8/2022) DPR menggelar rapat bersama Menko Polhukam, Komnas HAM, dan LPSK serta Kompolnas guna membahas perkembangan kasus hukum Ferdy Sambo, mantan Kadiv Propam Polri.
Dalam pernyataannya, Mahfud MD tampak menyentil anggota DPR RI yang terkesan diam dan tak banyak berkomentar di kasus pembunuhan Brigadir J.
Padahal kasus yang terjadi pada 8 Juli 2022 lalu itu jadi atensi satu Indonesia.
Baca juga: Pantas Mau Diadopsi Kamaruddin Simanjuntak, Ternyata Begini Hubungan Anak Ferdy Sambo dan Brigadir J
"Kalau saya bilang kok DPR diam. DPR itu awal-awalnya memang ramai. Tapi sesudah ini memanas, kok enggak ada suara dari sini ? Mana nih DPR kok diam, biar ikut bersama saya mendorong kasus ini. Hukum itu kan produk politik," ungkap Mahfud MD dilansir TribunnewsBogor.com yang ditayangkan Kompas TV dalam TV Parlemen.
Menko Polhukam sekaligus Ketua Kompolnas itu pun membahas soal DPR yang tak sevokal biasanya dalam menyuarakan isu besar.
"Lalu DPR bilang 'itu Menko Polhukam enggak tahu undang-undang bahwa DPR itu tidak boleh ikut campur'. Lah kok dulu ikut campur terus ? Kasus Brotoseno itu berhasil karena DPR yang ngomong. Urusan pencabulan santri ngomong, urusan apa ngomong, karena saya tunggu-tunggu (DPR bereaksi soal kasus Brigadir J)," pungkas Mahfud MD.
Menanggapi sentilan Mahfud MD, Arteria Dahlan memberikan komentar.
Diakui Arteria, ia dan timnya sebenarnya tetap mengawal kasus Ferdy Sambo yang terlibat pembunuhan berencana Brigadir J namun tak terendus saja.

Lagipula diakui Arteria Dahlan, anggota DPR enggan membuat kegaduhan baru dengan terus mengomentari kasus yang pengusutannya sedang dilakukan timsus bentukan Kapolri itu.
"DPR itu tidak diam Pak Mahfud, dari awal sudah bekerja tapi kami bekerja dalam keheningan, dengan spirit penghormatan antar lembaga. Baik buruknya Polri adalah baik buruknya komisi III juga, baik buruknya bangsa ini. Kita tidak genit, dan kita tidak berusaha untuk membuat kegaduhan baru yang tidak penting," imbuh Arteria Dahlan.
Lebih lanjut diungkap Arteria Dahlan, anggota DPR tidak bisa bekerja hanya karena adanya tekanan dari publik.
Baca juga: Terungkap Peran Putri Candrawathi dalam Pembunuhan Brigadir J, Pakar: Kejahatan Berat Harus Ditahan
Tapi hal itu tidak membuat DPR apatis terhadap isu yang sedang berkembang di khalayak.
"DPR tidak bisa bekerja karena tekanan publik semata. Kami berusaha untuk mencari jalan yang terbaik. Kita tidak juga akan merubah tatanan, jutaan kasus yang sama akan menuntut perlakuan yang sama oleh DPR. Bukannya kita diam kok. Kami memantau Komnas HAM, LPSK, Kompolnas, timsus," ujar Arteria Dahlan.
Mengurai penjelasan lebih lanjut, Arteria Dahlan pun balik mengkritisi aksi Mahfud MD yang terus menanggapi kasus Ferdy Sambo.
Hal itu terkait dengan tugas Mahfud MD sebagai Ketua Kompolnas.
"Saya bicara mengenai tertib bernegara, dalam melaksanakan tugas, Kompolnas itu berpedoman pada prinsip tata pemerintahan yang baik. Menjaga fungsi pengawasan terhadap kinerja Polri. Saya enggak tahu, pembunuhan itu bagian dari pengawasan kinerja atau individu Polri," kata Arteria Dahlan.

