Udara Bersih Kota Bogor Mendekati Ambang Tak Sehat, DLH Ungkap Faktor Penyebabnya
Kepal Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor Deny Wismanto menjelaskan, bahwa kualitas udara di Kota Bogor masih bisa diterima oleh masyarakat.
Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Yudistira Wanne
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor harus serius memperbaiki kualitas udara di Kota Bogor.
Pasalnya, kondisi udara bersih di Kota Bogor saat ini mendekati ambang batas tidak sehat.
Berdasarkan data pada Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) per hari Selasa (6/9/2022) sekitar pukul 14.35 menunjukan status sedang dengan angka Pm2.5 sebesar 97.
Status sedang itu pun per hari Rabu (7/9/2022) pukul 13.14 WIB, masih bertahan namun angka Pm2.5 saat ini berada di angka 69.
Dalam indikator, udara yang baik itu berada di angka 0-50 Pm2.5, kualitas sedang 51-100, kualitas tidak sehat 101-200, dan kualitas berbahaya berada di 201.
Meskipun masih berada di kategori sedang kualitas udara di Kota Bogor harus diantisipasi.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor Deny Wismanto menjelaskan, bahwa kualitas udara di Kota Bogor masih bisa diterima oleh masyarakat.
Walaupun diakuinya, udara di Kota Bogor masih dalam kategori sedang.
"Begitu kuning (tidak sehat) saya cari sebabnya. Tapi, sejauh ini memang kategori Bogor dalam kategori sedang (biru). Itu artinya masih bisa diterima masyarakat," kata Deny saat dijumpai TribunnewsBogor.com diruang kerjanya.
Kategori sedang ini, sambung Deny, memang sering terjadi pada Pm2.5 yang dimana kategori ini merupakan hasil dari partikulat debu.
"Untuk yang terjadi memang karena debu. Debu, pembangunan, kemudian bakar sampah yang sering terjadi Untuk emisi gas di Pm10 itu fluktuatif. Tapi, bisa dilihat sendiri, emisi gas dari bensin, solar, masih dalam kategori hijau kalau itu," sambungnya.
Meski begitu, Deny tidak menampik, bahwasanya udara di Kota Bogor pernah masyk ke dalam kategori tidak sehat (kuning).
Dimana saat itu, kualitas udara Pm2.5 menembus ambang batas sedang.
"Itu pernah terjadi. Kita langsung cari tahu sebabnya. Ternyata, karena ada pembakaran sampah, dan pembangunan. Jadi, debu dan asap itu yang tertangkap alat," katanya.