Insiden Arema vs Persebaya
Disebut Lirik Pembawa Maut, Yel-yel Suporter Arema FC Jadi Sorotan Warganet: Serem Banget!
Lirik tel-yel suporter Aremania jadi sorotan warganet usai tragedi Kanjuruhan Malang. Hingga disebut lagu pembawa maut.
Di babak kedua, Aremania kembali cemas lantaran klub kebanggaan mereka tak bisa mengejar skor Persebaya Surabaya.
Seusai pluit babak kedua dibunyikan, Arema pun harus berbesar hati mengakui kekalahan dengan skor 2-3.
Pemain Arema FC, kata Purwanto, sempat meminta maaf kepada Aremania.
Tak terima dengan kekalahan Arema FC, Aremania kemudian turun menuju ke area dalam stadion.
"Kejadian terpenting ada di akhir babak kedua seusai Arema FC tidak bisa mengembalikan kedudukan setelah Persebaya Surabaya unggul 3 gol pada babak kedua."
"Saat itu, usai laga, para suporter mulai memanas. Pemain Arema FC mendatangi tribun untuk mengucapkan permintaan maafnya kepada suporter."
"Usai para pemain meminta maaf, tiba-tiba suporter di beberapa titik mulai memasuki area dalam stadion."
Tak ingin kejadian kericuhan menjadi runyam, petugas pengamanan kemudian melakukan upaya-upaya pencegahan dan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke lapangan.
Salah satunya dengan menembakkan gas air mata.
Hal itu, kata Purwanto, yang menyebabkan para suporter berusaha keluar stadion untuk menyelamatkan diri.
Penumpukan suporter kemudian memicu berdesakan hingga membuat tragedi maut itu terjadi.
"Saat itu beberapa petugas mulai mengamankan, namun kondisi justru tidak kondusif sehingga petugas berusaha mengamankan dengan cara yang cukup signifikan saat para suporter memasuki area dalam stadion. Di situ terjadi kerusuhan."
Baca juga: Flag Off KADIN Fun Run 2022, Ridwan Kamil Ajak Doakan Korban Kerusuhan
"Usai laga, kerusuhan terjadi cukup lama. Petugas medis juga terbatas sehingga beberapa petugas kewalahan. Akhirnya para awak media juga menolong korban yang terkena gas air mata."
"Jadi pada saat kerusuhan, pihak kepolisian menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton. Terjadi crowded, karena penonton kaget dan panik."
"Mereka akhirnya memasuki area dalam stadion Kanjuruhan. Mereka berdesakan untuk menyelamatkan diri keluar stadion." Itulah yang menyebabkan banyak korban berjatuhan."
"Mereka sesak nafas karena gas air mata, terus berjubel sehingga sebagian ada yang terinjak," terang Purwanto.
Sumber : TribunnewsMaker.com