"Pasal 13 mengatakan, wajib menjaga kerahasiaan keterangan, ini penting. Tapi saya melihat Pak Mahfud lebih menimbang manfaat ketimbang mudarat. Pak Mahfud, setiap ucapan bapak, penuh makna, setiap ucapannya fenomenal, uniknya lagi akurat, berlanjut, terbukti semua, faktual, valid," sambungnya.
Penasaran, Arteria Dahlan pun bertanya soal isu yang sempat dihembuskan Mahfud MD terkait sosok Ferdy Sambo.
"Saya bingung, ada pernyataan bapak mengenai Sambo rancang skenario yang menghubungi Kompolnas hingga DPR. Siapa nih anggota DPR yang dihubungi Sambo ?. Kedua akan ada tersangka baru, bahkan Pak Mahfud mengatakan penetapan tersangka tidak boleh hanya berhenti di Bharada E, RR, Kuwat Maruf, FS, istri Sambo, Pak Mahfud mengatakan tidak boleh berhenti sampai istri Sambo," ujar Arteri Dahlan.
Baca juga: Antisipasi Putri Candrawathi Melarikan Diri, Polri Ungkap Alasan Istri Ferdy Sambo Belum Ditahan
Bukan cuma bertanya, Arteria Dahlan bahkan membawa lembar cetak yang menggambarkan diagram kekaisaran Ferdy Sambo.
Ia lantas meminta penjelasan Mahfud MD terkait kebenaran dari diagram Ferdy Sambo yang disebut-sebut punya kerajaan 'tersendiri' di Mabes Polri.
"Mengenai kerajaan Sambo, sangat berkuasa di Mabes, seperti Sub Mabes. Ini diagram kaisar Sambo ini, bener enggak sih ini ? Ini diagramnya banyak. Kemudian mengenai motif, tadi bapak tidak mau mengatakan tidak mau terbuka, Prof mengatakan motifnya sensitif, menjijikan, hanya didengar orang dewasa, seakan-akan kita nonton film porno," tanya Arteria Dahlan.
Menjawab pertanyaan Arteria Dahlan, Mahfud MD singkat.

Diakui Mahfud MD, ia tidak tahu soal diagram kekaisaran Ferdy Sambo yang disebutkan Arteria Dahlan.
"Diagram itu pun saya tidak tahu sama sekali. Saya punya datanya banyak tapi tidak pernah dibahas, karena itu di luar perkara ini. Saya juga tidak tahu sumbernya dari mana," kata Mahfud MD.
Pun dengan motif kasus yang disebutkan Arteria Dahlan.
Menurut Mahfud MD, motif tersebut harusnya dijelaskan langsung oleh Polri, bukan dirinya.
"Termasuk motif, kalau hanya boleh didengar orang dewasa. Kasus pertama kan pelecehan, apakah memaksa buka baju dalam atau memperlihatkan barang tertentu, itu kan hanya bisa didengar orang dewasa. Kalau hubungan cinta segitiga segiempat, itu biar dikonstruksi oleh polisi," jawab Mahfud MD.
Kembali bertanya, Arteria Dahlan kali ini to the point.
Baca juga: Eks Penasihat Ahli Didesak Jadi Tersangka Kasus Brigadir J, Fahmi Alamsyah Bantah Tegas Tudingan Ini
Arteria Dahlan ingin tahu siapa yang menyebar isu anggota DPR menerima amplop dari kasus Ferdy Sambo.
Mendengar pertanyaan itu, Mahfud MD menjawabnya cepat.
"Pertanyaan saya, bagi saya menyakitkan tatkala dikatakan DPR terima amplop cokelat dari kasusnya Ferdy Sambo, itu butuh penjelasan prof," tanya Arteria Dahlan.
"Banyak sekali hal yang sebenarnya tidak saya katakan dibilang tidak dikatakan. Misalnya, kapan saya pernah bilang DPR itu nerima amplop ? ndak pernah saya bilang. Saya bilang LPSK, bukan menerika tapi diberi, itu juga saya dengarnya dari LPSK," jawab Mahfud MD.(*)