Polisi Tembak Polisi
Sebut Tuduhan Mengerikan, Pria Plontos Ini Geram Narasi Pelecehan Seksual Putri Candrawathi Diungkit
Inisiator Tim Advokat Penegak Hukum dan Keadilan geram soal narasi pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi diungkit kembali
Penulis: Siti Fauziah Alpitasari | Editor: Soewidia Henaldi
Lanjut Saor Siagian menambahkan, adanya pelanggaran HAM terkait hilangnya hak hidup Brigadir J, sehingga dirinya menyindir keberadaan Komnas Perempuan.
“Pernah gak Komnas Perempuan berpikir 100 lebih ibu, istri atau yang punya istri kemudian dia kehilangan hak dugaan hak hidup, hak bekerja ada juga hak ajasinya Yosua, tangisan daripada ibu Yosua dalam kearifan lokal mereka,” jelasnya.
Tak hanya itu, Saor Siagian juga menyinggung soal tangisan tingkat kematian dalam tradisi suku Batak, dimana sebenarnya terdapat kematian yang tidak ditangisi lagi.

Namun berbeda dengan kematian Brigadir J yang dibunuh secara berencana oleh Ferdy Sambo CS, dirinya menyebut bahwa kematian mendiang disebut leher putus.
“Leher putusnya adalah dimana dia tidak lagi bisa keturunan setelah dia bekerja tiba-tiba yang ada kematian, inilah yang terjadi,” terangnya.
Inisiator TAMPAK itu juga mempertanyakan, bagaimana nasib anak-anak perempuan yang terancam, dan dimana Komnas Perempuan berada.
Baca juga: Ngotot Ungkit Dugaan Pelecehan Putri Candrawathi, Komnas HAM Dikritik Tajam Guru Besar Ilmu Pidana
Apakah Komnas Perempuan pernah mengatakan pihaknya terancam.
Apakah Komnas Perempuan berpikir sibuk, lalu penundaan dan penahan istri Ferdy Sambo itu layak dan membangun adanya dugaan pelecehan seksual.
“Menurut saya ini adalah tuduhan yang mengerikan, kami sangat kecewa karena telah di SP3 (Surat Perintah Penghentian Penyidikan) oleh penyidik,” pungkasnya.
"Bayangkan saat pertemuan mereka di Polda Metro misalnya, beberapa pihak lembaga yang sebenarnya ada orang yang terbunuh, malah didiskusikan bagaimana LPSK memberikan perlindungan kepada Putri Candrawathi," lanjutnya.

Saor Siagian secara tegas mengatakan, secara perspektif pihaknya meminta dikritisi oleh Komnas Perempuan terkait pertemuan tersebut.
"Pertemuan ini kan pertemuan gelap, di situ terbukti sudah ada namanya abstract of justice, kita minta penyidik untuk terbuka mengingat daripada pesan Presiden harus terbuka," tandasnya.
Baca juga: Koar-koar Jadi Korban Pelecehan, Sikap Putri Candrawathi di Mako Brimob Malah Bikin Psikolog Bingung
Tanggapan Komas Perempuan
Diberitakan sebelumnya, Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah menceritakan temuan-temuanya terkait kasus dugaan kekerasan seksual terhadap Putri Candrawathi.
Diakui Komnas Perempuan, ada dua hal penting perihal temuan barunya.