Ini Botol Plastik Paling Banyak Menyampah di Ciliwung, KLHK Usulkan Size Up Produk

Tak hanya botol plastik, sejumlah merek makanan, deterjen dan perawatan tubuh juga jadi penyumbang sampah di bantaran sungai Ciliwung.

TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat
Susur Sungai Ciliwung oleh TribunnewsBogor.com di Delta 15 Sungai Ciliwung sebagai bentuk kepedulian terhadap Sungai Ciliwung, Rabu (28/9/2022). 

Sampah organic yang terkumpul antara lain, makanan sisa, dedaunan dan limbah sayuran.

Sampah plastik bermerek yang dianalisis meliputi sachet sekali pakai, botol plastik, botol minuman air mineral, minuman kemasan plastik, kaleng minuman, deodoran semprot.

Pemilahan dilakukan selama priode waktu 29 September- 2 Oktober 2022.

Sampah plastik yang dipilah tim KPC dan TribunnewsBogor berdasarkan hasil pengumpulan sampah yang dilakukan sejak tanggal 22-27 September 2022.

"Sampah yang berada di Sungai Ciliwung saat ini masih terbilang banyak, dikarenakan teman-teman KPC yang menyaksikannya langsung," ujar Suparno Jumar relawan Komunitas Peduli Ciliwung.

Hasil “Brand Audit Sampah Plastik di Bantaran Sungai Ciliwung Wilayah Kota Bogor” ini dipaparkan dalam peringatan hari jadi ke-7 Tribunnews Bogor, dan dilanjutkan dengan diskusi lingkungan bertema “Ciliwung Milik Kita” yang digelar pada Selasa, (4/10/2022).

Komar pria asal Pulau Pramuka, Jakarta, yang berhasil menemukan BBM Solar dari bahan dasar limbah plastik, yang di mana saat ini sedang mencoba untuk mengumpulkan 500 kilogram sampah plastik di Bogor di Kantor TribunnewsBogor, Sabtu (1/10/2022)
Proses pemilahan sampah plastik sesuai mereknya yang dilakukan relawan dan tim Komunitas Peduli Ciliwung.(TribunnewsBogor.com/Reynaldi Andrian Pamungkas)

Tak pelak, temuan sampah botol plastik ini mendapat perhatian khusus dari peserta diskusi.

Dorongan agar botol dan gelas plastik diperbesar (Size up) agar mudah dikelola supaya tidak tercecer dan gampang didaur ulang pun mengemuka.

“Botol air mineral itu harus segera dihentikan produksinya (phase out), minimal ukuran botol yang diizinkan di pasaran nantinya hanya yang berukuran 1 liter,” kata Ujang Solihin Sidik, Kasubdit Tata Laksana Produsen Direktorat Pengurangan Sampah KLHK, salah satu narasumber dalam acara bincang-bicang tersebut.

Temuan dari hasil brand audit ini sejalan dengan data persampahan di Indonesia.

Berdasarkan data, gelas plastik (berikut sedotan) dan botol air mineral ikut mendongkrak volume sampah plastik sebesar 11,6 juta ton, atau 17 persen dari total produksi sampah nasional di Indonesia pada 2021.

Jumlah tersebut naik dua kali lipat dari satu dekade sebelumnya.

Di samping itu, produksi AMDK gelas plastik tercatat sebesar 10,4 miliar setiap tahun.

Pada segmen ini, market leader AMDK berkontribusi pada timbulan 5.300 ton sampah gelas plastik per tahun.

Sampah industri AMDK juga berasal dari botol plastik yang produksinya mencapai 5,5 miliar botol per tahun.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved