Insiden Arema vs Persebaya

Cerita Mencekam Tragedi Kanjuruhan Malang, Terdengar Jeritan Wanita hingga Anak-anak yang Terkapar

Salah satu suporter Arema FC berhasil selamat dari maut tragedi kericuhan di Stadion Kanjuruhan. Dirinya menceritakan detik-detik jeritan wanita.

Penulis: Siti Fauziah Alpitasari | Editor: Tsaniyah Faidah
Kolase berbagai sumber
Sosok suporter Arema FC berhasil selamat dari maut kericuhan di Stadion Kanjuruhuan pada Sabtu (2/10/2022). Hingga beberkan detik-detik dirinya mendengar teriakan hingga anak-anak terkapar yang sesak napas akibat gas air mata. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Dunia sepak bola tanah air sedang berduka.

Hal itu tertuju pada tragedi kericuhan suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur pada Sabtu (2/10/2022) malam kemarin.

Kericuhan bermula pasca Arema FC kalah telak dari Persebaya dengan skor 2-3.

Ratusan nyawa korban jiwa melayang seketika.

Bahkan ratusan korban luka-luka yang terkena imbas kericuhan pada malam itu, saat ini tampak memenuhi sejumlah rumah sakit yang berada di kawasan Malang, Jawa Timur, untuk memulihkan kondisi.

Dilansir TribunnewsBogor.com dari akun twitter @RezqiWahyu_05 pada Minggu (2/10/2022), Rezki merupakan salah satu suporter Aremania yang selamat dari tragedi kericuhan.

Rezqi tampak menjelaskan kronologi versi dirinya saat detik-detik kericuhan pada malam itu.

Baca juga: Perban Putih Jadi Saksi Amukan Suporter Arema FC, Wanita Berbaju Hitam Memelas hingga Alami Trauma

Tak lupa dirinya mengawali ungkapan belasungkawa terhadap para korban yang berjatuhan atas tragedi kericuhan di stadion.

Bahkan, dirinya juga bersyukur lantaran selamat dari tragedi tersebut.

“Disini saya akan coba menceritakan kronologi insiden yang terjadi di kanjuruhan 1 oktober 2022. Dari awal saya masuk stadion (kondisi pemain sedang pemanasan) semua berjalan aman dan tertib hingga kick off pukul 20.00 WIB,” tulis Rezki dalam akun twitter.

Menurut Rezqi, pada saat kick off dimulai, pertandingan berjalan dengan lancar.

Namun suporter Arema FC sudah mulai melontarkan psywar ke arah pemain Persebaya.

Usai jeda istirahat di babak pertama, mulai timbul kericuhan sedikit dua hingga tiga kali di tribun 12-13 dalam Stadion Kanjuruhan.

Namun menurutnya, hal tersebut langsung diamankan oleh pihak yang berwenang.

Dilanjutkan dengan babak ke-2, tim Persebaya diketahui pada saat itu berhasil mencetak gol yang ke-3.

Sementara Arema FC semakin tampil menyerang menggempur gawang Persebaya, namun sayang tidak ada gol yang tercipta.

“Semakin banyak serangan, semakin gemas juga kita sebagai suporter menontonnya,” kata Dia.

Hingga suara peluit akhir pun berbunyi, tanda kemenangan Persebaya mengalahkan Arema FC.

Yang dimana Arema FC harus menerima kekalahan, lantaran sudah tidak mampu menambahkan gol ke gawang Persebaya.

“Setelah peluit di bunyikan, para pemain arema tertunduk lesu dan kecewa,” tulisnya.

Baca juga: Ada di Antara Gerombolan Suporter, Bocah 11 Tahun Selamat dari Insiden Arema, Orangtuanya Meninggal

“Pelatih Arema dan Manager tim mendekati tribun timur dan menunjukkan gestur minta maaf ke suporter,” sambungnya.

“Disisi lain, ada 1 orang supporter yang dari arah tribun selatan nekat masuk dan mendekati sergio silva dan maringa. Terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada mereka,” jelasnya.

Lanjut Rezqi menambahkan, lalu disusul dengan beberapa oknum yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema FC.

Saat itu menurutnya terlihat dari pemain bernama John Alfarizie yang mencoba memberikan pengertian kepada sejumlah oknum.

Namun, semakin banyak oknum suporter berdatangan, semakin ricuh kondisi stadion lantaran dari berbagai sisi stadion ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain.

Diikuti dengan lemparan berbagai macam benda ke arah lapangan.

Hingga pada akhirnya, amarah para supoter semakin tidak terkendali. Para pemain pun digiring masuk ke dalam ruang ganti dengan kawalan pihak berwajib.

“Setelah pemain masuk, suporter makin tidak terkendali dan semakin banyak yang masuk ke lapangan,” jelasnya.

Suporter Arema FC, Aremania turun kedalam stadion usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). Aremania meluapkan kekecewaannya dengan turun dan masuk kedalam stadion usai tim kesayangannya kalah melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3
Suporter Arema FC, Aremania turun kedalam stadion usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). Aremania meluapkan kekecewaannya dengan turun dan masuk kedalam stadion usai tim kesayangannya kalah melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 (SuryaMalang.com)

Pihak Kepolisian Masuk dan Diserang

Di sisi lain menurut Rezqi, pihak aparat saat itu melakukan berbagai upaya agar memukul mundur para suporter.

Namun Rezqi menilai hal tersebut sangatlah kejam dan sadis.

Pasalnya suporter dipentung oleh para aparat dengan tongkat panjang.

“1 suporter di keroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lainnya. Tapi saat aparat memukul mundur suporter di sisi selatan, suporter dari sisi utara menyerang ke arah aparat,” ungkapnya.

Melihat hal itu, suporter tampak semakin kompak masuk ke dalam lapangan hingga kondisi menjadi tidak kondusif.

Hal tersebut membuat pihak kepolisian terpaksa menembakkan beberapa kali gas air mata ke arah suporter di lapangan dengan silih berganti suporter menyerang aparat dari arah dua sisi.

Baca juga: Tembakan Gas Air Mata Langgar Aturan FIFA, Ini yang Akan Terjadi Jika Terkena Kulit Wajah

Kondisi Semakin Mencekam

Kondisi stadion tampak mulai mencekam, bagaimana tidak. Menurut kesaksian Rezqi, saat itu stadion dihujani lemparan benda dari sisi tribun penonton.

Hingga aksi tembak menembak gas air mata ke arah suporter membuat stadion semakin tak terkendali.

Terhitung puluhan gas air mata sudah ditembakkan ke arah suporter.

Bahkan menurut Rezqi, gas air mata juga diluncurkan ke arah tribun penonton.

Kepanikan para penonton di tribun pun semakin ricuh.

Pasalnya, para penonton saling berdesakan dan berlarian untuk mencari pintu keluar.

Sayang, pintu keluar stadion sudah penuh baknya semut berjejer.

Sehingga para penonton Arema FC vs Persebaya mengalami sesak napas lantaran terkena gas air mata.

“Banyak ibu-ibu, wanita-wanita, orang tua dan anak anak kecil yang terlihat sesak gak berdaya, gak kuat ikut berjubel untuk keluar dari stadion,” terangnya.

“Mereka sesak karena terkena gas air mata. Seluruh pintu keluar penuh dan terjadi macet,” jelasnya.

“Di pintu keluar, di luar stadion banyak yang terkapar dan pingsan karena efek terjebak di dalam stadion yang penuh gas air mata,” lanjutnya.

Rezqi juga membeberkan kondisi saat di luar stadion Kanjuruhan pun ikut mencekam.

Pasalnya, banyak suporter yang lemas bergelimpangan hingga suara teriakan dan tangisan wanita.

Tak hanya itu, dirinya juga menjelaskan apa yang ia lihat pada malam itu.

Dimana para suporter berlumuran darah, mobil hancur, terdengar kata-kata makian dan amarah sudah tercampur aduk.

Mengerikannya lagi tampak batu batako, besi hingga bambu berterbangan pada malam mencekam itu.

Titik Terendah

Menurutnya, hal tersebut merupakan titik terendahnya sebagai suporter selama 15 tahun ini.

Dirinya tampak tak mempercayai bahwa akan adanya insiden yang memakan ratusan jiwa korban akibat kekecewaan.

“Selama saya jadi suporter arema...Saya dikenalkan Arema oleh orang tua saya saat tahun 2007 hingga saat ini,” pungkasnya.

“Hari ini 1 Oktober 2022 adalah titik terendah saya menjadi seorang supporter
Saya masih belum percaya menyaksikan saudara-saudara saya dengan kondisi seperti ini,” lanjutnya.

“Saya sangat terpukul dengan adanya insiden ini dan semoga kejadian ini adalah yang terahir di semua cabang olahraga & hiburan, khususnya di sepak bola,” tutupnya.

127 Orang Jiwa Meninggal

Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta membeberkan tragedi Stadion Kanjuruhan selepas laga  Arema FC vs Persebaya Surabaya yang menelan ratusan korban jiwa, Sabtu (1/10/2022) malam.

Insiden tersebut membuat 127 nyawa melayang. Dua korban tewas di antaranya anggota Polri.

Baca juga: Ratusan Korban Jiwa Melayang, Arema FC Berpotensi Dilarang Jadi Tuan Rumah di Sepanjang Musim Ini

"Dalam peristiwa tersebut 127 orang meninggal dunia. Dua di antaranya anggota Polri. Yang meninggal di stadion ada 34 sisanya di rumah sakit saat upaya proses penolongan. Selain itu, 180 orang masih dalam proses perawatan dilakukan upaya penyembuhan," ungkap Irjen Nico Afinta.

Irjen Nico Afianta menduga kuat salah satu penyebab jatuhnya korban lantaran kehabisan oksigen akibat berdesakan.

"Suporter keluar di satu titik. Kalau gak salah di pintu 10 atau pintu 12. Di saat proses penumpukan itu terjadi berdesakan sesak napas dan kekurangan oksigen."

"Tim gabungan sudah melakukan upaya penolongan dan evakuasi ke rumah sakit," jelasnya.

Luka Cidera Kepala

Menurut Direktur RS Syaiful Anwar Malang, Kohar Hari Santoso kondisi luka para korban kericuhan suporter bervariasi.

Mulai dari luka ringan akibat terkena tembakan gas air mata, luka patah tulang hingga cidera di kepala.

“Saya kira detailnya tidak usah di sampaikan, tapi ada trauma di kepala,” kata Kohar Hari Santoso dilansir TribunnewsBogor.com dari kompas TV pada Minggu (2/10/2022).

Kericuhan suporter Aremania pasca Arema FC cala tela dari Persebaya dengan skor 2-3 pada Sabtu (1/10/2022) malam. Imbas kerusuhan ratusan korban jiwa luka-luka hingga meninggal dunia. Luka rata-rata dialami korban di Bagian Kepala hingga alami trauma.
Kericuhan suporter Aremania pasca Arema FC cala tela dari Persebaya dengan skor 2-3 pada Sabtu (1/10/2022) malam. Imbas kerusuhan ratusan korban jiwa luka-luka hingga meninggal dunia. Luka rata-rata dialami korban di Bagian Kepala hingga alami trauma. (Kolase Kompas TV)

“Rata-rata cidera di kepala karena ke jepit ya, jadi adanya trauma di kepala dan di dada,” sambungnya.

Dirinya juga mengatakan dalam penanganan jenazah sebagian masih dilakukan identifikasi.

“Sebagian dari jenazah udah tapi disini kami masih identifikasi karena masih ada yang tidak teridentifikasi,” bebernya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved